Kamis, 05 Mei 2016

Kondisi masyarakat Indonesia sebelum penjajahan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar mandiri masyarakat indoensia sebelum penjajahan merupakan bagian kedua dari bahan mata kuliah Perkembangan masyarakat dan budaya yang membahas masyarakat indonsia sebelum penjajahan yang melingkupi kerajaan hindhu budha dan kerajaan islam di indonesia.
Indoensia yang memiliki dua musim berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan sehingga berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan penduduknya. Munculnya pedagang dari india dan cina menyebabkan persebaran agama hindhu dan budha sehingga memunculkan kerajaan hindhu dan budha, sedangkan agama islam berkembang disebarkan oleh pedagang gujarat, persia, arab dan munculah kerajaan islam di indonesia.
B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi masyarakat indoensia sebelum penjajahan?
2. Sebutkan kerajaan-kerajaan yang muncul sebelum penjajahan?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui kondisi masyarakat indonesia sebelum penjajahan
2.      Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan yang muncul sebelum penjajahan






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Penjajahan
Persebaran agama dan budaya Hindu-Budha dari India ke Indonesia melalui jalur lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Sejak awal abad 1 M Indonesia telah menjalin hubungan dagang dengan negara lain. Hal ini, dikarenakan letak geografis Indonesia yang sangat strategis sehingga memungkinkan hubungan dagang dengan negara lain. Melalui perdagangan tersebut berkembanglah kebudayaan Asing termasuk India serta Agama Hindu dan Budha yang dianut oleh sebagian besar pedagang India. Agama tersebutlah yang kemudian dianut oleh raja-raja di Indonesia yang selanjutnya mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia.
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para pedagang India untuk tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan dagang.
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya perpaduan 2 budaya (akulturasi) dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1.      Bidang sosial.
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta
2.      Bidang ekonomi.
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
3.      Bidang kepemerintahan.
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4.      Bidang pendidikan.
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha. Selain kepercayaan ada beberapa seni dan budaya yang dikembangkan, yakni:
1.      Seni bangunan.
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur.

2.      Seni rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief. Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
3.      Seni sastra dan aksara
Seni sastra tampak berupa Kitab, contohnya pada masa kerajaan kadiri yakni kitab kakawin baratayudha, karya mpuh sedah dan mpuh panuluh, dan lain-lain.
Sejak tahun 400 M merupakan suatu kondisi dimana masyarakat indonesia dengan sebuah kerajaan. Beberapa bukti peninggalan hindhu dan budha merupakan sebuah kerajaan yang kemudian disusul dengan berkembangnya kerajaan islam.

B.     Kerajaan-kerajaan Sebelum Penjajahan
Beberapa kerajaan peninggalan Hindhu- Budha di indoensia yakni:
1.    Kerajaan kutai
Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Terletak di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di tempat bekas berdirinya Kerajaan Kutai ditemukan 7 batu bersurat atau prasasti berbentuk yupa, prasasti berupa yupa yaitu tugu batu yang digunakan dalam upacara kurban. Yupa ini bertuliskan huruf Pallawa dan Bahasa Sankserta, diperkirakan berasal dari tahun 400 M.
Ada sejumlah informasi yang dapat diketahui dari prasasti-prasasti Kutai itu, antara sebagai berikut:
a.         Raja pertama yang memerintah Kutai bernama Kudungga. Nama itu jelas bukan nama Hindu, melainkan nama Indonesia asli.
b.         Raja Kudungga memiliki putra bernama Aswawarman. Dalam salah satu prasasti, Aswawarman disebut sebagai vamsakarta, artinya pembentuk keluarga (dinasti).
c.         Raja Aswawarman mempunyai tiga orang putera, yang terkenal diantaranya adalah Mulawarman.
d.        Raja Mulawarman disebutkan sebagai seorang raja besar yang sangat mulia dan baik budinya. Kebaikan raja itu diwujudkan dalam pemberian hadiah atau sedekah yang berlimpah. Untuk memperingati kemurahan raja itulah, para brahmana mendirikan yupa.
e.         Besarnya hadiah Mulawarman itu tercantum dalam yupa. Dikatakan, sang raja yang mulia dan terkemuka, telah memberikan sedekah 1000 ekor sapi.
2.      Kerajaan tarumanegara
Kerajaan Hindu ini terletak di dekat sungai Citarum, Jawa Barat. Kerajaan ini di perkirakan berdiri tahun 450 M. Nama raja yang memerintah pada masa itu adalah Purnawarman. Ada 7 prasasti yang berasal dari Tarumanegara. Lima diantaranya ditemukan di derah Bogor, Jawa Barat. Satu prasasti ditemukan di daerah Tugu, Cilincing, Jakarta Utara, dan satu lagi ditemukan di Lebak, Jawa Barat. 7 prasasti tersebut antara lain Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Muara Ciaten, dan Prasasti Lebak.
3.      Kerajaan sriwijaya
Keterangan mengenai kerajaan sriwijaya diperoleh dari berita perjalanan I-Tsing, seorang pendeta Budha dari Cina. Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berada di Sumatra Selatan. Selain dari I-Tsing, keterangan mengenai Sriwijaya juga diperoleh dari Prasasti-prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno antara lain :
a.         Prasasti Kedukan Bukit, isi prasasti menyatakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (sidhayarta) dengan perahu dan membawa 2.000 orang.
b.        Prasasti Talang Tuwo, isi prasasti menyatakan pembuatan taman bernama Sriksetra. Taman itu dibuat oleh Dapunta Hyang untuk kemakmuran semua makhluk.
c.         Prasasti Telaga Batu, isi prasasti menyatakan kutukan bagi rakyat yang melakukan kejahatan dan tidak taat pada perintah raja.
d.        Prasasti Kota Kapur, isi prasasti menyatakan usaha Kerajaan Sriwijaya untuk menaklukkan Jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya.
e.         Karang Berahi, isi prasasti menyatakan permintaan dewa agar menjaga Kerajaan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat.
Agama islam mulai berkembang dijazirah arab pada tahun 622M, yang bermula dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama islam masuk ke indonesia itu dengan perlahan-lahan dan bertahap, yang dimulai pada abad ke 7 M dan mulai berkembang pada abad ke 13 M. Melalui jalur perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, dan kesenian.
Beberapa kerajaan islam di indonesia, yakni:
1.      Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan samudra pasai adalah kerajaan pertama kali di indonesia. Bukti adanya kerajaan ini diperkuat oleh marcopolo, pedagang venesia yang singgah diperlak tahun 1292. Kerajaan ini terletak disamudra (panti timur aceh).kerajaan ini didirikan oleh Sultan malik Al-shaleh (1297) yang kemudian digantikan dengan putranya Sultan Muhammad. Kerajaan ini merosot pada abad ke-15. Adapun bukti sejarah peningglan kerajaan ini adalah dengan dtemukannya makam Sultan malik Al-shaleh.
2.      Kerajaan Ternate dan Tidore
Masuknya agama islam dimaluku karena pengaruh ramainya kunjungan pedagang dan para mubaligh. Salah satu mubaligh yang terkenal adalah sunan giri (gresik/ jatim) yang pernah mendirikn sebuah kerajaan pada abad XIII. Pusat pemerintahan kerajaan ternate ada di-sampalu. Raja ternate yang pertama adalah sultan zainal Abidin (1486-1500). Sedangkan untuk raja yang terkenal adalah sultan Hairun. Sultan tidore yang pertama adalah sultan manshur raja, sedngkan raja yang terkenal adalah pangeran Nuku. Antara kesultanan ternate dan tidore terjadi persaingan dalam hal memperluas kekuasaan dan perdagangan sehingga dibentuk Uli Siwa  (persekutuan sembilan)
3.      Kerajaan Demak
Islam Demak berdiri di penghujung masa berakhirnya Kerajaan Majapahit. Keadaan ini memberi peluang kepada para penguasa islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo bersepakat untuk mengangkat Raden Patah menjadi raja pertama Kerajaan Demak, dan sekaligus Kerajaan Islam pertama di Jawa.
Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke- 16 M. Raden Patah adalah keturunan raja terakhir Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V dan seorang putri cina. Setelah Raden Patah wafat, tahta Demak beralih kepada Dipati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berusia 17 tahun ketika menggantikan ayahnya sekitar tahun 1507 M. Tidak lama setelah naik tahta, ia merencanakan suatu serangan terhadap Malaka. Semangatnya semakin memuncak ketika Malaka di taklukkan oleh Portugis pada tahun 1511 M. Akan tetapi, sekitar pergantian tahun 1512-1513 M, tentaranya mengalami kekalahan besar.
Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah pada tahun 1524-1546 M. Pada masa inilah Islam dikembangkan ke seluruh tanah jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Demikian pula penaklukan Sunda Kelapa yang berakhir tahun 1527 M dan ditaklukan oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fadhila Khan. Majapahit dan Tuban jatuh ke tangan Kerajaan Demak diperkirakan pada tahun 1527 M itu juga. Selanjutnya, pada tahun 1529 M, Demak berhasil menundukkan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535), dan antara tahun 1541-1542 Lamongan, Blitar, Wirasaba, dan Kediri (1544).
Pada tahun 1546 M, dalam penyerbuan ke Blambangan, Sultan Trenggono terbunuh. Ia digantikan oleh adiknya, Prawoto. Masa pemerintahannya tidak berlangsung lama karena terjadi pemberontakan oleh adipati-adipati sekitar kerajaan Demak. Prawoto juga terbunuh oleh Aria Panangsang dari Jipang pada tahun 1549 M. Kerajaan Demak berakhir ketika Aria Panangsang di bunuh oleh Jaka Tingkir yang selanjutnya mendirikan Kerajaan Pajang.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Persebaran agama dan budaya Hindu-Budha dari India ke Indonesia melalui jalur lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Sejak awal abad 1 M Indonesia telah menjalin hubungan dagang dengan negara lain. Hal ini, dikarenakan letak geografis Indonesia yang sangat strategis sehingga memungkinkan hubungan dagang dengan negara lain
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya perpaduan 2 budaya (akulturasi) dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut
Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1. Bidang sosial.
2. Bidang ekonomi.
3. Bidang kepemerintahan.
4. Bidang pendidikan.
Bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme).
Selain kepercayaan ada beberapa seni dan budaya yang dikembangkan, yakni:
1. Seni bangunan.
2. Seni rupa
3. Seni sastra dan aksara
Beberapa kerajaan peninggalan Hindhu- Budha di indoensia yakni:
1.      Kerajaan kutai
2.      Kerajaan tarumanegara
3.      Kerajaan sriwijaya
Beberapa kerajaan islam di indonesia, yakni:
1.        Kerajaan Samudra Pasai
2.        Kerajaan Ternate dan Tidore
3.        Kerajaan Demak

4 komentar: