PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Model – Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di MI)
Dosen Pembimbing :
Drs. Nadlir, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 4 /
PGMI 4B
:
Dewi
Roikhatul Jannah NIM
D77213063
Ella Resta Angraena NIM D77213064
Erlinda Rochmatin NIMD77213065
Fakihatul Khusna NIMD77213066
Fita
Alimah NIM
D77213067
Fitri Chusnul C NIMD77213068
Frida Aprilia NIMD77213069
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
Pembelajaran PKn MI “Model – Model Pembelajaran PKn di MI”. Pada kesempatan
kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nadlir, M.Pd.I selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKn MI yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan serta pihak-pihak lainya yang telah membantu sehingga tugas Pembelajaran
PKn MI ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami
berharap tugas Pembelajaran
PKn MI ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang Model – Model Pembelajaran PKn di MI dalam Pembelajaran
PKn MI.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat kekurangan-kekurangan.
Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga
tugas Pembelajaran PKn
MI kami
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi pembaca.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk makalah Pembelajaran PKn MI kami.
Surabaya, 4 April 2015
Penyusun.
DAFTAR ISI
Halaman
judul..................................................................................................................... i
Kata
pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar
isi.............................................................................................................................. .iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.......................................................................................... .1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... .2
C. Tujuan……………………………………………………………………………....2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Menjelaskan Pengertian Model Pembelajaran……………………………………...3
B.
Macam – Macam Model Pembelajaran…………………………………………….6
C.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas
Tinggi………………...16
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan.................................................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengebangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berahlak Mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,
perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus – menerus dilakukan sebagai
antisipasi di masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa
mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan
yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun kopetensi
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika
seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang
bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk
menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari saat ini maupun
yang kan datang.
B. Rumusan Masalah
D. Bagaimana
Pengertian Model Pembelajaran?
E.
Bagaimana Macam – Macam Model Pembelajaran?
F.
Bagaimana Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas
Tinggi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Model Pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui Macam – Macam Model Pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas
Tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran PKn
Belajar secara
umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman,
dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir.Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta
mengarahkan siswa belajar. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan
prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Pembelajaran hakikatnya
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya ( mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya ) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan.
Soekanto,dkk (
dalam Nurulwati, 2002 :10) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan, aktivitas belajar mengajar.”
Sedangkan, Arends ( 2001:24 ), menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan
praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berbasis masalah, dan
diskusi kelas.
Dalam mengajarkan suatu pokok
bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model
pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan saran atau fasilitas yang
tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Jadi dapat
disimpulakan, bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Adapun model pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan yang diranang oleh guru
untuk membantu, membimbing maupun memotivasi peserta didik mempelajari suatu
informasi tentang kewarganegaraan dalam suatu proses yang telah dirancang
secara sistematis mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Teori-teori belajar modern
yang melandasi model pembelajaran
Teori belajar
pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau
bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu
teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan
siswa sebagai hasil belajar. Teori-teori belajar inilah yang melandasi model
pembelajaran, sebagai berikut :
1.
Teori
belajar konstruktivisme
Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi
sadar dan secara sadar menggunakan srtategi mereka sendiri umtuk belajar. guru
dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut
(Nur, 2002 :8).
2.
Teori
perkembangan kognitif piaget
Menurut piaget ( dalam slavin, 1994 :145 ), perkembangan kognitif
sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan
aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting
dalam model pembelajaran dari teori piaget.
a.
Memusatkan
perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya.
b.
Memperhatikan
peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
c.
Memaklumi
akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
3.
Teori
pengajaran John Dewey
Menurut John Dewewy metode reflektif di dalam memecahkan masalah
yaitu, suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir
ke arah kesimpulan-kesimpulan yang denitif.
4.
Teori
pemrosesan informasi
Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuaraikan sebagai
transformasi-transformasi informasi dari input( stimulus ) ke output ( respon
).
5.
Teori
belajar bermakna David Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Dahar,
1988 :137 ).
6.
Teori
penemuan Jerome Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh
ialah model dari Joreme Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan. Bruner
menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperiimen yang mengizinkan
mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
7.
Teori
pembelajaran Sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan
sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Teori ini
lebih menekankan pada aspek social dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa
proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas
yang belum dipelajari, namun tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka.
8. Teori
pembelajaran perilaku
Prinsip
yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah
sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut.
Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku.
B. Macam – Macam Model Pembelajaran PKn
1.
Contextual Learning (CTL)
Pembelajaran kontextual learning adalah model
pembelajaran yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi
pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari – hari.
Komponen Contextual Learning (CTL):
a.
Membuat hubungan yang bermakna antara sekolah dan
konteks kehidupan nyata.
b.
Pembelajaran mandiri yang membangun minat individu
peserta didik untuk bekerja sendiri dalam rangka mencappai tujuan yang bermakna
dengan mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari – hari.
c.
Bekerja sama untuk membantu peserta didik bekerja
secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana
berkomunikasi dengan yang lain.
2.
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan)
Pakem
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Maksudnya aktif disini bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Belajar
memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam memebangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya merima kucuran ceramah guru
tentang pengtahuan.peran aktif dari peserta didik sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yanag mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan peserta didik. Meneyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secarah penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatian tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya
waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar PAKEM dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Peserta
didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan
penekanan pada belajar.
b. Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan senagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.
c. Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan-bahan yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’.
Karakteristik Pakem
Untuk memberikan pemahaman yang baik
tentang PAKEM berikut dielaborasi secara jelas makna dari pembelajaran aktif,
kreatif, dan menyenangkan. Diketahui bahwa untuk mendefinisikan makna aktif
dalam belajar para ahli pembelajaran memiliki persepektif yang beragam berikut
diuraikan beberapa definisi tentang belajar aktif diantaranya adalah
a. Menurut
Meyers dan Jones (1993) bahwa belajar aktif meliputi pemberian kesempatan
kepada pembelajar untuk melakukan diskusi yang penuh makna,mendengar, menulis,
membaca dan merefleksi materi, gagasan.
b. Menurut
Paulson dan Faust (1990) mendeskripsikan belajar aktif secara sederhana yaitu
segala sesuatu yang dilakukan pembelajar atau peserta didik selain hanya
menjadi pendengar pasif ceramah dari pengajar.
c. Menurut
Jont Report, America Association For Education (1996) mendefinisikan belaja
sebagai suatu proses pencarian makna secara aktif oleh pembelajar atau peserta didik.
Berdasaarkan berbagai definisi diatas,dapat
dipahami bahwa pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna
melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan bedasarkan
asumsi bahwa :
1) Belajar
merupakan suatu proses, maka keaktifan peserta didik mutlak dibutuhkan dalam
pembelajran, belajar tidaklah seperti menonton olahraga. Peserta didik tidak
akan belajar banyak hanya dengan duduk di kelas dan mendengarakn guru,
mengingat tugas-tugas, dan mengajukan jawaban.
2) Seseorang
memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain, paling tidak dikenal tiga
cara belajar (gaya belajar) pada diri peserta didik yaitu visual, auditorial,
dan kenestetik.
Bedasarkan uraian belajar aktif tersebut
diatas, dapat didefinisikan beberapa hal karakteristik pembelajaran yang aktif
diantaranya sebagai berikut :
1)
Peserta didik
juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain
karena lebih banyak berinteraksi antar peserta didik.
2)
Peserta didik
tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan bebagai hal
(membaca, melihat, mendengar, melakukan, eksperimen, dan berdiskusi) yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
3)
Peserta didik
terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di
luar kelas.
Penerapan
Pakem
Untuk
mewujudkan penerapan PAKEM ada bebrapa hal yang perlu diperhatiakn oleh guru
agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan.
a. Menciptakan
pembelajaran aktif
1) Guru
bersahabat dan bersikap terbuka
Akrab,
murah senyum, menyapa nama, dan menepuk pundak adalah beberapa teknik untuk
menunjukkan bahwa guru bersahabat dengan peserta didik. Sering berinteraksi dan
terjun ke kelompok-kelompok bahkan duduk di bangku kerja kelompok peserta didik
menunjukkan guru yang akrab.
2) Guru
mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban peserta didik
Pertanyaan
yang seharusnya diajukan oleh guru adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengundang
banyak jawaban dari peserta didik. Sebagai misal guru dapat membawa sesuatu
yang ditaruh dalam kotak, lalu peserta didik diminta menduga apa yang dibawa
oleh guru tersebut? Kegiatan semacam ini akan mengundang banyak jawaban
sehingga banyak peserta didik yang terlibat atau perpendapat di kelas.
3) Guru
merespon dan menghargai semua jawaban peserta didik
Setiap
jawaban peserta didik hendaknya diberikan reward oleh guru sungguhpun jawaban
tersebut sesungguhnya kurang mengena. Reward dapat berupa, acungan jempol, atau
tepuk di pundak. Dalam hal ini guru juga
perlu memberikan balikan yang positif dan tolaran terhadap jawaban yang kurang
tepat. Respon positif guru akan mengembangkan motivasi tersendiri bagi peserta
didik.
b. menciptakan
pembelajaran kreatif
1) guru
membangun lingkungan belajar yang kretif
sikap
dan tindakan kretif dapat didorong dengan lingkungan sekitar yang krestif pula.
Guru dapat mendorong kreativitas peserta didik dengan cara membangun lingkungan
kelas yang kreatif. Pemanfaatan bahan-bahan bekas sebagai piranti kelas,
pemajangan hasil karya peserta didik, majalah dinding merupakan beberapa teknik
merangsang kreativitas peserta ddik.
2) Guru
memberi kesempatan peserta didik menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas
Tugas
mandiri dapat diberikan kepada peserta didik untuk menuangkan ide-ide
kretivitasnya utamanya dalam bentuk hasil karya peserta didik.
3) Guru
menghargai dan memajangkan hasil karya peserta didik
Ketika
peserta didik menghasilkan karya tertentu, guru dapat memberikan umpan balik
yang meningkatkan harga diri positif mereka. Lebih lanjut menayangkan atau
memajang hasil karya siswa merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap
hasil karya peserta didik
c. Menciptakan
pembelajaran efektif
1) Guru
memberikan tugas dengan jelas
Memberikan
tugas dengan jelas merupakan salah satu faktor penting agar pemeblajaran
berjalan dengan efektif. Seringkali kita tidak menyadari bahwa tugas-tugas yang
kita berikan belum dipahami sepenuhnya oleh peserta didik. Hal ini akan
berakibat tugas tidak terselesaikan dengan baik, peserta didik salah
mengerjakan tugas ataupun peserta didik perlu penjelasan lanjutan.
2) Guru
memperhatikan waktu
Setiap
kali guru memberikan tugas misalnya untuk eksplorasi atau persiapan diskusi,
guru perlu menentukan batas waktu. Penentuan batas waktu ini maksudnya agar
peserta didik dapat menyelesaikan kerja tepat pada waktunya.
3)
Guru memanfaatkan
sumber belajar dan media belajar yang tepat
Sebagaimana
telah diketahui, peserta didik lebih mudah memahami konsep jika guru melibatkan
peserta didik pada pengalaman nyata.
Oleh
karenannya, guru haruslah cermat dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar
dan media belajar khususnya yang terdapat di sekitar sekolah.
d. Menciptakan
pembelajaran menyenangkan
1) Guru
tampil semangat, antusias, dan gembira
Penampilan
guru merupakan faktor utuma terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Guru yang murah senyum, antusias, dan gembira akan membangkitkan suasana aman
bagi peserta didik.
2) Guru
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
Salah
satu indikator suasana pembelajaran yang kondusif adalah jaminan rasa aman
secara psikologis. Balikan positif dari guru, komentar yang toleran terhadap
pendapat yang kurang tepat, serta “ tidak ada ide yang jelek” merupakan
beberapa contoh suasana yang menjamin rasa aman siswa untuk berpartisipasi di
kelas.
3) Guru
memanfaatkan energizer dan humor
Bagaimana
baiknya pembelajaran dilaksanakan, kadangkala peserta didik juga mengalami
kejenuhan. Pada saat ini guru dapat menampilkan game atau energizer sehingga
kelas menjadi segar kembali. Ice breaker juga dapat dimanfaatkan umumnya untuk
memecahkan kebekuan suasana ketika peralihan dari satu pelajaran ke pelajaran
lainnya. Akan lebih baik jika guru mampu menyelipkan humor-humor ringan di
sela-sela pembelajaran atau presentasinya.
3.
Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran
Kooperatif
Ada
beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran
kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic
skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk
interpersonal skill
a. Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif antara lain:
1) Berikan
informasi dan sampaikan tujuan
serta skenario pembelajaran.
2) Organisasikan
peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3) Bimbing
peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4) Evaluasi.
5) Berikan
penghargaan (reward)
b. Jenis-Jenis
Pembelajaran Kooperatif
Ada
berbagai macam jenis-jenis pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Tipe STAD(Student Team Achievement Divisions)
Tipe
STAD terdiri dari 5 komponen yakni:
a) Presentasi
Kelas.
b)
Pembentukan Tim.
c)
Kuis.
d)
Perubahan/perkembangan
skor individu.
e)
Pengakuan tim.
2)
Tipe
KI (Kelompok Investigasi)
Langkah-langkah
model ini adalah:
a)
Kemukakan
masalah/pertanyaan berdasarkan dari hasil pengamatan.
b)
Kegiatan
kelompok kooperatif untuk menjawab masalah (pengamatan lebih lanjut atau eksperimen).
c)
Melaporkan hasil
kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
d)
Penghargaan
kelompok.
3)
Kepala
Bernomor Struktur (KBS) merupakan Modifikasi dari Number Heads Together.
Langkah-langkah
model ini adalah:
a)
Siswa dibagi
dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
b)
Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
c)
Jika perlu, guru
bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
d)
Laporkan hasil
dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e)
Merumuskan
kesimpulan.
4)
Think-Pair-Share
a)
Thinking:
beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri.
b)
Pairing:
bertukar pikiran dengan teman sebangku.
c)
Sharing:
berdiskusi dengan pasangan lain
Langkah-Langkah:
a)
Guru
menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b)
Siswa diminta
untuk berpikir tentang topik materi/permasalahan yang disampaikan guru secara
individual.
c)
Siswa diminta berpasangan
dengan teman sebangku dan mengutarakan
hasil pemikirannya masing-masing tentang topiknya tadi.
d)
Guru memimpin
pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan seluruh peserta didik di kelas.
e)
Berawal dari
kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa.
f)
Guru memberi
kesimpulan.
g)
Penutup.
5)
Tipe
Mind Mapping
Langkah-langkah:
a)
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b)
Guru
mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh siswa.
c)
Membentuk
kelompok diskusi.
d)
Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat subkonsep atau alternatif jawaban hasil diskusi.
e)
Tiap kelompok
membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan guru.
f)
Dari data-data
di papan tulis, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
6)
Dua
Tinggal, Dua Tamu
Langkah-langkah:
a)
Satu kelompok
beranggota 4 orang.
b)
Beri tugas untuk
diskusi.
c)
Setelah selesai,
dua siswa bertamu ke kelompok lain.
d)
Dua siswa yang
tinggal menginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya.
e)
Tamu kembali ke
kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
7)
Time
Token
Model
ini menggunakan kartu, langkah-langkahnya adalah:
a)
Semua siswa
diberi “kartu berbicara”.
b)
Di dalam
kelompok siswa yang sudah menyampaikan pendapat harus menyerahkan satu
kartunya.
c)
Demikian
seterusnya sampai siswa yang sudah habis kartunya tidak berhak berbicara lagi.
8)
Student
Fasilitator and Expailing (SFE)
Langkah-langkah:
a)
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b)
Guru
mempresentasikan materi.
c)
Memberikan
kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui
bagan atau peta konsep lainnya.
d)
Guru
menyimpulkan pendapat/ide peserta didik.
e)
Guru
menerangkan/merangkum semua materi yang dipresentasikan.
f)
Penutup.
4. Pengajaran Langsung
pengajaran langsung adalah suatu model
pengajaran yang bersifat teacher center . menurut Arends (1997) , model
pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
a.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
b.
Guru menjelaskan
materi pembelajaran.
c.
Guru memberikan umpan
balik kepada peserta didik seperti memberi latihan soal.
d.
Memberi tugas di rumah.
5. Pengajaran
Berdasarkan Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran
berpikir
tingkat tinggi .
Pembelajaran ini membantu siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sekitarnya, pengetahuan ini
cocok untuk pengembangan pengetahuan dasar maupum kompleks.
a. Tujuan
Pengajaran Berdasarkan Masalah
Berdasarkan karakteristiknya pembelajaran berbasis masalah
memiliki tujuan:
1) Membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
2) Menjadi
pembelajar yang mandiri
b. Manfaat
Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran
berdasarkan masalah tidak di rancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah di kembangkan
untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan Intelektual.
c. Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1) Kelebihan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a) Konsep
sesuai dengan kebutuhan siswa
b) Memupuk
sifat inquiry siswa
c) Memupuk
kemampuan Problem solving
2) Kekurangan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a) Persiapan
pembelajaran yang kompleks
b) Sering
terjadi miss-konsepsi
c)
Konsumsi waktu,
dimana model ini memerlukan waktu yang cukup lama.
C. Model
Pembelajaran
PKn Untuk
Kelas Bawah
dan Kelas
Tinggi
1.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah
a.
Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
b.
Model Pembelajaran
PAKEM.
c.
Model Pembelajaran
Langsung.
d.
Model Pembelajaran
Kooperatif.
2.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas
Tinggi
a.
Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
b.
Model Pembelajaran
PAKEM.
c.
Model Pembelajaran
Langsung.
d.
Model Pembelajaran
Kooperatif.
e.
Model Pembelajaran
Berbasis masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Pengertian Model Pembelajaran PKn
Model pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan yang
diranang oleh guru untuk membantu, membimbing maupun memotivasi peserta didik
mempelajari suatu informasi tentang kewarganegaraan dalam suatu proses yang
telah dirancang secara sistematis mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
2.
Macam – Macam Model Pembelajaran PKn
a.
Contextual Learning (CTL)
b.
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan)
c.
Model Pembelajaran Kooperatif
d.
Pengajaran Langsung
e.
Pengajaran
Berdasarkan Masalah
3.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas
Tinggi
a.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah
1)
Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
2)
Model Pembelajaran
PAKEM.
3)
Model Pembelajaran
Langsung.
4)
Model Pembelajaran
Kooperatif.
b.
Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas
Tinggi
1)
Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
2)
Model Pembelajaran
PAKEM.
3)
Model Pembelajaran
Langsung.
4)
Model Pembelajaran
Kooperatif.
5)
Model Pembelajaran
Berbasis masalah.
DAFTAR PUSTAKA