Rabu, 21 Oktober 2015

Strategi, Metode, Media, Sumber Belajar PKn



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap pendidik untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi mengajar jika, pendidik paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai pendidik, maka makalah ini disajikan tentang berbagai strategi, metode, media atau alat dalam proses belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama pendidik yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan peserta didik bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu menguasai metode–metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja strategi dalam pembelajaran PKn?
2.    Apa saja metode dalam pembelajaran PKn?
3.    Apa saja media atau alat dalam pembelajaran PKn?
4.    Apa saja sumber belajar dalam pembelajaran PKn?

Hakikat Matematika MI




                                                     PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan di MI karena mata pelajaran ini sangat berguna bagi kehidupan sehari-sehari peserta didik. Di dalamnya terdapat materi berhitung yang mana setiap peserta didik bisa bermain dengan angka-angka. Matematika di MI ini digunakan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata pelajaran lain. Sebelum mengajar dalam pembelajaran matematika maka seorang guru MI matematika memerlukan pemahaman yang cukup tentang hakikat matematika.[1]
Dalam hakikat matematika ini yang perlu dipahami adalah definisi, evaluasi, dan penerapan model yang diterapkan dalam pembelajaran matematika. Sebagai guru MI harus mengerti definisi hakikat matematika, bagaimana cara mengevaluasi dalam setiap pembelajaran berlangsung, dan harus memahami bagaimana cara menerapkan model-model yang digunakan dalam pembelajaran matematika dengan sesuai dan benar. Ini merupakan pedoman dan pegangan yang menjadi petunjuk dalam setiap proses belajar-mengajar di MI.
Dengan demikian adanya pemahaman hakikat matematika oleh setiap guru MI maka dalam mengajar pelajaran matematika lebih mudah dalam memahamkan peserta didik sehingga tujuan dalam proses belajar mengajar bisa tercapai.

Selasa, 20 Oktober 2015

Desain Stiker Tugas Kuliah Teknologi Informasi

          Hai, LIBRArys aku mau update lanjutan untuk tugas kuliah Teknologi Informasi yang udah ku posting sebelumnya kalau di postingan sebelumnya aku upload Desain Kaos kali ini aku akan upload Desain Stiker yang udah aku buat.  # Sekali lagi maaf kalau desain stiker yang aku posting kali ini tidak sebagus yang kalian bayangkan karena saya baru belajar. Sekian dulu cuap-cuapnya langsung aja kita lihat Desain Stiker di bawah ini :
Erlinda Rochmatin

Desain Stiker Pertama Background Warna Putih

Desain Stiker Pertama dengan Background Warna

Desain di atas Sebenarnya Sama hanya saja saya tambahkan warna pada backgroundnya 


Desain Stiker Kedua dengan Background Warna Putih



Desain Stiker Kedua dengan pinggiran berwarna


Desain Stiker Ketiga


Bagaimana Pendapat Kalian :)

Sabtu, 17 Oktober 2015

Desain Kaos untuk memenuhi tugas kuliah Teknologi Informasi

          Hallo, LIBRArys kali ini aku ingin upload desain kaos yang aku coba buat dengan photoshop untuk memenuhi tugas kuliah Teknologi Informasi jadi maaf ya kalau desainnya kurang bagus maklum baru belajar silakan ini dia desain kaos yang sudah aku buat.

Erlinda Rochmatin
Desain Kaos Pertama

 Desain Kaos Kedua

Senin, 12 Oktober 2015

Strategi, Metode, Media, dan Sumber Belajar dalam Pembelajaran PKn



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap pendidik untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi mengajar jika, pendidik paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai pendidik, maka makalah ini disajikan tentang berbagai strategi, metode, media atau alat dalam proses belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama pendidik yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan peserta didik bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu menguasai metode–metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja strategi dalam pembelajaran PKn?
2.    Apa saja metode dalam pembelajaran PKn?
3.    Apa saja media atau alat dalam pembelajaran PKn?
4.    Apa saja sumber belajar dalam pembelajaran PKn?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran PKn.
2.    Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran PKn.
3.    Untuk mengetahui media atau alat dalam pembelajaran PKn.
4.    Untuk mengetahui sumber belajar dalam pembelajaran PKn.

Model- model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI



PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Model – Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI)
     Dosen Pembimbing :
   Drs. Nadlir, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 4 / PGMI 4B :
Dewi Roikhatul Jannah                    NIM D77213063
Ella Resta Angraena                         NIM D77213064
Erlinda Rochmatin                           NIMD77213065
Fakihatul Khusna                             NIMD77213066
Fita Alimah                                        NIM D77213067
Fitri Chusnul C                                 NIMD77213068
Frida Aprilia                                      NIMD77213069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Pembelajaran PKn MI “Model – Model Pembelajaran PKn di MI”. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nadlir, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKn MI yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta pihak-pihak lainya yang telah membantu sehingga tugas Pembelajaran PKn MI ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami berharap tugas Pembelajaran PKn MI ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang Model – Model Pembelajaran PKn di MI dalam Pembelajaran PKn MI. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga tugas Pembelajaran PKn MI kami dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk makalah Pembelajaran PKn MI kami.

                                                                                    Surabaya, 4 April 2015


                                                                                                Penyusun.


DAFTAR ISI

Halaman judul..................................................................................................................... i
Kata pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................................. .iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.......................................................................................... .1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... .2
C.     Tujuan……………………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Menjelaskan Pengertian Model Pembelajaran……………………………………...3
B.     Macam – Macam Model Pembelajaran…………………………………………….6
C.     Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas Tinggi………………...16
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan.................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 18






BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengebangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berahlak Mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus – menerus dilakukan sebagai antisipasi di masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun kopetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari saat ini maupun yang kan datang.






B.   Rumusan Masalah
D.  Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran?
E.   Bagaimana Macam – Macam Model Pembelajaran?
F.   Bagaimana Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas Tinggi?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui Pengertian Model Pembelajaran.
2.    Untuk mengetahui Macam – Macam Model Pembelajaran.
3.    Untuk mengetahui Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas Tinggi.




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Model Pembelajaran PKn
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya ( mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya ) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.[1]
Soekanto,dkk ( dalam Nurulwati, 2002 :10) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “ kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan, aktivitas belajar mengajar.”[2] Sedangkan, Arends ( 2001:24 ), menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berbasis masalah, dan diskusi kelas.[3]
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan saran atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.


Jadi dapat disimpulakan, bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Adapun model pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan yang diranang oleh guru untuk membantu, membimbing maupun memotivasi peserta didik mempelajari suatu informasi tentang kewarganegaraan dalam suatu proses yang telah dirancang secara sistematis mencakup segala kemungkinan yang terjadi.[4]
Teori-teori belajar  modern yang melandasi model pembelajaran
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Teori-teori belajar inilah yang melandasi model pembelajaran, sebagai berikut :[5]
1.      Teori belajar konstruktivisme
Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan srtategi mereka sendiri umtuk belajar. guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur, 2002 :8).
2.      Teori perkembangan kognitif piaget
Menurut piaget ( dalam slavin, 1994 :145 ), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam model pembelajaran dari teori piaget.
a.    Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya.
b.    Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c.    Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
3.      Teori pengajaran John Dewey
Menurut John Dewewy metode reflektif di dalam memecahkan masalah yaitu, suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang denitif.
4.      Teori pemrosesan informasi
Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuaraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari input( stimulus ) ke output ( respon ).
5.      Teori belajar bermakna David Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Dahar, 1988 :137 ).
6.      Teori penemuan Jerome Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Joreme Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan. Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperiimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
7.      Teori pembelajaran Sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Teori ini lebih menekankan pada aspek social dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka.
8.      Teori pembelajaran perilaku
Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku.

B.   Macam – Macam Model Pembelajaran PKn
1.      Contextual Learning (CTL)
Pembelajaran kontextual learning adalah model pembelajaran yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari – hari.
Komponen Contextual Learning (CTL):[6]
a.       Membuat hubungan yang bermakna antara sekolah dan konteks kehidupan nyata.
b.      Pembelajaran mandiri yang membangun minat individu peserta didik untuk bekerja sendiri dalam rangka mencappai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari – hari.
c.       Bekerja sama untuk membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi dengan yang lain.
2.      PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Maksudnya aktif disini bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam memebangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya merima kucuran ceramah guru tentang pengtahuan.peran aktif dari peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yanag mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Meneyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secarah penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatian tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut :[7]
a.    Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar.
b.    Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan senagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.
c.    Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan-bahan yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
Karakteristik Pakem
Untuk memberikan pemahaman yang baik tentang PAKEM berikut dielaborasi secara jelas makna dari pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Diketahui bahwa untuk mendefinisikan makna aktif dalam belajar para ahli pembelajaran memiliki persepektif yang beragam berikut diuraikan beberapa definisi tentang belajar aktif diantaranya adalah
a.    Menurut Meyers dan Jones (1993) bahwa belajar aktif meliputi pemberian kesempatan kepada pembelajar untuk melakukan diskusi yang penuh makna,mendengar, menulis, membaca dan merefleksi materi, gagasan.
b.    Menurut Paulson dan Faust (1990) mendeskripsikan belajar aktif secara sederhana yaitu segala sesuatu yang dilakukan pembelajar atau peserta didik selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari pengajar.
c.    Menurut Jont Report, America Association For Education (1996) mendefinisikan belaja sebagai suatu proses pencarian makna secara aktif oleh pembelajar atau peserta didik.
Berdasaarkan berbagai definisi diatas,dapat dipahami bahwa pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan bedasarkan asumsi bahwa :
1)      Belajar merupakan suatu proses, maka keaktifan peserta didik mutlak dibutuhkan dalam pembelajran, belajar tidaklah seperti menonton olahraga. Peserta didik tidak akan belajar banyak hanya dengan duduk di kelas dan mendengarakn guru, mengingat tugas-tugas, dan mengajukan jawaban.
2)      Seseorang memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain, paling tidak dikenal tiga cara belajar (gaya belajar) pada diri peserta didik yaitu visual, auditorial, dan kenestetik.
Bedasarkan uraian belajar aktif tersebut diatas, dapat didefinisikan beberapa hal karakteristik pembelajaran yang aktif diantaranya sebagai berikut :
1)        Peserta didik juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain karena lebih banyak berinteraksi antar peserta didik.
2)        Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan bebagai hal (membaca, melihat, mendengar, melakukan, eksperimen, dan berdiskusi) yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
3)        Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas.


Penerapan Pakem
Untuk mewujudkan penerapan PAKEM ada bebrapa hal yang perlu diperhatiakn oleh guru agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan.
a.    Menciptakan pembelajaran aktif
1)      Guru bersahabat dan bersikap terbuka
Akrab, murah senyum, menyapa nama, dan menepuk pundak adalah beberapa teknik untuk menunjukkan bahwa guru bersahabat dengan peserta didik. Sering berinteraksi dan terjun ke kelompok-kelompok bahkan duduk di bangku kerja kelompok peserta didik menunjukkan guru yang akrab.
2)      Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban peserta didik
Pertanyaan yang seharusnya diajukan oleh guru adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengundang banyak jawaban dari peserta didik. Sebagai misal guru dapat membawa sesuatu yang ditaruh dalam kotak, lalu peserta didik diminta menduga apa yang dibawa oleh guru tersebut? Kegiatan semacam ini akan mengundang banyak jawaban sehingga banyak peserta didik yang terlibat atau perpendapat di kelas.
3)      Guru merespon dan menghargai semua jawaban peserta didik
Setiap jawaban peserta didik hendaknya diberikan reward oleh guru sungguhpun jawaban tersebut sesungguhnya kurang mengena. Reward dapat berupa, acungan jempol, atau tepuk di pundak. Dalam hal ini  guru juga perlu memberikan balikan yang positif dan tolaran terhadap jawaban yang kurang tepat. Respon positif guru akan mengembangkan motivasi tersendiri bagi peserta didik.
b.    menciptakan pembelajaran kreatif
1)      guru membangun lingkungan belajar yang kretif
sikap dan tindakan kretif dapat didorong dengan lingkungan sekitar yang krestif pula. Guru dapat mendorong kreativitas peserta didik dengan cara membangun lingkungan kelas yang kreatif. Pemanfaatan bahan-bahan bekas sebagai piranti kelas, pemajangan hasil karya peserta didik, majalah dinding merupakan beberapa teknik merangsang kreativitas peserta ddik.
2)      Guru memberi kesempatan peserta didik menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas
Tugas mandiri dapat diberikan kepada peserta didik untuk menuangkan ide-ide kretivitasnya utamanya dalam bentuk hasil karya peserta didik.
3)      Guru menghargai dan memajangkan hasil karya peserta didik
Ketika peserta didik menghasilkan karya tertentu, guru dapat memberikan umpan balik yang meningkatkan harga diri positif mereka. Lebih lanjut menayangkan atau memajang hasil karya siswa merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap hasil karya peserta didik
c.    Menciptakan pembelajaran efektif
1)      Guru memberikan tugas dengan jelas
Memberikan tugas dengan jelas merupakan salah satu faktor penting agar pemeblajaran berjalan dengan efektif. Seringkali kita tidak menyadari bahwa tugas-tugas yang kita berikan belum dipahami sepenuhnya oleh peserta didik. Hal ini akan berakibat tugas tidak terselesaikan dengan baik, peserta didik salah mengerjakan tugas ataupun peserta didik perlu penjelasan lanjutan.
2)      Guru memperhatikan waktu
Setiap kali guru memberikan tugas misalnya untuk eksplorasi atau persiapan diskusi, guru perlu menentukan batas waktu. Penentuan batas waktu ini maksudnya agar peserta didik dapat menyelesaikan kerja tepat pada waktunya.
3)      Guru memanfaatkan sumber belajar dan media belajar yang tepat
Sebagaimana telah diketahui, peserta didik lebih mudah memahami konsep jika guru melibatkan peserta didik pada pengalaman nyata. Oleh karenannya, guru haruslah cermat dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan media belajar khususnya yang terdapat di sekitar sekolah.
d.   Menciptakan pembelajaran menyenangkan
1)      Guru tampil semangat, antusias, dan gembira
Penampilan guru merupakan faktor utuma terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan. Guru yang murah senyum, antusias, dan gembira akan membangkitkan suasana aman bagi peserta didik.
2)      Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
Salah satu indikator suasana pembelajaran yang kondusif adalah jaminan rasa aman secara psikologis. Balikan positif dari guru, komentar yang toleran terhadap pendapat yang kurang tepat, serta “ tidak ada ide yang jelek” merupakan beberapa contoh suasana yang menjamin rasa aman siswa untuk berpartisipasi di kelas.
3)      Guru memanfaatkan energizer dan humor
Bagaimana baiknya pembelajaran dilaksanakan, kadangkala peserta didik juga mengalami kejenuhan. Pada saat ini guru dapat menampilkan game atau energizer sehingga kelas menjadi segar kembali. Ice breaker juga dapat dimanfaatkan umumnya untuk memecahkan kebekuan suasana ketika peralihan dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya. Akan lebih baik jika guru mampu menyelipkan humor-humor ringan di sela-sela pembelajaran atau presentasinya. [8]
3.      Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill[9]
a.       Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif antara lain[10]:
1)      Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
2)      Organisasikan peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3)      Bimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4)      Evaluasi.
5)      Berikan penghargaan (reward)
b.      Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif
Ada berbagai macam jenis-jenis pembelajaran kooperatif antara lain[11]:
1)      Tipe STAD(Student Team Achievement Divisions)
       Tipe STAD terdiri dari 5 komponen yakni:
a)    Presentasi Kelas.
b)    Pembentukan Tim.
c)     Kuis.
d)    Perubahan/perkembangan skor individu.
e)     Pengakuan tim.
2)      Tipe KI (Kelompok Investigasi)
       Langkah-langkah model ini adalah:
a)    Kemukakan masalah/pertanyaan berdasarkan dari hasil pengamatan.
b)   Kegiatan kelompok kooperatif untuk menjawab masalah (pengamatan  lebih lanjut atau eksperimen).
c)    Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
d)   Penghargaan kelompok.
3)      Kepala Bernomor Struktur (KBS) merupakan Modifikasi dari Number Heads Together.
       Langkah-langkah model ini adalah:
a)    Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
b)   Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
c)     Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
d)    Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e)     Merumuskan kesimpulan.
4)      Think-Pair-Share
a)        Thinking: beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri.
b)        Pairing: bertukar pikiran dengan teman sebangku.
c)        Sharing: berdiskusi dengan pasangan lain
       Langkah-Langkah:
a)        Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b)        Siswa diminta untuk berpikir tentang topik materi/permasalahan yang disampaikan guru secara individual.
c)        Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku  dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing tentang topiknya tadi.
d)       Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban dengan seluruh peserta didik di kelas.
e)        Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
f)         Guru memberi kesimpulan.
g)        Penutup.
5)      Tipe Mind Mapping
       Langkah-langkah:
a)        Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b)        Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh siswa.
c)        Membentuk kelompok diskusi.
d)       Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat subkonsep atau alternatif jawaban hasil diskusi.
e)        Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f)         Dari data-data di papan tulis, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
6)      Dua Tinggal, Dua Tamu
       Langkah-langkah:
a)        Satu kelompok beranggota 4 orang.
b)        Beri tugas untuk diskusi.
c)        Setelah selesai, dua siswa bertamu ke kelompok lain.
d)       Dua siswa yang tinggal menginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya.
e)        Tamu kembali ke kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
7)      Time Token
       Model ini menggunakan kartu, langkah-langkahnya adalah:
a)        Semua siswa diberi “kartu berbicara”.
b)        Di dalam kelompok siswa yang sudah menyampaikan pendapat harus menyerahkan satu kartunya.
c)        Demikian seterusnya sampai siswa yang sudah habis kartunya tidak berhak berbicara lagi.
8)      Student Fasilitator and Expailing (SFE)
       Langkah-langkah:
a)        Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b)        Guru mempresentasikan materi.
c)        Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
d)       Guru menyimpulkan pendapat/ide peserta didik.
e)        Guru menerangkan/merangkum semua materi yang dipresentasikan.
f)         Penutup.
4.      Pengajaran Langsung
pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher center . menurut Arends (1997) , model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
a.       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.      Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c.       Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik seperti memberi latihan soal.
d.      Memberi tugas di rumah.
5.      Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran berpikir tingkat tinggi . Pembelajaran ini membantu siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sekitarnya, pengetahuan ini cocok untuk pengembangan pengetahuan dasar maupum kompleks.
a.       Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah
Berdasarkan karakteristiknya pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan:
1)   Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
2)   Menjadi pembelajar yang mandiri
b.      Manfaat Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah tidak di rancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah di kembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan Intelektual.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1)   Kelebihan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a)      Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
b)      Memupuk sifat inquiry siswa
c)      Memupuk kemampuan Problem solving
2)   Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a)      Persiapan pembelajaran yang kompleks
b)      Sering terjadi miss-konsepsi
c)       Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup lama.
C.   Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas Tinggi
1.      Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah
a.       Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
b.      Model Pembelajaran PAKEM.
c.       Model Pembelajaran Langsung.
d.      Model Pembelajaran Kooperatif.[12]
2.      Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Tinggi
a.       Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
b.      Model Pembelajaran PAKEM.
c.       Model Pembelajaran Langsung.
d.      Model Pembelajaran Kooperatif.
e.       Model Pembelajaran Berbasis masalah.




BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
1.      Pengertian Model Pembelajaran PKn
Model pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan yang diranang oleh guru untuk membantu, membimbing maupun memotivasi peserta didik mempelajari suatu informasi tentang kewarganegaraan dalam suatu proses yang telah dirancang secara sistematis mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
2.      Macam – Macam Model Pembelajaran PKn
a.       Contextual Learning (CTL)
b.      PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
c.       Model Pembelajaran Kooperatif
d.      Pengajaran Langsung
e.       Pengajaran Berdasarkan Masalah
3.      Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah dan Kelas Tinggi
a.       Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Bawah
1)      Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
2)      Model Pembelajaran PAKEM.
3)      Model Pembelajaran Langsung.
4)      Model Pembelajaran Kooperatif.
b.      Model Pembelajaran PKn Untuk Kelas Tinggi
1)      Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
2)      Model Pembelajaran PAKEM.
3)      Model Pembelajaran Langsung.
4)      Model Pembelajaran Kooperatif.
5)      Model Pembelajaran Berbasis masalah.


DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).
Murtadho, dkk. 2009. Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI).
Junaedi, dkk. 2008. Startegi Pembelajran, (Surabaya: LAPIS PGMI).
Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).




[1] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ( Jakarta: Kencana, 2010 ), Hlm 16.
[2] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Hlm 22.
[3] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Hlm 25.
[4] Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Hal 6.
[5] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ( Jakarta: Kencana, 2010 ), Hlm 27.
[6] Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Hal 9.
[7] Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008), Hlm 6.
[8] Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008), paket 14, hlm 7-14
[9]Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Hlm. 267
[10]Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Hlm. 267.
[11]Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Hlm. 268.
[12] Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Hal 12.