BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menulis adalah proses menggambarkan suatu
bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca. Dalam
pembelajaran bahasa inggris terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yakni
menyimak, berbicara, membaca dan yang terakhir adalah menulis meskipun menulis
ditempatkan terakhir akan tetapi menulis bukanlah keterampilan yang tidak
penting.
Dalam pembelajaran Writing di kelas
sering kali guru hanya memberi peserta didik sebuah judul atau sebuah topik.
Peserta didik membuat sebuah teks, dan guru menilai kesalahan grammar,
vocabulary, dan pengejaan yang ada di dalamnya. Writing kemudian
hanya menjadi sebuah alat pengujian. Barang kali ini alasan mengapa menulis
memiliki “Reputasi buruk”.
Dengan demikian, makalah kami yang berjudul “Jenis-Jenis Latihan Writing” ini
secara keseluruhan akan membahas tentang bagaimana cara membuat latihan writing yang
baik dan cenderung tidak membosankan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian writing ?
2.
Apa saja jenis- jenis latihan writing ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui makna dari keterampilan
berbahasa writing.
2.
Untuk mengetahui jenis – jenis latihan writing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Writing
(menulis)
Menulis
merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang diprogramkan dalam tujuan
khusus penggunaan bahasa. [1]
Menurut Tarigan, Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga
pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.[2]
Sedangkan dalam Oxford Dictionary, “writing is produce something in
written form so that people can read, perform or use it.” Yang mana pernyataan tersebut sejalan
dengan pendapat Pooteet yang mengartikan bahwa menulis merupakan penggambaran
visual tentang pikiran, perasaan atau ide, dengan menggunakan simbol-simbol
sistem bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Kegiatan writing diidentikan dengan
penggunaan graphic symbols, yaitu gabungan huruf yang berhubungan dengan
bunyi bahasa yang diucapkan. Namun lebih jelasnya kegiatan writing tidak
hanya sekedar menghasilkan grapic symbols. Simbol-simbol tersebut perlu
disusun sesuai dengan ketentuan yang tepat, baik dalam membentuk kata,
menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, ataupun
menyusun paragraf menjadi sebuah teks. Terdapat dua aktivitas writing
yang dapat dilakukan di SD yaitu learning to write dan writing to
learn.[3]
Kedua
istilah ini memang hampir sama namun artinya sangatlah jauh berbeda. Learning
to write merupakan suatu kegiatan dimana siswa lebih dituntut untuk
mengendalikan bentuk luar dari suatu tulisan seperti bentuk tulisan, ejaan,
tanda baca, dan penggunaan kata serta grammar yang tepat. Sedangkan dalam writing
to learn, siswa tidak hanya mengontrol bentuk luar dari suatu tulisan namun
juga telah memperhatikan makna atau ekspresi dari tulisan tersebut. Biasanya
tipe aktivitas belajar yang ke dua ini diterapkan di kelas tinggi karena siswa
memerlukan kognitif yang lebih tinggi agar dapat lebih kreatif dalam menulis.
Pembelajaran menulis bertujukan agar peserta didik
mampu:
1.
Menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis
2.
Mengadaptasikan gaya menulis untuk tujuan yang bervariasi
3.
Mengembangkan keterampilan menulis untuk mengekspresikannya secara
jelas
4.
Mengenali bahwa ketelitian dalam tulisan tangan, pungtuasi,
kapitalisasi, ejaan, dan elemen lain merupakan bagian penting dari suatu
tulisan.
Ada lima tingkatan menulis yaitu:[4]
1.
Timbulnya pemahaman baca
tulis (emergent literacy), anak mulai menyadari adanya kegiatan baca
tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis. Semula anak
hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan . Anak mulai
memegang pensil,kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain.Tulisan
yang dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak
sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut. Supaya tahap ini dapat timbul
pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan
pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal
pada proses penulisan.
2.
Menulis permulaan (beginning
writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara
merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan
ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa
menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3.
Pembinaan kelancaran menulis
(building fluency). Pada tahap ini simbol-simbol bunyi bahasa misalnya
huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih
lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna.
4.
Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure
/writing to learn), sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya
menulis. Pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan –tujuan
tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan dibuku
harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya. Pada tingkatan ini anak sudah
dapat menikmati kegiatan menulisnya.
Menulis matang ( mature writing)
pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan
perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan
tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap
inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan
tulisan – tulisan kreatif yang hasilnya sangat memuaskan.
B. Jenis-jenis
latihan Writing (menulis)
1. Menuliskan kegiatan sehari-hari
Dalam jenis ini guru memberikan kesempata
kepada peserta didik untuk menuliskan kegiatan mereka sehari-hari. Dalam jenis
ini dinilai mempunyai kelemahan salah satunya adalah membosankan dan keaktifan
peserta didik kurang. Peserta
didik membuat sebuah teks, dan guru menilai kesalahan grammar, vocabulary, dan
pengejaan yang ada di dalamnya. Writing kemudian hanya menjadi sebuah
alat pengujian.
2. Melengkapi kalimat
3.
Menyusun kalimat
Arrange the wordsinto correct sentences
1.
Yesterday
– I – went – shopping
2.
Had
toothache – Budi
3.
Spoilt –
the man – my plan
4.
Tangkuban
perahu – a – beautiful place – is
5.
Am – I –
worried [1]
4. Menulis Bisikan Teman
Cara :
a. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
dan disuruh berbaris
b. Peserta didik yang punya ukuran sepatu kecil
berada di depan.
c. Guru menyiapkan kata-kata yang agak mirip,
dalam rangka mengacaukan ingatan anak
d. Misalnya “Pak Nuku, membeli duku, dekat toko
buku, dukunya tidak laku, Pak Nuku giginya ngilu”
e. Peserta didik yang paling belakang dibisikkan
kata tersebut dan meminta peserta didik membisikan kepada teman berikutnya.
f. Teman terdepan menuliskan hasil bisikan yang
diterimanya[1]
[1] Depdikbud. Kurikulum Pendidikan Dasar: Garis-garis Besar
Program Pembelajaran..( Jakarta: Depdikbud, 1995), 20
[2]
Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.(Bandung:
Penerbit Angkasa, 1986), 21.
[4] Yulia Alimudin. 2009. Pembelajaran Menulis,, http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/, diakses tanggal 20 Mei 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar