Rabu, 07 Oktober 2015

pengertian writing dan jenis- jenis Writing



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca. Dalam pembelajaran bahasa inggris terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan yang terakhir adalah menulis meskipun menulis ditempatkan terakhir akan tetapi menulis bukanlah keterampilan yang tidak penting.
Dalam pembelajaran Writing di kelas sering kali  guru hanya memberi peserta didik sebuah judul atau sebuah topik. Peserta didik membuat sebuah teks, dan guru menilai kesalahan grammar, vocabulary, dan pengejaan yang ada di dalamnya. Writing kemudian hanya menjadi sebuah alat pengujian. Barang kali ini alasan mengapa menulis memiliki “Reputasi buruk”.
Dengan demikian, makalah kami yang berjudul “Jenis-Jenis Latihan Writing” ini secara keseluruhan akan membahas tentang bagaimana cara membuat latihan writing yang baik dan cenderung tidak membosankan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian writing ?
2.      Apa saja jenis- jenis latihan writing ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui makna dari keterampilan berbahasa writing.
2.      Untuk mengetahui jenis – jenis latihan writing.




 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Writing (menulis)

Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang diprogramkan dalam tujuan khusus penggunaan bahasa. [1] Menurut Tarigan, Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.[2] Sedangkan dalam Oxford Dictionary, “writing is produce something in written form so that people can read, perform or use it.”  Yang mana pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Pooteet yang mengartikan bahwa menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan atau ide, dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Kegiatan writing diidentikan dengan penggunaan graphic symbols, yaitu gabungan huruf yang berhubungan dengan bunyi bahasa yang diucapkan. Namun lebih jelasnya kegiatan writing tidak hanya sekedar menghasilkan grapic symbols. Simbol-simbol tersebut perlu disusun sesuai dengan ketentuan yang tepat, baik dalam  membentuk kata, menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, ataupun menyusun paragraf menjadi sebuah teks. Terdapat dua aktivitas writing yang dapat dilakukan di SD yaitu learning to write dan writing to learn.[3]
 Kedua istilah ini memang hampir sama namun artinya sangatlah jauh berbeda.  Learning to write merupakan suatu kegiatan dimana siswa lebih dituntut untuk mengendalikan bentuk luar dari suatu tulisan seperti bentuk tulisan, ejaan, tanda baca, dan penggunaan kata serta grammar yang tepat. Sedangkan dalam writing to learn, siswa tidak hanya mengontrol bentuk luar dari suatu tulisan namun juga telah memperhatikan makna atau ekspresi dari tulisan tersebut. Biasanya tipe aktivitas belajar yang ke dua ini diterapkan di kelas tinggi karena siswa memerlukan kognitif yang lebih tinggi agar dapat lebih kreatif dalam menulis.
Pembelajaran menulis bertujukan agar peserta didik mampu:
1.      Menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis
2.      Mengadaptasikan gaya menulis untuk tujuan yang bervariasi
3.      Mengembangkan keterampilan menulis untuk mengekspresikannya secara jelas
4.      Mengenali bahwa ketelitian dalam tulisan tangan, pungtuasi, kapitalisasi, ejaan, dan elemen lain merupakan bagian penting dari suatu tulisan.

Ada lima tingkatan menulis yaitu:[4]
1.       Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy), anak mulai menyadari adanya kegiatan baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis. Semula anak hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan . Anak mulai memegang pensil,kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain.Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut. Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan.
2.       Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3.       Pembinaan kelancaran menulis (building fluency). Pada tahap ini simbol-simbol bunyi bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna.
4.      Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /writing to learn), sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis. Pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya. Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya.
Menulis matang ( mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan – tulisan kreatif yang hasilnya sangat memuaskan.

B.     Jenis-jenis latihan Writing (menulis)

1.      Menuliskan kegiatan sehari-hari
Dalam jenis ini guru memberikan kesempata kepada peserta didik untuk menuliskan kegiatan mereka sehari-hari. Dalam jenis ini dinilai mempunyai kelemahan salah satunya adalah membosankan dan keaktifan peserta didik kurang. Peserta didik membuat sebuah teks, dan guru menilai kesalahan grammar, vocabulary, dan pengejaan yang ada di dalamnya. Writing kemudian hanya menjadi sebuah alat pengujian.

2.      Melengkapi kalimat
Dalam kegitan ini peserta didik diminta untuk melengkapi kalimat yang kosong. Contohnya[5]


3.      Menyusun kalimat 
Arrange the wordsinto correct sentences  
1.                   Yesterday – I – went – shopping 
2.                   Had toothache – Budi  
3.                   Spoilt – the man – my plan 
4.                   Tangkuban perahu – a – beautiful place – is  
5.                   Am – I – worried [1]
 
4.     Menulis Bisikan Teman
Cara :
a.       Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok dan disuruh berbaris
b.      Peserta didik yang punya ukuran sepatu kecil berada di depan.
c.       Guru menyiapkan kata-kata yang agak mirip, dalam rangka mengacaukan ingatan anak
d.      Misalnya “Pak Nuku, membeli duku, dekat toko buku, dukunya tidak laku, Pak Nuku giginya ngilu”
e.       Peserta didik yang paling belakang dibisikkan kata tersebut dan meminta peserta didik membisikan kepada teman berikutnya.
f.       Teman terdepan menuliskan hasil bisikan yang diterimanya[1]


[1] Yudha kurniawan, Smart Games.(Jakarta:PT Wahyu Media, 2008).hlm 9

[1] Peni Pramono. 30 Menit Essay Writing, (Yogyakarta: Andi, 2006)28-29

[1] Depdikbud. Kurikulum Pendidikan Dasar: Garis-garis Besar Program Pembelajaran..( Jakarta: Depdikbud, 1995), 20
[2] Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.(Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), 21.

[4] Yulia Alimudin. 2009. Pembelajaran Menulis,, http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/, diakses tanggal 20 Mei 2015.

[5] Peni Pramono. 30 Menit Essay Writing, (Yogyakarta: Andi, 2006),28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar