Rabu, 21 Oktober 2015

Strategi, Metode, Media, Sumber Belajar PKn



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap pendidik untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi mengajar jika, pendidik paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai pendidik, maka makalah ini disajikan tentang berbagai strategi, metode, media atau alat dalam proses belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama pendidik yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan peserta didik bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu menguasai metode–metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja strategi dalam pembelajaran PKn?
2.    Apa saja metode dalam pembelajaran PKn?
3.    Apa saja media atau alat dalam pembelajaran PKn?
4.    Apa saja sumber belajar dalam pembelajaran PKn?


C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran PKn.
2.    Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran PKn.
3.    Untuk mengetahui media atau alat dalam pembelajaran PKn.
4.    Untuk mengetahui sumber belajar dalam pembelajaran PKn.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Strategi dalam Pembelajaran PKn
1.    Pengertian Strategi Pembelajaran PKn
Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama.” (Dick Walter dkk, 1990: 106). Menurut Seels dan Richey (1994: 31), strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan kejadian dan aktifitas dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang melukiskan prosedur sistematis dalam membantu usaha belajar peserta didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.[1]
Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan  Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu siasat  atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan  pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.[2]
2.    Macam-Macam Strategi Pembelajaran PKn
Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik, karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-masing. Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain. ltulah sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Berikut ini dikemukakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI: [3]
a.    Jigsaw
Strategi ini digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Materi tersebut tidak harus disampaikan secara berurutan. Strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran dan sekaligus dapat melatih peserta didik mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif.
b.    Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
Strategi ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas suatu materi sangat terbatas. Para peserta didik untuk membaca materi yang akan dibahas dengan memberikan dan membuat kisi-kisi panduan.
c.    Information Search (Mencari Informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, tabloid dan sebagainya.
d.   Critical Incident (Pengalaman Penting)
Strategi ini pada umumnya digunakan untuk memulai pembelajaran. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan meminta peserta didik mengungkapkan pengalaman-pengalamannya. Strategi ini juga cocok digunakan bila tujuan pembelajarannya mengajarkan peserta didik untuk berempati (merasakan apa yang dirasakan orang lain).


e.    Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya)
Strategi ini dimaksudkan untuk memahami suatu kondisi tidak lazim yang terjadi atau dihadapi seseorang. Dengan strategi ini, peserta didik diminta membayangkan bagaimana dan apa yang dilakukan oleh orang yang mengalami kondisi tersebut.
f.     Brainstorming (Curah Gagasan)
Strategi ini merupakan langkah inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi.
g.    Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Strategi ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu dan kelompok, kecakapan analitis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
h.    Point Counterpoint (Adu Argumen)
Strategi ini dimaksudkan untuk merangsang diskusi, membangun argumentasi dan memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
i.      Active Debate (Debat Aktif)
Active debate merupakan strategi yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, argumentatif dan reflektif. Strategi ini secara aktif melibatkan semua peserta didik di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya (presenter) saja.
j.      Role Playing (Bermain Peran)
Tujuan utama dari penerapan strategi ini adalah untuk mengajarkan peserta didik bagaimana berempati. Strategi ini dapat menstimulasi peserta didik untuk mengasosiasikan dirinya dalam suatu peran tertentu sehingga peserta didik lebih dapat memahami, mendalami, dan mengerti tindakan sosial yang dilakukan oleh orang lain di lingkungan sosial.
k.    Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar)
Strategi ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan meningkatkan kreativitas dan mendorong penghayatan peserta didik terhadap suatu permasalahan. Dalam strategi ini peserta didik didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang suatu poster atau gambar.
l.      Concept Map/Maping (Peta Konsep)
Strategi ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat analisa tinggi. Dalam pelaksanaan strategi ini peserta didik diminta membuat sintesis atau diagram dari konsep-konsep utama yang sating berkaitan dengan memberikan tanda panah atau garis yang memiliki arti hubungan antarkonsep tersebut. Strategi ini berasal dari psikologi kognitif, dimana pemeroleh pemahaman yang lebih baik dan mudah dengan cara mengaitkan atau menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya.

B.  Metode dalam Pembelajaran PKn
1.    Pengertian Metode
Metode pembelajaran, menurut Sagala (2003), adalah cara yang digunakan oleh pendidik atau peserta didik dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam strategi. Dalam proses belajar mengajar, metode yang digunakan banyak sekali ragamnya. Sebagai pendidik, hendaknya pandai dalam menggunakan atau memilih metode yang tepat dan sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik.[4]
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika pemilihan strategi dan metodenya tepat. Perlu diketahui bahwa supaya proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipilih satu atau lebih metode.
2.    Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran PKn
Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, diantaranya :[5]


a.    Metode Ceramah
Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan pendidik kepada peserta didik. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar banyak mengandung informasi baru dan memerlukan penjelasan dari pendidik. Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode lain seperti tanya jawab atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi, sehingga peserta didik bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan pembelajarannya.
b.    Metode Cerita
Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada para peserta didik dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian tokoh-tokoh  tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-dongeng sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.
c.    Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari pendidik, terutama apabila dalam proses pembelajaran, pendidik menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu pendidik dituntut menguasai teknik-teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik atau aktivitas peserta didik.
d.   Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi bayak arah (Multiway Trafict Communication). Komunikasi banyak arah yang terdiri dari pendidik-peserta didik, peserta didik-pendidik dan peserta didik-peserta didik sangat dituntut dalam pembelajaran yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus ada masalah yang didiskusikan.

e.    Metode Penugasan
Metode ini berusaha melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh pendidik. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar peserta didik memperoleh pengalaman langsung, nyata, bekerja mandiri dan jujur.
f.     Metode Permainan Atau Kompetisi
Metode ini sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar (joyful learning). Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran akan mudah diserap oleh peserta didik. Oleh karena itu metode ini berusaha dalam menyajikan  bahan ajar melalui  bentuk permainan atau kompetisi. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh pendidik dan dapat berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular bertangga), kotak rahasia, kartu bergambar dan lain-lain  yang diciptakan pendidik. Isi pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
g.    Metode Simulasi
Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar yang dilakukan secara langsung melalui kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini peserta didik dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

C.  Media atau Alat dalam Pembelajaran PKn
1.    Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Media dapat diartikan sebagai sumber belajar yang dikategorikan menjadi sumber dalam bentuk manusia (guru atau dosen) dan sumber bukan manusia, yakni materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat para peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Namun, dalam pembahasan ini dapat difokuskan pada media sebagai sumber belajar bukan manusia.[6]
Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) mengartikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.[7] Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan.[8]
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu pendidik dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik).[9]
2.    Fungsi Media Pembelajaran PKn di MI
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari adanya media pembelajaran PKn di MI :[10]
a.     Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
b.    Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kaeagori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
3.    Macam-Macam Media dalam Pembelajaran PKn
Berikut ini merupakan berbagai macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, diantaranya :
a.    Media Grafis. Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Saluran yang digunakan menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Berikut merupakan yang termasuk ke dalam kelompok media grafis :
1)      Gambar atau Foto[11], harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, antara lain:
a)    Autentik. Gambar atau foto tersebut harus secara jujur melukiskan situasi.
b)   Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan point-point pokok dalam gambar.
c)    Ukuran relatif. Gambar atau foto dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya. Apabila gambar atau foto tersebut tentang benda atau obyek yang belum dikenal anak, hendaknya dalam foto atau gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal.
2)      Sketsa[12], yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
3)      Diagram[13], yaitu suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram atau sketsa menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah :
a)    Benar, digambar rapi, diberi titel, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
b)   Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
c)    Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
4)      Bagan/Chart[14]. Fungsi utamanya adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara verbal. Pesan yang disampaikan berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
a)    Dapat dimengerti peserta didik.
b)   Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelir-belit.
c)    Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap up to date  juga tidak kehilangan daya tarik.
5)      Grafik, yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu objek yang saling berhubungan. Sebagai media pendidikan, grafik dapat dikatakan baik apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut : [15]
a)    Jelas untuk dilihat dan dibaca peserta didik.
b)   Setiap grafik sebaiknya hanya menyajikan satu ide atau pokok masalah.
c)    Menggunakan warna-warna kontras dan harmonis.
d)   Dibuat secara ringkas dan diberikan judul.
e)    Sederhana, menarik, teliti dan mampu “berbicara sendiri” (begitu peserta didik membaca, langsung mengerti maksudnya).
6)      Kartun, yaitu suatu gambar inspiratif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.[16]
7)      Poster, tidak hanya digunakan untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu, tetapi juga mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang menyelidikinya.[17] Secara umum, poster yang baik hendaklah :[18]
a)    Sederhana.
b)   Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok.
c)    Berwarna.
d)   Slogannya ringkas dan jitu.
e)    Tulisannya jelas.
f)    Motif dan desain bervariasi.
8)      Papan Flanel, yaitu media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.[19]
9)      Papan Buletin, papan ini tidak dilapisi kein flanel tetapi langsung ditempeli gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain untuk menerangkan sesuatu, juga untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Papan buletin dibuat dari pesan-pesan verbal tertulis seperti karangan (anak-anak), berita, dan sebagainya.[20]
b.    Media Audio. Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media  yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio, diantaranya : [21]
1)      Radio, media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. Bahkan radio juga dapat digunakan sebagai pemberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik atau peserta didik dalam pembelajaran.
2)      Alat Perekam Pita Magnetik (tape recorder), adalah salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Media ini dapat merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya. Selain itu pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume, sehingga dapat menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau dramatisasi.
c.    Media Proyeksi Diam, beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi diam diantaranya adalah:[22]
1)   Film Bingkai, adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2x2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan proyektor slide.
2)   Film Rangkai, hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu.
3)   OHT (Over Head Transparancy) adalah media visual proyeksi, dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5x11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head Projector (OHP).
d.   Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual, beberapa jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah:[23]
1)   Film gerak, merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat menarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
2)   Televisi, merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
3)   Video, pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
4)   Multimedia, adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.
5)   Benda, benda-benda yang ada di sekitar dapat digunakan pula sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.

D.  Sumber Belajar dalam Pembelajaran PKn.
1.    Pengertian Sumber Belajar
Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber belajar yaitu sebagai berikut:
a.    Menurut Yusufhadi Miarso, sumber belajar adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.
b.    Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
c.    Menurut Rohani, sumber belajar (learning resources) adalah   segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
d.   Association Educational Communication and Technology (AECT), yang menyatakan bahwa sumber belajar  adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar  (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.[24]
2.    Manfaat Sumber Belajar
Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi :[25]
a.    Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik.
b.    Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret.
c.    Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
d.   Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
e.    Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro.
f.     Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
g.    Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
3.    Komponen Sumber Belajar
Komponen sumber belajar itu sendiri merupakan suatu sistem. Artinya sumber belajar itu sendiri merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud adalah semua bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang dirancang ataupun yang dimanfaatkan. Adapun komponen-komponen sumber belajar dapat dianalisis sebagai berikut:[26]
a.       Tujuan dan fungsi sumber belajar.
b.      Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar.
c.       Pesan.
d.      Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar. Untuk menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat dipergunakan atau tidak di butuhkan waktu, biaya yang terbatas dan lain sebagainya.
4.    Klasifikasi Sumber Belajar
Sumber belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :[27]
a.    Pesan (Message). Informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian atau data.
b.    Manusia (People). Orang yang menyimpan informasi atau menyalurkannya.
c.    Bahan (Materials). Sesuatu, bisa disebut media software yang mengandung pesan untuk disajikan.
d.   Peralatan (Devices). Sesuatu, bisa menjadi media/hardware yang menyalurkan pesan untuk disajikan yang ada di dalam software.
e.    Metode/Teknik (Technique). Prosedur cara yang disiplin dalam memanfaatkan bahan, peralatan, atau situasi untuk menyampaikan pesan.
f.     Lingkungan (Setting). Situasi sekitar di mana pesan disampaikan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Strategi pembelajaran Pendidikan  Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu siasat  atau kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan  pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.
2.      Berbagai strategi yang ada, diantaranya Jigsaw, Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar), Information Search (Mencari Informasi), Critical Incident (Pengalaman Penting), Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya), Brainstorming (Curah Gagasan), Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil), Point Counterpoint (Adu Argumen), Active Debate (Debat Aktif), Role Playing (Bermain Peran), Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar), Concept Map/Maping (Peta Konsep).
3.      Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik atau peserta didik dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam strategi.
4.      Berbagai metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, diantaranya metode ceramah, metode cerita, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan, metode permainan, metode simulasi.
5.      Media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu pendidik dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik).
6.      Fungsi media dalam pembelajaran PKn, yaitu (1) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran, (2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
7.      Secara garis besar, media dibagi menjadi empat jenis, yakni media grafis, media audio, media proyeksi diam, serta media proyeksi gerak dan audio visual.
8.      Sumber belajar  adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
9.      Manfaat sumber belajar, diantaranya (1) Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik, (2) Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret, (3) Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, (4) Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, (5) Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro, (6) Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat, (7) Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
10.  Komponen-komponen sumber belajar dapat dianalisis sebagai berikut: (1) Tujuan dan fungsi sumber belajar, (2) Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar, (3) Pesan, (4) Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar.
11.  Sumber belajar dapat diklasifikasikan sebagai Pesan (Message), Manusia (People), Bahan (Materials), Peralatan (Devices), Metode/Teknik (Technique), dan Lingkungan (Setting).


DAFTAR PUSTAKA

Solihatin, Etin. 2013. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasjmy Maridjo, Abdul. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak: TP.

Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Murtadho, Moh. dkk. 2009. Pembelajaran PKn MI, Surabaya: LAPIS-PGMI.

Eko Purwana, Agung, dkk. 2009. Pembelajaran IPS MI. Surabaya: LAPIS-PGMI.

S. Sadiman, Arief. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suryani, Nunuk. 2012. Starategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Eko Purwana, Agung, dkk. 2009. Pembelajaran IPS MI. Surabaya: LAPIS-PGMI.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.




[1] Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 3-4.
[2] Abdul Hasjmy Maridjo, Pendidikan Kewarganegaraan, (Pontianak: TP, 2009), hlm. 5.
[3] Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 5-19.
[4] Moh. Murtadho, dkk., Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), hlm. 7.
[5] Abdul Hasjmy Maridjo, Pendidikan Kewarganegaraan, 13-16.
[6] Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI, (Surabaya : LAPIS-PGMI, 2009), hlm. 23.
[7] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hlm. 6-7.
[8] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 19.
[9] Nunuk Suryani, Starategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 136.
[10] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 17-18.
[11] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 29-33.
[12] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 33.
[13] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 33-35.
[14] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 35.
[15] Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, 192-193.
[16] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 45.
[17] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 46
[18] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 47.
[19] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 48-49.
[20] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 49.
[21] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 49-55.
[22] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 55-57.
[23] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, 58-60.
[24] Agung Eko Purwana,dkk., Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), hlm. 15-16.
[26] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif , (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997). Hlm.105
[27] Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI, 19-20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar