Senin, 12 Oktober 2015

Memahami Kurikulum Matematika MI dengan footnote



Memahami Kurikulum Matematika MI
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah” Pembelajaran Matematika MI

DOSEN PEMBIMBING :
Sailatul Ilmiyah, M.Pd
OLEH KELOMPOK :
1.      Uswatun Hasanah                   (D77213043)
2.      Dewi Suryani                          (D77213046)
3.      Aminatuz zuhriya                    (D77213056)
4.      Fakihatul Chusnah                  (D77213066)
5.      Frida Aprilia R                        (D77213069)
6.      Amma                                                 (D772130)
5C-PGMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Kurikulum Matematika Mi”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sailatul Ilmiyah, M.PD selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pembelajaran Matematika MI yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hal-hal yang terkait dalam kurikulum matematika MI. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah kami dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan.

                                                                        Surabaya, 6 September 2015


                                                                                                            Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..1
A.    Latar Belakang ……………………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………....1
C.     Tujuan ………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………....3
A.    Karakteristik Matematika MI……………..…………………...……...3
B.     Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar MI……………………10
C.     Merumuskan Indikator ……………………...………………………22
D.    Peta Konsep Materi Matematika  MI……….……………………….24
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..27
A.    Simpulan ……………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran merupakan inti dari seorang guru untuk melakukan proses belajar mengajar di kelas. Guru akan selalu membelajarkan, membimbing, mendidik siswa-siswanya dalam setiap pembelajaran semua bidang studi dalam lingkup Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Beberapa bidang studi akan diajarkan oleh guru kelas. Salah satunya adalah pembelajaran matematika SD/MI.
Pembelajaran matematika SD/MI bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa-siwa SD/MI dalam menghitung, mengukur, memecahkan masalah, menyampaikan informasi dalam bentuk diagram dan sebagainya. Dalam mencapai hasil tujuan tersebut, maka guru harus mengetahui karakteristik matematika SD/MI dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika SD/MI juga menjadi pegangan guru dalam melakukan pembelajaran. Pegangan guru itu juga kurikulum yang didalamnya ada karakteristik, SK dan KD, Indikator, Peta konsep materi dan sebagainya sehingga guru harus menguasai bagaimana kurikulum yang sedang berjalan saat ini.
Masih ada calon guru yang belum bisa untuk merumuskan indikator dan membuat peta konsep materi matematika MI. Maka dari itu, makalah ini akan mempermudah calon guru untuk dapat belajar mengenai memahami kurikulum matematika yang di dalamnya terdapat komponen untuk mengetahui lebih jelas mengenai karakteristik, standar kompetensi, kompetensi dasar, merumuskan indikator, dan peta konsep materi matematika  MI.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Karakteristik Matematika MI?
2.      Apa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI?
3.      Bagaimana merumuskan indikator?
4.      Bagaimana Peta Konsep Materi Matematika MI?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui Karakteristik Matematika MI
2.      Mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
3.      Mengetahui Merumuskan Indikator
4.      Mengetahui Peta Konsep Materi Matematika MI


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Matematika MI
Hakikat matematika menurut Soejadi (2000), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.[1]
Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut piaget, mereka berada pada fase operasional kongkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat kongkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat pada objek kongkret yang dapat di tangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang di sampaikan oleh guru sehingga lebih cepat di pahami dan di mengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase kongkret dapat melalui tahapan kongkret, semi kongkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama di memori siswa, sehingga akan  melekat di pola pikir dan pola tindakannya, untuk keperluan inilah maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah cina mengatakan, “saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti.”[2]
      Terdapat beberapa ciri matematika secara umum di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki objek kajian yang yang abstrak
Materi pelajaran matematika termasuk materi yang abstrak, oleh karenanya banyak orang-orang yang dapat berpikir abstrak saja yang dapat mempelajari matematika. Bagi siswa sekolah dasar akan kesulitan belajar matematika, jika gurunya tidak menyesuaikan dengan kemempuan berpikir siswa-siswanya (siswa SD yang berusia di bawah 11 tahun pada umumnya belum dapat berpikir abstrak). Karena sisfat abstraknya itu maka guru harus memulai dalam belajar matematika dari konkrit (nyata) menuju abstrak. Ada empat objek kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi, konsep, dan prinsip.
a.       Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya di ungkapkan melalui simbol-simbol tertentu.
 Misal, jika guru akan mengajarkan penjumlahan bilangan cacah”2+3=5”, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:[3]
1)      Ambilah contoh-contoh berada yang dapat mewakili bilangan 2 dan bilangan 3, misalnya apel, kelengkeng, jeruk, dan sebagainya.
2)      Lakukanlah penggabungan antara dua apel dengan tiga apel menjadi satu wadah, suruhlah siswa untuk menghitung satu persatu apel yang sudah dijadikan satu wadah tersebut.
3)      Tulislah kejadian tersebut dalam kalimat:”dua apel digabungkan dengan tiga apel menjadi lima apel” atau “dua apel ditambah tiga apel sama dengan lima apel”.
4)      Lakukanlah penggunaan lambing bilangan dan simbol-simbol/lambang-lambang matematika yang digunakan seperti:”2 apel +3 apel = 5 apel”( catatan: dalam menjumlahkan dan mengurangkan jangan mengambil contoh benda yang berbeda, misalnya: 2 apel +3 jeruk= ?)
5)      Gunakan kalimat matematika yang sebenarnya, yaitu: 2+3=5
6)      Suruhlah siswa untuk membuat kalimat biasa dari kalimat matematika “2+3=5” yang lainnya, misalnya yang sedang dibicarakan adalah jeruk atau pisang.
Tahap (e) dari contoh di atas merupakan bentuk abstrak, karena kalimat matematika “2+3=5” dapat diterapkan dalam berbagai kasus.
b.      Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat di gunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
Contoh :
            “segitiga” adalah nama konsep. Dengan konsep itu, kita dapat membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan contoh segitiga.” Bilangan prima” juga nama suatu konsep, yang dengan konsep itu kita dapat membedakan mana yang merupakan bilangan prima dan mana yang bukan.
            Konsep dapat dipelajari lewat definisi atau observasi langsung. Seseorang dianggap telah memahami suatu konsep, jika ia dapat memisahkan contoh konsep dari yang bukan contoh konsep.
1)      Definisi
Definisi adalah ungkapan yang membatasi konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi, gambar, sketsa, atau symbol dari konsep yang didefinisikan.
Contoh:
      Konsep lingkaran dapat didefinisikan sebgai “sekumpulan titik-titik pada bidang datar yang memiliki jarak yang sama terhadap titik tertentu.” Dengan definisi tersebut pula, orang dapat membuat sketsa dari lingkaran, dan pada kasus ini orang sepakat memilih symbol “O”.
2)      Intensi dan Ekstensi suatu Definisi
Dalam suatu definisi, terdapat dua hal yang disebut intensi atau hal yang menjadi fokus dalam pernyataan dan ekstensi atau hal yang menjadi jangkauan dari pernyataan. Dapat terjadi dua definisi dengan intense berbeda, tetapi dengan ekstensi yang sama.
Contoh :
a)      Segitiga sama sisi adalah segitiga yang sama sisinya.
b)      Segitiga sama sisi adalah segitiga yang sudutnya sama.
c)      Segitiga sama sudut adalah segitiga yang ketiga sudutnya sama.
d)     Segitiga sama sudut adalah segitiga yang ketiga sisinya sama.
Dalam contoh di atas, atributnya berbeda, yang satu mengutamakan sisi, sedang yang lain mengatakan sudut. Ini dikaitkan bahwa definisi (1) dan (2) memiliki ekstensi (jangkauan) yang sama, sedang intensinya berbeda.
Demikian juga terhadap definisi (3) dan (4), yang memiliki ekstensi yang sama, tetapi intensi berbeda. Bahkan lebih jauh, keempat definisi tersebut juga memiliki ekstensi yang sama.
c.       Operasi dan relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara dua atau lebih elemen.
Contoh :
            Contoh operasi: “penjumlahan”, ”perpangkatang”, ”gabungan”,” irisan”, dan lain-lain. sedangkan relasi: “sama dengan”, “lebih kecil dari”,dan lain-lain.
d.      Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau pun operasi. Secara sederhana, dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan di anatara berbagai objek dasar matematika.
Contoh:
            Sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmatika merupakan suatu prinsip.
2.      Bertumpu pada kesepakatan
Symbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan symbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
Contoh :
            Lambang bilangan yang digunakan sekarang 1,2,3, dan seterusnya merupakan contoh sederhana dari sebuah kesepakatan dalam matematika. Siswa secara tidak sadar menerima kesepakatan itu ketika mulai mempelajari tentang angka atau bilangan. Termasuk pula penggunaan kata “satu” untuk lambing “1”, atau “sama dengan” untuk lambing “=” juga merupakan kesepakatan.
3.      Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika, hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.
Pola pikid deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat sederhana, tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak sederhana.
Contoh :
            Seorang siswa telah memahami konsep dari “lingkaran”. Ketika berada di dapur, ia dapat menggolongkan mana peralatan dapur yang berbentuk lingkaran. Dalam hal ini, siswa tersebut telah menggunakan pola pikir deduktif secara sederhana ketika menunjukkan suatu peralatan yang berbentuk lingkaran.

4.      Konsistensi dalam sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam system yang dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada system-sistem yang berkaitan, ada pula system-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan system-sistem geometri dapat dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam system aljabar, terdapat pula beberapa system lain yang lebih “kecil” yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan system geometri.
5.      Memilki symbol yang kosong arti
Di dalam matematika, banyak sekali symbol baik yang berupa huruf latin, huruf yunani, maupun symbol-simbol khusus lainnya. Symbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu, ada pula model matematika yang berupa gambar seperti bangun-bangun geometri, grafik, maupun diagram.
6.      Memerhatikan semesta pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari symbol-simbol matematika, bila kita menggunakannya kita seharusnya memerhatikan pula lingkup pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka symbol-simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula. Begitu pula bila kita berbicara tentang transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan lain-lain), maka symbol-simbol matematikanya menunjukkan suatu transformasi pula. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaiannya suatu soal atau masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.
7.      Karakteristik matematika sekolah
Sehubungan dengan karakteristik umum matematika di atas dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah harus memerhatikan ruang lingkup matematika sekolah. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan matematika sekolah, perbedaan itu dalam hal: 1) penyajian, 2) pola pikir, 3) keterbatasan semesta, dan 4) tingkat keabstrakan.
a.       Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali dengan teorema maupun definisi,tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa. Pembelajaran matematika di sekolah yang dilakukan dengan pendekatan secara induktif atau konkret sudah harus dikurangi, kecuali pada topic-topik yang memerlukan bantuan yang agak konkret, seperti teori peluang.
b.      Pola pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini harus disesuaikan dengan topic bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai kriteria umum, biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif lebih dulu, karena hal ini lebih menungkinkan siswa menangkap pengertian yang dimaksud.
c.       Semesta pembicaraan
Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga menyesuaikan dalam kekomplekan semestanya; semakin meningkat perkembangan intelektual siswa, semesta matematikanya pun semakin diperluas.
d.      Tingkat keabstrakan
Seperti pada poin sebelumnya, tingkat keabstrakan matematika juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa. Di SD, dimungkinkan untuk mengonkretkan objek-objek matematika agar siswa lebih memahami pelajaran. Namun, semakin tinggi jenjang sekolah, tingkat keabstrakan objek semakin diperjelas.
B.     Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
Mulai tahun ajaran 2006/2007. Dinas pendidikan telah mewajibkan sekolah untuk menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan didasarkan pada peraturan mendiknas no.24 mengenai penerapan standar isi kurikulum 2006. Standar isi kurikulum 2006 memuat juga standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD).
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jadi dalam kaitannya dalam KTSP, SK dan KD berbagai mata pelajaran dipersiapkan depdiknas untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing (mulyasa, 2008:109).
Pada tingkat SD atau MI mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Seerta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta dididk dapat memperoleh kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain untuk mengembangkan kemampuan tersebut, dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain (standar isi kurikulum 2006)
Berdasarkan peraturan pemerintah no 24 seperti disebut diatas, sekolah mendapat kelulusan untuk menyusun kurikulum sendiri. Ada tiga hal yang harus dilakukan guru, yaitu mengembangkan materi, kegiatan belajar, dan indikator.[4]
Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada kurikulum 2006 adalah sebagai berikut:[5]
Kelas I,  Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.  Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
1.1   Membilang banyak benda
1.2   Mengurutkan banyak benda
1.3   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
1.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Geometri dan Pengukuran
2.   Menggunakan pengukuran waktu dan panjang
2.1   Menentukan waktu (pagi, siang, malam),   hari, dan jam (secara bulat)
2.2   Menentukan lama suatu kejadian berlangsung
2.3   Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (pendek, panjang) dan membandingkannya
2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang
3.   Mengenal beberapa bangun ruang
3.1   Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
3.2   Menentukan urutan benda-benda ruang yang sejenis menurut besarnya


Kelas I,  Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
4.  Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah
4.1   Membilang banyak benda
4.2   Mengurutkan banyak benda
4.3   Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
4.4   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
4.5   Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan
4.6   Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
Geometri dan Pengukuran
5.   Menggunakan pengukuran berat
5.1    Membandingkan berat benda (ringan, berat)
5.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda
6.   Mengenal bangun datar sederhana
6.1   Mengenal segitiga, segi empat, dan lingkaran
6.2   Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
Kelas II, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
1.1   Membandingkan bilangan sampai 500
1.2   Mengurutkan bilangan sampai 500
1.3   Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan
1.4   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
Geometri dan Pengukuran
2.   Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah
2.1   Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam
2.2   Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan
2.3   Menggunakan alat ukur berat
2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda
Kelas II,  Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
3.   Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka
3.1   Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
3.2   Melakukan pembagian bilangan dua angka
3.3   Melakukan operasi hitung campuran
Geometri dan Pengukuran
4.   Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana
4.1   Mengelompokkan bangun datar
4.2   Mengenal sisi-sisi bangun datar
4.3   Mengenal sudut-sudut bangun datar
Kelas III,  Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.   Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
1.1   Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
1.2   Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
1.3   Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
1.4   Melakukan operasi hitung campuran
1.5   Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang
Geometri dan Pengukuran
2.   Menggunakan  pengu-kuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah
2.1   Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)
2.2   Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah
2.3   Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat


Kelas III, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
3.   Memahami pecahan sederhana dan penggu-naannya dalam pemecahan masalah
3.1   Mengenal  pecahan sederhana
3.2   Membandingkan pecahan sederhana
3.3   Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana
Geometri dan Pengukuran
4.   Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana
4.1   Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya
4.2   Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut
5.   Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya  dalam pemecahan masalah
5.1   Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
5.2   Menghitung luas persegi dan persegi panjang
5.3   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.   Memahami dan menggu-nakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
1.1   Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
1.2   Mengurutkan bilangan
1.3   Melakukan operasi perkalian dan pembagian
1.4   Melakukan operasi hitung campuran
1.5   Melakukan penaksiran dan pembulatan
1.6   Memecahkan masalah yang melibatkan uang
2.   Memahami dan menggunakan faktor dan keli-patan dalam pemecahan masalah
2.1   Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
2.2   Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
2.3   Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
Geometri dan Pengukuran
3.   Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah

3.1   Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat
3.2   Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat
3.3   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat
3.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas
4.   Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah
4.1   Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
4.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
Kelas  IV,  Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
5.   Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
5.1   Mengurutkan bilangan bulat
5.2   Menjumlahkan bilangan bulat
5.3   Mengurangkan bilangan bulat
5.3   Melakukan operasi hitung campuran
6.   Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
6.1   Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
6.2   Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
6.3   Menjumlahkan pecahan
6.4   Mengurangkan pecahan
6.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan
7.   Menggunakan lambang bilangan Romawi
7.1   Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2    Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
Geometri dan Pengukuran
8.   Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
8.1   Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
8.2   Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
8.3   Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris
8.4   Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar



Kelas V,  Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.   Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
1.1   Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran
1.2   Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB
1.3   Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat
1.4   Menghitung perpangkatan dan akar sederhana
1.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB
Geometri dan Pengukuran
2.   Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah

2.1   Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
2.2   Melakukan operasi hitung satuan waktu
2.3   Melakukan pengukuran sudut
2.4   Mengenal satuan jarak dan kecepatan
2.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan
3.   Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
3.1   Menghitung luas trapesium dan layang-layang
3.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
4.   Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
4.1   Menghitung volume kubus dan balok
4.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok
Kelas V,  Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
5.   Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
5.1   Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya
5.2   Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
5.3   Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
5.4   Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
Geometri dan Pengukuran
6.   Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
6.1   Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
6.2   Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
6.3   Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
6.4   Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
6.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana
Kelas VI,  Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.   Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
1.1   Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK
1.2   Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik
1.3   Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat
Geometri dan Pengukuran
2.   Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah
2.1   Mengenal satuan debit
2.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit
3.   Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
3.1   Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana
3.2   Menghitung luas lingkaran
3.3    Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran
Pengolahan Data
4.   Mengumpulkan dan mengolah data
4.1   Mengumpulkan dan membaca data
4.2   Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel
4.3   Menafsirkan sajian data





Kelas VI, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
5.   Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah
5.1   Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan
5.2   Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal
5.3   Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan atau kuantitas tertentu
5.4   Melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan
5.5   Memecahkan masalah perbandingan dan skala
Geometri dan Pengukuran
6.   Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah
6.1   Membuat denah letak benda
6.2   Mengenal koordinat posisi sebuah benda
6.3   Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat Kartesius
Pengolahan Data
7.   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data
7.1   Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran
7.2   Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpulan data
7.3   Mengurutkan data termasuk menentukan nilai tertinggi dan terendah
7.4   Menafsirkan hasil pengolahan data




C.     Merumuskan Indikator
Indikator dalam suatu Kompetensi Dasar adalah sebagai penanda minimal penguasaan kompetensi yang bersangkutan. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Jadi, tanda bahwa siswa-siswi telah menguasai kompetensi yang disyaratkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terdapat dalam indikator. Indikator harus dibuat dengan merujuk pada Kompetensi Dasar.
Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SD/MI kurikulum 2006 :
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.      Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemahaman masalah
1.1  Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
1.2  Mengurutkan bilangan
1.3  Melakukan operasi perkalian dan pembagian
1.4  Melakukan operasi hitung campuran
1.5  Melakukan penaksiran dan pembulatan
1.6  Memecahkan masalah yang melibatkan uang

Nasar (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan indikator. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Mengambil rumusan Kompetensi Dasar
Rumusan Kompetensi Dasar dapat kita temukan dalam Standar Isi 2006 untuk tiap pelajaran, kelas, dan semester. Sebagai contoh kita ambil Kompetensi Dasar untuk kelas IV semester 1, mata pelajaran matematika pada tabel 2.2.
2.      Menganalisis Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar yang telah kita ambil dari Standar Isi kemudian kita analisis dengan mengajukan pertanyaan dasar “apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa dan siswi telah menguasai Kompetensi Dasar?” analisis kompetensi dasar kita lakukan dengan menelaah kedalam tiga aspek kemampuan siswa-siswi, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotorik), dan aspek sikap (afektif). Pada tabel. 2.2.

3.      Koreksi jabaran kemampuan
Langkah selanjutnya adalah mengoreksi analisis kemampuan yang telah dibuat. Koreksi diperlukan agar jabatan kemampuan adalah benar-benar penting dan signifikan. Jabaran yang tidak penting akan membuang-buang waktu. Perlu juga diperhatikan apakah jabaran kompetensi telah ditempatkan sesuai dengan kolom kategori yang sesuai ( apakah itu aspek pengetahuan,psikomotorik, atau sikap).
4.      Redaksi indikator
Kalimat indikator harus menggunakan kata kerja operasional sehingga dapat diukur dan atau diobservasi untuk melihat ketercapaian Kompetensi Dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian. Dalam pengembangan indikator, Mulyasa (2008) menekankan langkah utama yaitu pada penentuan kata kerja operasional yang dapat diguunakan untuk indikator kemampuan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Misalnya (1) kata kerja untuk aspek kognitif: menjelaskan, menghitung, menganalisis, mengumpulkan, menyimpulkan, dll;(2) kata kerja untuk aspek afektif: mematuhi, mengusulkan, mengubah, mengubah perilaku, dll; (3) kata kerja untuk aspek psikomotorik; mengumpulkan, memanipulasi, memutar, membentuk, dll.
Contoh rumusan kalimat indikator untuk satu Kompetensi:

Kompetensi Dasar
Indikator
1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan uang
1.6.1 Menuliskan nilai uang rupiah
1.6.2 Menaksirkan jumlah harga sekumpulan barang

D.    Peta Konsep Materi Matematika MI
Standar isi memuat materi minimal dan tingkan kompetensi minimal untuk menvapai kompetensi lulusan minimal. Materi minimal tersebut kemudian dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada dan memungkinkan dalam peningkatan mutu pendidikan.
Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran, khususnya matematika, guru dapat membuat peta konsep materi. Peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang di presentasikan bagai jaringan konsep yang perlu di konstruk (hudojo dk,2002). Jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta konsep. Jadi peta konsep tidak hanya menggambarkan konsep-konsep penting, tapi juga hubungan antara konsep tersebut.[6]
Peta kponsep merupakan petunjuk bagi guru untuk menunjukkan ide-ide yang penting dengan rencana pembelajaran. Selain itu, dengan melihat peta konsep, siswa-siswi dapat memahami dan mengingat konsep baru dengan mudah dan dapat menyimpannya dalam memori lebih lama. Berikut adalah langkah untuk menyusun peta konsep menurut dahar (dalam Hudoyo,2002):[7]
1.      Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep
2.      Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
3.      Menempatkan id utama di tengah atau di puncak peta
4.      Mengelompokkan ide-id sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan ide-ide tersebut terhadap ide utama.
Secara praktis, guru dapat mengembangkan materi yang telah ada dalam standar isi kurikulum 2006. Kita dapat membuat peta konsep berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada.[8]
1.      Pertama, kita identivikasi materi atau ide pokok yang ada dalam SK dan KD kurikulum 2006. Misalnya: dari kompetensi dasar kelas IV semester I yang berbunyi “mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung”. Ide pokoknya adalah “sifat-sifat operasi hitung”.
2.      Lalu kita identifikasi konsep-konsep sekunder yang menunjang ide “sifat-sifat operasi hitung”.
a.       Sifat komutatif dalam penjumlahan
b.      Sifat komutatif pada perkalian
c.       Sifat asosiatif pada penjumlahan
d.      Sifat asosiatif pada perkalian
e.       Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
f.       Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
3.      Letakkan ide utama di puncak, tengah atau ujung peta.
4.      Menempatkan ide sekunder di skeliling ide utama.

Contoh Peta Konsep Matematika MI[9]






BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Karakteristik Matematika MI
a.       Memiliki objek kajian yang yang abstrak
1)      Fakta
2)      Konsep
3)      Operasi dan relasi
4)      Prinsip
b.      Bertumpu pada kesepakatan
c.       Berpola Pikir Deduktif
d.      Konsistensi dalam sistemnya
e.       Memilki symbol yang kosong arti
f.       Memerhatikan semesta pembicaraan
g.      Karakteristik matematika sekolah
1)      Penyajian
2)      Pola pikir
3)      Semesta pembicaraan
4)      Tingkat keabstrakan

2.      Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jadi dalam kaitannya dalam KTSP, SK dan KD berbagai mata pelajaran dipersiapkan depdiknas untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing (mulyasa, 2008:109).



3.      Merumuskan Indikator
Nasar (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan indikator. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Mengambil rumusan Kompetensi Dasar
b.      Menganalisis Kompetensi Dasar
c.       Koreksi jabaran kemampuan
d.      Redaksi indikator
                             
4.      Peta Konsep Materi Matematika MI
Langkah untuk menyusun peta konsep menurut dahar (dalam Hudoyo,2002):
a.       Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep
b.      Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
c.       Menempatkan id utama di tengah atau di puncak peta
d.      Mengelompokkan ide-id sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan ide-ide tersebut terhadap ide utama.







DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan , dkk. 2002.  Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka
Adjie Nahrowi. 2006. Pemecahan Masalah Matematika.  Bandung: UPI PRESS
Kusaeri, dkk. 2009 Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: Lapis-PGMI
Su de mi. 2011. SK-KD Matematika SD/MI (online). ),( http://matematika-pasti.blogspot.co.id/2012/03/sk-kd-matematika-sdmi.html,  di akses pada 14 September 2015


[1] Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),hlm.723
[2]
[3] Nahrowi Adjie, Pemecahan Masalah Matematika, ( Bandung: UPI PRESS, 2006) hlm. 37
[4] Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Lapis-PGMI), hlm.9
[5] (Matematika pasti,Su di me, online),( http://matematika-pasti.blogspot.co.id/2012/03/sk-kd-matematika-sdmi.html,  di akses pada 14 September 2015)

[6] Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, 11
[7] Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, 12
[8] Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, 12
[9] Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar