Memahami Kurikulum Matematika MI
Ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah”
Pembelajaran Matematika MI”
DOSEN
PEMBIMBING :
Sailatul Ilmiyah, M.Pd
OLEH
KELOMPOK :
1.
Uswatun Hasanah (D77213043)
2.
Dewi Suryani (D77213046)
3.
Aminatuz zuhriya (D77213056)
4.
Fakihatul Chusnah (D77213066)
5.
Frida Aprilia R (D77213069)
6.
Amma (D772130)
5C-PGMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL SURABAYA
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Memahami Kurikulum Matematika Mi”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sailatul Ilmiyah, M.PD selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pembelajaran Matematika MI yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta pihak-pihak lainnya yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hal-hal yang terkait dalam kurikulum
matematika MI. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran demi perbaikan di
masa mendatang.
Semoga makalah kami dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan bermanfaat bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan yang kurang berkenan.
Surabaya, 6 September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….…i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..1
A.
Latar
Belakang ……………………………………………………….1
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………………....1
C.
Tujuan ………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………....3
A.
Karakteristik Matematika
MI……………..…………………...……...3
B.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
MI……………………10
C.
Merumuskan Indikator ……………………...………………………22
D.
Peta Konsep Materi Matematika MI……….……………………….24
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..27
A.
Simpulan ……………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran merupakan inti dari
seorang guru untuk melakukan proses belajar mengajar di kelas. Guru akan selalu
membelajarkan, membimbing, mendidik siswa-siswanya dalam setiap pembelajaran
semua bidang studi dalam lingkup Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
Beberapa bidang studi akan diajarkan oleh guru kelas. Salah satunya adalah
pembelajaran matematika SD/MI.
Pembelajaran matematika SD/MI
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa-siwa SD/MI dalam
menghitung, mengukur, memecahkan masalah, menyampaikan informasi dalam bentuk
diagram dan sebagainya. Dalam mencapai hasil tujuan tersebut, maka guru harus
mengetahui karakteristik matematika SD/MI dalam melakukan proses pembelajaran
di kelas. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika SD/MI juga menjadi
pegangan guru dalam melakukan pembelajaran. Pegangan guru itu juga kurikulum
yang didalamnya ada karakteristik, SK dan KD, Indikator, Peta konsep materi dan
sebagainya sehingga guru harus menguasai bagaimana kurikulum yang sedang
berjalan saat ini.
Masih ada calon guru yang belum bisa
untuk merumuskan indikator dan membuat peta konsep materi matematika MI. Maka
dari itu, makalah ini akan mempermudah calon guru untuk dapat belajar mengenai
memahami kurikulum matematika yang di dalamnya terdapat komponen untuk
mengetahui lebih jelas mengenai karakteristik, standar kompetensi, kompetensi
dasar, merumuskan indikator, dan peta konsep materi matematika MI.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Karakteristik Matematika MI?
2.
Apa
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI?
3.
Bagaimana
merumuskan indikator?
4.
Bagaimana
Peta Konsep Materi Matematika MI?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
Karakteristik Matematika MI
2.
Mengetahui
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
3.
Mengetahui
Merumuskan Indikator
4.
Mengetahui
Peta Konsep Materi Matematika MI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Matematika MI
Hakikat matematika menurut Soejadi (2000), yaitu memiliki objek
tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan
sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.[1]
Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut piaget, mereka berada pada fase
operasional kongkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan
dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat kongkret.
Dari
usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat pada objek kongkret yang
dapat di tangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak,
siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas
apa yang di sampaikan oleh guru sehingga lebih cepat di pahami dan di mengerti
oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase kongkret dapat melalui tahapan
kongkret, semi kongkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Dalam
matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera
diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama di memori siswa, sehingga
akan melekat di pola pikir dan pola
tindakannya, untuk keperluan inilah maka diperlukan adanya pembelajaran melalui
perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta
saja, hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah cina mengatakan, “saya
mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya
mengerti.”[2]
Terdapat beberapa ciri matematika secara
umum di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki
objek kajian yang yang abstrak
Materi pelajaran matematika termasuk materi yang abstrak, oleh
karenanya banyak orang-orang yang dapat berpikir abstrak saja yang dapat
mempelajari matematika. Bagi siswa sekolah dasar akan kesulitan belajar
matematika, jika gurunya tidak menyesuaikan dengan kemempuan berpikir
siswa-siswanya (siswa SD yang berusia di bawah 11 tahun pada umumnya belum
dapat berpikir abstrak). Karena sisfat abstraknya itu maka guru harus memulai
dalam belajar matematika dari konkrit (nyata) menuju abstrak. Ada empat objek
kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi, konsep, dan prinsip.
a.
Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang
biasanya di ungkapkan melalui simbol-simbol tertentu.
Misal, jika guru akan
mengajarkan penjumlahan bilangan cacah”2+3=5”, tahap-tahapnya adalah sebagai
berikut:[3]
1)
Ambilah
contoh-contoh berada yang dapat mewakili bilangan 2 dan bilangan 3, misalnya
apel, kelengkeng, jeruk, dan sebagainya.
2)
Lakukanlah
penggabungan antara dua apel dengan tiga apel menjadi satu wadah, suruhlah
siswa untuk menghitung satu persatu apel yang sudah dijadikan satu wadah
tersebut.
3)
Tulislah
kejadian tersebut dalam kalimat:”dua apel digabungkan dengan tiga apel menjadi
lima apel” atau “dua apel ditambah tiga apel sama dengan lima apel”.
4)
Lakukanlah
penggunaan lambing bilangan dan simbol-simbol/lambang-lambang matematika yang
digunakan seperti:”2 apel +3 apel = 5 apel”( catatan: dalam menjumlahkan dan
mengurangkan jangan mengambil contoh benda yang berbeda, misalnya: 2 apel +3
jeruk= ?)
5)
Gunakan
kalimat matematika yang sebenarnya, yaitu: 2+3=5
6)
Suruhlah
siswa untuk membuat kalimat biasa dari kalimat matematika “2+3=5” yang lainnya,
misalnya yang sedang dibicarakan adalah jeruk atau pisang.
Tahap (e) dari contoh di atas merupakan bentuk abstrak, karena
kalimat matematika “2+3=5” dapat diterapkan dalam berbagai kasus.
b.
Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat di gunakan untuk menggolongkan
atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh
konsep atau bukan.
Contoh
:
“segitiga” adalah nama konsep.
Dengan konsep itu, kita dapat membedakan mana yang merupakan contoh segitiga
dan mana yang bukan contoh segitiga.” Bilangan prima” juga nama suatu konsep,
yang dengan konsep itu kita dapat membedakan mana yang merupakan bilangan prima
dan mana yang bukan.
Konsep dapat dipelajari lewat
definisi atau observasi langsung. Seseorang dianggap telah memahami suatu
konsep, jika ia dapat memisahkan contoh konsep dari yang bukan contoh konsep.
1)
Definisi
Definisi
adalah ungkapan yang membatasi konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat
membuat ilustrasi, gambar, sketsa, atau symbol dari konsep yang didefinisikan.
Contoh:
Konsep lingkaran dapat didefinisikan
sebgai “sekumpulan titik-titik pada bidang datar yang memiliki jarak yang sama
terhadap titik tertentu.” Dengan definisi tersebut pula, orang dapat membuat
sketsa dari lingkaran, dan pada kasus ini orang sepakat memilih symbol “O”.
2)
Intensi
dan Ekstensi suatu Definisi
Dalam suatu definisi, terdapat dua hal yang disebut intensi atau
hal yang menjadi fokus dalam pernyataan dan ekstensi atau hal yang menjadi
jangkauan dari pernyataan. Dapat terjadi dua definisi dengan intense berbeda,
tetapi dengan ekstensi yang sama.
Contoh
:
a)
Segitiga
sama sisi adalah segitiga yang sama sisinya.
b)
Segitiga
sama sisi adalah segitiga yang sudutnya sama.
c)
Segitiga
sama sudut adalah segitiga yang ketiga sudutnya sama.
d)
Segitiga
sama sudut adalah segitiga yang ketiga sisinya sama.
Dalam contoh di
atas, atributnya berbeda, yang satu mengutamakan sisi, sedang yang lain
mengatakan sudut. Ini dikaitkan bahwa definisi (1) dan (2) memiliki ekstensi
(jangkauan) yang sama, sedang intensinya berbeda.
Demikian juga
terhadap definisi (3) dan (4), yang memiliki ekstensi yang sama, tetapi intensi
berbeda. Bahkan lebih jauh, keempat definisi tersebut juga memiliki ekstensi
yang sama.
c.
Operasi
dan relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara dua atau
lebih elemen.
Contoh
:
Contoh operasi: “penjumlahan”,
”perpangkatang”, ”gabungan”,” irisan”, dan lain-lain. sedangkan relasi: “sama
dengan”, “lebih kecil dari”,dan lain-lain.
d.
Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,
beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau pun operasi. Secara
sederhana, dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan di anatara berbagai objek
dasar matematika.
Contoh:
Sifat komutatif dan sifat asosiatif
dalam aritmatika merupakan suatu prinsip.
2.
Bertumpu
pada kesepakatan
Symbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan symbol dan istilah yang telah
disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah
dilakukan dan dikomunikasikan.
Contoh
:
Lambang bilangan yang digunakan
sekarang 1,2,3, dan seterusnya merupakan contoh sederhana dari sebuah
kesepakatan dalam matematika. Siswa secara tidak sadar menerima kesepakatan itu
ketika mulai mempelajari tentang angka atau bilangan. Termasuk pula penggunaan
kata “satu” untuk lambing “1”, atau “sama dengan” untuk lambing “=” juga
merupakan kesepakatan.
3.
Berpola
Pikir Deduktif
Dalam matematika, hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif.
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal
dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus.
Pola pikid deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat
sederhana, tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak sederhana.
Contoh
:
Seorang siswa telah memahami konsep
dari “lingkaran”. Ketika berada di dapur, ia dapat menggolongkan mana peralatan
dapur yang berbentuk lingkaran. Dalam hal ini, siswa tersebut telah menggunakan
pola pikir deduktif secara sederhana ketika menunjukkan suatu peralatan yang
berbentuk lingkaran.
4.
Konsistensi
dalam sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam system yang dibentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada system-sistem yang berkaitan,
ada pula system-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan lainnya.
Sistem-sistem aljabar dengan system-sistem geometri dapat dipandang lepas satu
dengan lainnya. Di dalam system aljabar, terdapat pula beberapa system lain
yang lebih “kecil” yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Demikian pula
dengan system geometri.
5.
Memilki
symbol yang kosong arti
Di dalam matematika, banyak sekali symbol baik yang berupa huruf
latin, huruf yunani, maupun symbol-simbol khusus lainnya. Symbol-simbol
tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model
matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun
fungsi. Selain itu, ada pula model matematika yang berupa gambar seperti
bangun-bangun geometri, grafik, maupun diagram.
6.
Memerhatikan
semesta pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari symbol-simbol matematika,
bila kita menggunakannya kita seharusnya memerhatikan pula lingkup
pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit
bisa pula luas. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka
symbol-simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula. Begitu pula bila
kita berbicara tentang transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan
lain-lain), maka symbol-simbol matematikanya menunjukkan suatu transformasi
pula. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaiannya suatu soal atau masalah,
juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.
7.
Karakteristik
matematika sekolah
Sehubungan
dengan karakteristik umum matematika di atas dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika di sekolah harus memerhatikan ruang lingkup matematika sekolah. Ada
sedikit perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan matematika sekolah,
perbedaan itu dalam hal: 1) penyajian, 2) pola pikir, 3) keterbatasan semesta,
dan 4) tingkat keabstrakan.
a.
Penyajian
Penyajian
matematika tidak harus diawali dengan teorema maupun definisi,tetapi haruslah
disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa. Pembelajaran matematika di
sekolah yang dilakukan dengan pendekatan secara induktif atau konkret sudah
harus dikurangi, kecuali pada topic-topik yang memerlukan bantuan yang agak
konkret, seperti teori peluang.
b.
Pola
pikir
Pembelajaran
matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir deduktif maupun pola pikir
induktif. Hal ini harus disesuaikan dengan topic bahasan dan tingkat
intelektual siswa. Sebagai kriteria umum, biasanya di SD menggunakan pendekatan
induktif lebih dulu, karena hal ini lebih menungkinkan siswa menangkap
pengertian yang dimaksud.
c.
Semesta
pembicaraan
Sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, matematika yang disajikan dalam
jenjang pendidikan juga menyesuaikan dalam kekomplekan semestanya; semakin
meningkat perkembangan intelektual siswa, semesta matematikanya pun semakin
diperluas.
d.
Tingkat
keabstrakan
Seperti
pada poin sebelumnya, tingkat keabstrakan matematika juga harus menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan intelektual siswa. Di SD, dimungkinkan untuk
mengonkretkan objek-objek matematika agar siswa lebih memahami pelajaran.
Namun, semakin tinggi jenjang sekolah, tingkat keabstrakan objek semakin
diperjelas.
B.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
Mulai tahun ajaran 2006/2007. Dinas pendidikan telah mewajibkan
sekolah untuk menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan didasarkan pada
peraturan mendiknas no.24 mengenai penerapan standar isi kurikulum 2006.
Standar isi kurikulum 2006 memuat juga standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SK dan KD).
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) merupakan
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jadi dalam kaitannya
dalam KTSP, SK dan KD berbagai mata pelajaran dipersiapkan depdiknas untuk
dijadikan acuan oleh para pelaksana dalam mengembangkan KTSP pada satuan
pendidikan masing-masing (mulyasa, 2008:109).
Pada tingkat SD atau MI mata pelajaran matematika diberikan untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif. Seerta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta dididk dapat memperoleh kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain untuk mengembangkan
kemampuan tersebut, dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan
dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain (standar isi
kurikulum 2006)
Berdasarkan peraturan pemerintah no 24 seperti disebut diatas,
sekolah mendapat kelulusan untuk menyusun kurikulum sendiri. Ada tiga hal yang
harus dilakukan guru, yaitu mengembangkan materi, kegiatan belajar, dan
indikator.[4]
Adapun
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada kurikulum 2006 adalah sebagai
berikut:[5]
Kelas
I, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 20
|
1.1 Membilang banyak benda
1.2 Mengurutkan banyak benda
1.3 Melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 20
1.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan sampai 20
|
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu dan panjang
|
2.1 Menentukan waktu (pagi, siang,
malam), hari, dan jam (secara bulat)
2.2 Menentukan lama suatu kejadian berlangsung
2.3 Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat
sehari-hari (pendek, panjang) dan membandingkannya
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
waktu dan panjang
|
3. Mengenal beberapa bangun ruang
|
3.1 Mengelompokkan berbagai bangun ruang
sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
3.2 Menentukan urutan benda-benda ruang yang
sejenis menurut besarnya
|
Kelas
I, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai dua angka dalam pemecahan masalah
|
4.1 Membilang banyak benda
4.2 Mengurutkan banyak benda
4.3 Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dua angka
4.5 Menggunakan sifat operasi pertukaran dan
pengelompokan
4.6 Menyelesaikan masalah yang melibatkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
|
Geometri dan Pengukuran
5. Menggunakan pengukuran berat
|
5.1 Membandingkan berat benda (ringan,
berat)
5.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
berat benda
|
6. Mengenal bangun datar sederhana
|
6.1 Mengenal segitiga, segi empat, dan lingkaran
6.2 Mengelompokkan bangun datar menurut
bentuknya
|
Kelas II,
Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 500
|
1.1 Membandingkan bilangan sampai 500
1.2 Mengurutkan bilangan sampai 500
1.3 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan,
dan satuan
1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 500
|
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan
berat dalam pemecahan masalah
|
2.1 Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan
jam
2.2 Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan
baku (cm, m) yang sering digunakan
2.3 Menggunakan alat ukur berat
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
berat benda
|
Kelas II, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan
sampai dua angka
|
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka
3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka
3.3 Melakukan operasi hitung campuran
|
Geometri dan Pengukuran
4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana
|
4.1 Mengelompokkan bangun datar
4.2 Mengenal sisi-sisi bangun datar
4.3 Mengenal sudut-sudut bangun datar
|
Kelas III, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga
angka
|
1.1 Menentukan letak bilangan pada garis
bilangan
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga
angka
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan
tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
1.4 Melakukan operasi hitung campuran
1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
|
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengu-kuran waktu,
panjang dan berat dalam pemecahan masalah
|
2.1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya
(meteran, timbangan, atau jam)
2.2 Menggunakan alat ukur dalam pemecahan
masalah
2.3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar
satuan panjang, dan antar satuan berat
|
Kelas III,
Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
3. Memahami pecahan sederhana dan penggu-naannya
dalam pemecahan masalah
|
3.1 Mengenal pecahan sederhana
3.2 Membandingkan pecahan sederhana
3.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pecahan sederhana
|
Geometri dan Pengukuran
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar
sederhana
|
4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar
sederhana menurut sifat atau unsurnya
4.2 Mengidentikasi berbagai jenis dan besar
sudut
|
5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
|
5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang
5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling, luas persegi dan persegi panjang
|
Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Memahami dan menggu-nakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan dalam pemecahan masalah
|
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
1.2 Mengurutkan bilangan
1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian
1.4 Melakukan operasi hitung campuran
1.5 Melakukan penaksiran dan pembulatan
1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan uang
|
2. Memahami dan menggunakan faktor dan
keli-patan dalam pemecahan masalah
|
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
KPK dan FPB
|
Geometri dan Pengukuran
3. Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan
berat dalam pemecahan masalah
|
3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan tidak
baku dan satuan derajat
3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu,
antar satuan panjang, dan antar satuan berat
3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
satuan waktu, panjang dan berat
3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
satuan kuantitas
|
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun
datar sederhana dalam pemecahan masalah
|
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang
dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
|
Kelas IV, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
|
5.1 Mengurutkan bilangan bulat
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
5.3 Mengurangkan bilangan bulat
5.3 Melakukan operasi hitung campuran
|
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
|
6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
6.3 Menjumlahkan pecahan
6.4 Mengurangkan pecahan
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pecahan
|
7. Menggunakan lambang bilangan Romawi
|
7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai
bilangan Romawi dan sebaliknya
|
Geometri dan Pengukuran
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan
hubungan antar bangun datar
|
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun
datar simetris
8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu bangun
datar
|
Kelas V, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam
pemecahan masalah
|
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan
KPK dan FPB
1.3 Melakukan operasi hitung campuran bilangan
bulat
1.4 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi hitung, KPK dan FPB
|
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak,
dan kecepatan dalam pemecahan masalah
|
2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan
notasi 24 jam
2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
2.3 Melakukan pengukuran sudut
2.4 Mengenal satuan jarak dan kecepatan
2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
waktu, jarak, dan kecepatan
|
3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
|
3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang
3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas bangun datar
|
4. Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
|
4.1 Menghitung volume kubus dan balok
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume kubus dan balok
|
Kelas V, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
|
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan
desimal serta sebaliknya
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk
pecahan
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah
perbandingan dan skala
|
Geometri dan Pengukuran
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun
|
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun
ruang sederhana
6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan
simetri
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bangun datar dan bangun ruang sederhana
|
Kelas VI, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam
pemecahan masalah
|
1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
termasuk operasi campuran, FPB dan KPK
1.2 Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan
kubik
1.3 Menyelesaikan masalah yang melibatkan
operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat
|
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam
pemecahan masalah
|
2.1 Mengenal satuan debit
2.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
satuan debit
|
3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas
lingkaran, dan volume prisma segitiga
|
3.1 Menghitung luas segi banyak yang merupakan
gabungan dari dua bangun datar sederhana
3.2 Menghitung luas lingkaran
3.3 Menghitung volume prisma segitiga dan
tabung lingkaran
|
Pengolahan Data
4. Mengumpulkan dan mengolah data
|
4.1 Mengumpulkan dan membaca data
4.2 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk
tabel
4.3 Menafsirkan sajian data
|
Kelas VI, Semester
2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
5. Melakukan operasi hitung pecahan dalam
pemecahan masalah
|
5.1 Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan
5.2 Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal
5.3 Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan
atau kuantitas tertentu
5.4 Melakukan operasi hitung yang melibatkan
berbagai bentuk pecahan
5.5 Memecahkan masalah perbandingan dan skala
|
Geometri dan Pengukuran
6. Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan
masalah
|
6.1 Membuat denah letak benda
6.2 Mengenal koordinat posisi sebuah benda
6.3 Menentukan posisi titik dalam sistem
koordinat Kartesius
|
Pengolahan Data
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
data
|
7.1 Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram
gambar, batang dan lingkaran
7.2 Menentukan rata-rata hitung dan modus
sekumpulan data
7.3 Mengurutkan data termasuk menentukan nilai
tertinggi dan terendah
7.4 Menafsirkan hasil pengolahan data
|
C.
Merumuskan
Indikator
Indikator dalam
suatu Kompetensi Dasar adalah sebagai penanda minimal penguasaan kompetensi
yang bersangkutan. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Jadi, tanda bahwa siswa-siswi telah
menguasai kompetensi yang disyaratkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar terdapat dalam indikator. Indikator harus dibuat dengan merujuk pada
Kompetensi Dasar.
Contoh Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SD/MI kurikulum 2006 :
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Bilangan
1.
Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan dalam pemahaman masalah
|
1.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi hitung
1.2 Mengurutkan
bilangan
1.3 Melakukan
operasi perkalian dan pembagian
1.4 Melakukan
operasi hitung campuran
1.5 Melakukan
penaksiran dan pembulatan
1.6 Memecahkan
masalah yang melibatkan uang
|
Nasar (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan
indikator. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Mengambil
rumusan Kompetensi Dasar
Rumusan
Kompetensi Dasar dapat kita temukan dalam Standar Isi 2006 untuk tiap
pelajaran, kelas, dan semester. Sebagai contoh kita ambil Kompetensi Dasar
untuk kelas IV semester 1, mata pelajaran matematika pada tabel 2.2.
2.
Menganalisis
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Dasar yang telah kita ambil dari Standar Isi kemudian kita analisis dengan
mengajukan pertanyaan dasar “apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa dan siswi
telah menguasai Kompetensi Dasar?” analisis kompetensi dasar kita lakukan
dengan menelaah kedalam tiga aspek kemampuan siswa-siswi, yaitu aspek
pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotorik), dan aspek sikap
(afektif). Pada tabel. 2.2.
3.
Koreksi
jabaran kemampuan
Langkah selanjutnya adalah mengoreksi analisis kemampuan yang telah
dibuat. Koreksi diperlukan agar jabatan kemampuan adalah benar-benar penting
dan signifikan. Jabaran yang tidak penting akan membuang-buang waktu. Perlu
juga diperhatikan apakah jabaran kompetensi telah ditempatkan sesuai dengan
kolom kategori yang sesuai ( apakah itu aspek pengetahuan,psikomotorik, atau
sikap).
4.
Redaksi
indikator
Kalimat indikator harus menggunakan kata kerja operasional sehingga
dapat diukur dan atau diobservasi untuk melihat ketercapaian Kompetensi Dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian. Dalam pengembangan indikator, Mulyasa
(2008) menekankan langkah utama yaitu pada penentuan kata kerja operasional
yang dapat diguunakan untuk indikator kemampuan aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif. Misalnya (1) kata kerja untuk aspek kognitif: menjelaskan, menghitung,
menganalisis, mengumpulkan, menyimpulkan, dll;(2) kata kerja untuk aspek
afektif: mematuhi, mengusulkan, mengubah, mengubah perilaku, dll; (3) kata
kerja untuk aspek psikomotorik; mengumpulkan, memanipulasi, memutar, membentuk,
dll.
Contoh rumusan kalimat indikator untuk satu Kompetensi:
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
1.6 Memecahkan masalah yang
melibatkan uang
|
1.6.1 Menuliskan nilai uang
rupiah
1.6.2 Menaksirkan jumlah
harga sekumpulan barang
|
D.
Peta
Konsep Materi Matematika MI
Standar isi
memuat materi minimal dan tingkan kompetensi minimal untuk menvapai kompetensi
lulusan minimal. Materi minimal tersebut kemudian dikembangkan oleh guru sesuai
dengan kondisi dan potensi yang ada dan memungkinkan dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Untuk dapat
mengembangkan materi pelajaran, khususnya matematika, guru dapat membuat peta
konsep materi. Peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip
yang di presentasikan bagai jaringan konsep yang perlu di konstruk (hudojo
dk,2002). Jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta konsep.
Jadi peta konsep tidak hanya menggambarkan konsep-konsep penting, tapi juga
hubungan antara konsep tersebut.[6]
Peta kponsep
merupakan petunjuk bagi guru untuk menunjukkan ide-ide yang penting dengan
rencana pembelajaran. Selain itu, dengan melihat peta konsep, siswa-siswi dapat
memahami dan mengingat konsep baru dengan mudah dan dapat menyimpannya dalam
memori lebih lama. Berikut adalah langkah untuk menyusun peta konsep menurut
dahar (dalam Hudoyo,2002):[7]
1.
Mengidentifikasi
ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep
2.
Mengidentifikasi
ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
3.
Menempatkan
id utama di tengah atau di puncak peta
4.
Mengelompokkan
ide-id sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan ide-ide
tersebut terhadap ide utama.
Secara praktis,
guru dapat mengembangkan materi yang telah ada dalam standar isi kurikulum
2006. Kita dapat membuat peta konsep berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang ada.[8]
1.
Pertama,
kita identivikasi materi atau ide pokok yang ada dalam SK dan KD kurikulum
2006. Misalnya: dari kompetensi dasar kelas IV semester I yang berbunyi
“mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung”. Ide pokoknya adalah “sifat-sifat
operasi hitung”.
2.
Lalu
kita identifikasi konsep-konsep sekunder yang menunjang ide “sifat-sifat
operasi hitung”.
a.
Sifat
komutatif dalam penjumlahan
b.
Sifat
komutatif pada perkalian
c.
Sifat
asosiatif pada penjumlahan
d.
Sifat
asosiatif pada perkalian
e.
Sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan
f.
Sifat
distributif perkalian terhadap pengurangan
3.
Letakkan
ide utama di puncak, tengah atau ujung peta.
4.
Menempatkan
ide sekunder di skeliling ide utama.
Contoh
Peta Konsep Matematika MI[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Karakteristik
Matematika MI
a.
Memiliki
objek kajian yang yang abstrak
1)
Fakta
2)
Konsep
3)
Operasi
dan relasi
4)
Prinsip
b.
Bertumpu
pada kesepakatan
c.
Berpola
Pikir Deduktif
d.
Konsistensi
dalam sistemnya
e.
Memilki
symbol yang kosong arti
f.
Memerhatikan
semesta pembicaraan
g.
Karakteristik
matematika sekolah
1)
Penyajian
2)
Pola
pikir
3)
Semesta
pembicaraan
4)
Tingkat
keabstrakan
2.
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) merupakan
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jadi dalam kaitannya
dalam KTSP, SK dan KD berbagai mata pelajaran dipersiapkan depdiknas untuk
dijadikan acuan oleh para pelaksana dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan
masing-masing (mulyasa, 2008:109).
3.
Merumuskan
Indikator
Nasar (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan
indikator. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Mengambil
rumusan Kompetensi Dasar
b.
Menganalisis
Kompetensi Dasar
c.
Koreksi
jabaran kemampuan
d.
Redaksi
indikator
4.
Peta
Konsep Materi Matematika MI
Langkah untuk
menyusun peta konsep menurut dahar (dalam Hudoyo,2002):
a.
Mengidentifikasi
ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep
b.
Mengidentifikasi
ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
c.
Menempatkan
id utama di tengah atau di puncak peta
d.
Mengelompokkan
ide-id sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan ide-ide
tersebut terhadap ide utama.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan , dkk. 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka
Adjie Nahrowi. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI PRESS
Kusaeri, dkk. 2009 Pembelajaran Matematika MI. Surabaya:
Lapis-PGMI
Su de mi. 2011.
SK-KD Matematika SD/MI (online). ),( http://matematika-pasti.blogspot.co.id/2012/03/sk-kd-matematika-sdmi.html, di akses pada 14 September
2015
[1]
Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2002),hlm.723
[4]
Kusaeri, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Lapis-PGMI), hlm.9
[5] (Matematika pasti,Su di me, online),( http://matematika-pasti.blogspot.co.id/2012/03/sk-kd-matematika-sdmi.html, di akses pada 14 September
2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar