JABARIYAH
Ditujukan Untuk
Memenuhi Tugas
Aqidah MI
Dosen Pembimbing:
Dr.Zumrotul Mukaffa,M.Ag
Disusun oleh :
ERLINDA ROCHMATIN
(D77213065)
1B PGMI
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Tahun 2013
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Kehidupan
memang tidak terlepas dari suatu masalah. Dalam islam sendiri mulai sejak
dahulu di zaman Rasulullah sampai sekarang
masih memiliki permasalahan. Setelah wafatmya Rasulullah mulai timbul
banyaknya pergejolakan yang timbul dalam kalangan umat. Setiap Khalifa yang
berkuasa berusaha untuk mengatasi pergejolakan tersebat
Gejolak
yang timbul dari umat menimbulkan berbagai kaum (aliran) dalam kalangan umat
islam sendiri. Seperti Syiah,Khawarij, Mu’tazilah, Jabariayah, Qadariyah, dan
Mur’jiah. Dari hal ini membuat umat menjadi terpecah belah dalam pemikiran
tentang islam. Sehingga hal ini memicu timbulnya ‘Teologi Islam’.
Setiap
aliran yang lahir memiliki pemikiran sendiri dalam berpendapat yang mana
menjadi pegangan tersendiri dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dalam
kesempatan ini saya mencoba menjabarkan tentang aliran jabariyah yang merupakan
salah satu aliran yang lahir sejak masa para sahabat Rasulullah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Jabariyah ?
2. Siapa Saja Para Pemuka Jabariyah ?
3. Apa Saja Dalil-Dalil Jabariyah ?
C.
Tujuan
1.Untuk
Mengetauhi Pengertian Jabariyah
2.
Untuk Mengetahui Para Pemuka Jabariah
3.
Untuk Mengetahui Dalil-Dalil Jabariyah
BAB
II
Pembahasan
A.
Pengertian
Jabariyah
Kata Jabariyah berasal
dari kata Jabara yang berarti ‘memaksa’. Didalam al-Munjid dijelaskan bahwa
nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskan melakukan sesuatu. Lebih lanjut al-syahrastani menegaskan istilah
al-Jabru diartikan menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyadarkan semua
perbuatan kepada allah.Berdasarkan pengertian ini jabariyah dibagi menjadi dua
bentuk :
a.
Jabariyah
Murni atau ekstrem
adalah
bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang
dipaksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri
itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri, tetapi timbul karena qadha dan
qadhar tuhan yang menghendaki demikian.
b. Jabariyah
Moderat mengatakan
Tidak semua perbuatan manusia bergantung kepada Tuhan secara mutlak” artinya
Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan itu positif maupun
negative. Tetapi dalam melakukan perbuatan itu, manusia mempunyai andil. Daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh
Tuhan mempunyai aspek, sehingga manusia mampu melakukan perbuatan itu. Daya
yang diperoleh untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah yang disebut dengan
kasb/acquisition[1]
B.
Para
Pemuka Jabariyah
Ø Para Pemuka
Jabariyah Murni atau ekstrem
a.
Jahm
bin Shofwan
termasuk
muslim non arab (mawali). Ia brasal dari [2]khurasan.
Mula-mula ia tinggal di tirmidz,lalu di Balkh. Ia dikenal ahli pidato dan
pandai berdialog .ia pernah terlibat perbedaan dengan muqatil .muqatil termasuk
orang yang mengakui sifat-sifat tuhan,sedang jahm tidak. Keduanya terlibat
perbedaan sengit .Menurut Jahm, manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat
apa-apa. la tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak, dan tidak mempunyai
pilihan bebas. Manusia dalam perbuatan-perbuatannya dipaksa dengan tidak ada
kekuasaan dan kemauan baginya. Pandangan ini ter¬masuk dalam pola pikir
Jabariyah ekstrim. Jahm juga berpendapat bahwa Tuhan tidak memiliki sifat.
Sebagai mana Ja'ad, Jahm juga berpendapat bahwa Tuhan tidak dapat disifati
dengan sifat-sifat makhluk. Sebab, hal ini dapat menimbulkan keserupaan Tuhan
dengan makhluk (tasybih). la meniadakan sifat hayat dan ilmu Tuhan, tetapi ia
mengakui bahwa Tuhan Mahakuasa, Pelaku, dan Pencipta.
b. Ja’d bin Dirham adalah orang
pertamayang mengenalkan paham jabariyah ,ia seorang bekas budak Bani Hakam dan
Ia tinggal di damsyik sampai muncul pendapatnya tentang al-Qur'an sebagai
makhluk. Karena pendapatnya ini, ia dibenci oleh Bani Umayah. Sejak itu, ia
pergi ke Kufah. Di tempat ini ia bertemu dengan Jahm ibn Shafwan yang kemudian
mengambil pendapat-pendapat-nya dan menjadi pengikutnya yang setia.[3]
Ø Para Pemuka
Jabariyah Moderat
a.An-Najjar merupakan
salah seorang tokoh Jabariah moderat. Pengikut-pengikutnya dikenal dengan
sebutan "Al-Najjariyah". Menurut Hu¬sain, Tuhan berkehendak dan
mengetahui karena diri-Nya sendiri. la menghendaki kebaikan dan keburukan,
manfaat dan madarat. Yang dimaksud berkehendak di sini ialah bahwa Tuhan tidak
terpaksa atau dipaksa. Husain juga berpendapat bahwa Tuhan menciptakan segala
perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatan itu, suatu bagian yang efektif dan bukan bagian yang tidak
efektif.[4]
b. Adh-Dhirar Dalam
pandangan Dirar satu perbuatan dapat timbul dari dua pelaku, yaitu Tuhan dan
manusia. Tuhan menciptakan perbuatan, dan manusia memperolehnya. Tuhan adalah
Pencipta hakiki dari perbuatan manusia. Dalam pada itu, manusia juga pelaku
hakiki dari perbuatannya. Daya manusia menurut Dirar diberikan Tuhan sebelum
dan bersamaan dengan perbuatan.[5]
C. Dalil- Dalil
Jabariyah
اللَّهُ يَشَاءَ أَنْ إِلَّا لِيُؤْمِنُوا كَانُوا مَا
Artinya:”Niscaya
mereka tidak “(juga) akan beriman, kecuali jika allah menghendaki.” (QS.
Al-An’am : 111)
تَعْمَلُونَ وَمَا خَلَقَكُمْ وَاللَّهُ
Artinya:”Padahal
allah –lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS.
As-Shaffat : 96)
كِيمًاحَعَلِيمًاكَانَ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهُ يَشَآءَ أَن إِلَّآ تَشَآءُونَ وَمَا
Artinya:”Dan
kamu tidak mampu (menempuh jalan itu),kecuali bila dikehendaki
allah.Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana..” (QS.
Al-Insan : 30)[6]
BAB
III
Penutup
A.
Kesimpulan
Kata
Jabariyah berasal dari kata Jabara yang berarti ‘memaksa’. Didalam al-Munjid
dijelaskan bahwa nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti
memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu.Berdasarkan pengertian ini jabariyah
dibagi menjadi dua bentuk:
a. Jabariyah
Murni atau ekstrem (Jahm bin Shofwan dan Ja’d bin Dirham) adalah bahwa segala
perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan
yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas
dirinya.
b. Jabariyah
Moderat (An-Najjar dan Adh-Dhirar) mengatakan bahwa tuhan memang menciptakan
perbuatan manusia baik perbuatan itu positif maupun negatif. Tetapi dalam
melakukan perbuatan itu manusia mempunyai bagian didalamnya. Daya yang
diciptakan dalam diri manusia oleh tuhan. Mempunyai efek sehingga manusia mampu
melakukan perbuatan itu.
Daftar Pustaka
Anwar,
Rosihon. 2008. Aqidah Akhlak. Bandung:
Pustaka Setia
Rozak,Abdul
dan Rosihon, Anwar. 2011. Ilmu Kalam. Bandung:
Pustaka Setia
Kumaidi,dkk.
2011. Aqidah Akhlak. Jakarta: Akik
Pustaka
Nasution,Harun.
2012. Teologi Islam. Jakarta: UI
Press
Nurdin,
M Amin dan Afifi Fauzi Abbas. 2012. Sejarah
Pemikiran Islam. Jakarta: Amzah
Rochiman,dkk.
2012. Ilmu Kalam. Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press
[1] Rochiman,dkk,
Ilmu Kalam, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya,2012.
Hlm.105
[2] Rosihon
Anwar, Aqidah Akhlak, Pustaka Setia,
Bandung, 2008, Hlm.52
[3] M.Amin
Nurdin, Sejarah Pemikiran Islam,
Amza, Jakarta,2012, Hlm.49
[4] Kumaidi, Aqidah Akhlak,Akik
Pustaka,Jakarta,2011, Hlm.51
[5] Abdul
Rozak,Ilmu Kalam,Pustaka
Setia,Bandung,2011,Hlm.67
[6] Harun
Nasution,Teologi islam,UI Press,
Jakarta, 2012, Hlm.38