Selasa, 29 September 2015

Makalah Profesi Keguruan "Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran dan Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar" dengan Footnote



PROFESI KEGURUAN
PRINSIP – PRINSIP DALAM PEMBELAJARAN DAN CARA MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR


Dosen Pembimbing :
Sulthon Mas’ud, S.Ag M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 8 / PGMI 3A :
Erlinda Rochmatin                            NIM D77213065
Fakihatul Khusnah                           NIM D77213066
Fita Alimah                                       NIM D77213067
Fitri Chusnul C                       NIM D77213068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Profesi Keguruan “ Prinsip – Prinsip Dalam Pembelajaran dan Cara Memotivasi Siswa Dalam Belajar”. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulthon Mas’ud, S.Ag M.Pd.I selaku Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Keguruan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta pihak-pihak lainya yang telah membantu sehingga tugas Profesi Keguruan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami berharap tugas Profesi Keguruan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Prinsip – Prinsip Dalam Pembelajaran dan Cara Memotivasi Siswa Dalam Belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga tugas Profesi Keguruan kami dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk makalah Profesi Keguruan kami.

                                                                                    Surabaya, 2 September 2014


                                                                                                Penyusun.




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam interaksi edukatif tidak semua anak didik termotivasi untuk semua bidang tertentu. Motivasi anak didik untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-beda, ada anak didik yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang bervariasa kepada anak didik karena tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak seihingga mereka termotivasi untuk belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ?
2.     Bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar ?

C.   Tujuan
1.     Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran.
2.      Unuk mengetahui cara memotivasi siswa dalam belajar








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip – Prinsip  Pembelajaran.

1.                   Prinsip Mengajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisi situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Penggunaan prinsip mengajar  bisa direncanakan guru sebelumnya, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses be;ajar-mengajar. Terutama bila kondisi belajar siswa sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus digunakan guru antara lain :[1]
a.                   Prinsip Motivasi
Kegiatan belajar siswa dapat berlangsung apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Untuk itu maka guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum mengajar dimulai, pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar terutama pada saat siswa melakukan kegiatan belajar-mengajar dan pada saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran. Perhatrian siswa terhadap stimulasi belajar dapat diwujudkan melalui beberapa upaya seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga, memberikan pertanyaan kepada siswa, melakukan pengulangan informasi yang berbeda sifatnya dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Sedangkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui dua bentuk motivasi yaitu:
1). Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar diri anak didik sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik ini diberikan bisa dalam bentuk ganjaran, pujian, hadiah, dan sebagainya.[2]
2). Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tapi atas kemauan sendiri.[3]
b.                   Kooperasi dan Kompetisi
Tidak semua persoalan dapat dipecahkan sendiri oleh manusia. Demikian halnya dalam perbuatan belajar, banyak stimulus belajar yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam pemecahannya. Kerja sama siswa dalam kegiatan belajar sangat penting dilaksanakan, bukan hanya sekedar memperoleh hasil yang optimal tetapi juga merupakan usaha memupuk sikap gotong-royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis, saling menghargai, dan memupuk keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu belajar bersama akan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa. Sering kerja sama dalam belajar, bagi siswa yang kurang prestasinya akan menumbuhkan kegairahan tersendiri dan keberanian melakukan kegiatan belajar. Demikian sebaliknya, bagi siswa yang menonjol prestasinya sering menjadi kebanggaan tersendiri sebab terbuka kesempatan menunjukkan kebolehannya di siswa yang lainnya.
c.                  Korelasi dan Integrasi
Ingatan manusia sangat terbatas seperti halnya ingatan para siswa. Apa yang sudah dipelajari siswa kadang-kadang tidak tahan lama dalam ingatannya. Salah satu usaha agar bahan yang sudah dipelajari atau sedang dipelajari cukup lama diingat oleh siswa, bisa dilakukan dengan prinsip korelasi dan integrasi. Korelasi dimaksudkan apa yang dipelajari siswa harus dihubungkan dengan apa yang telah dikuasainya atau dihubungkan dengan peristiwa kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa. Sedangkan integrasi mengandung pengertian bahwa semua bahan yang telah dan sedang dipelajari siswa tidak terpisahkan satu sama lain.
d.                  Aplikasi dan Transformasi
Aplikasi dan transformasi atau pemakaian dan pemindahan merupakan hal yang sangat penting dalam perbuatan belajar. Sejalan dengan korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi berfungsi untuk memperkuat ingatan siswa. Pengingatan kembali bahan atua informasi yang sudah dipelajari akan muncul apabila dihadapkan pada situasi baru yang serupa. Proses ini dikatakan pemindahan atau transformasi. Latihan dan pengulangan merupakan upaya yang menunjang prinsip pemindahan. Pemakaian atau aplikasi pada hakikatnya menerapkan atau menggunakan prinsip atau konsep bahan dalam memecahkan persoalan. Prinsip ini dilaksanakan apabila guru setiap mengajarkan prisip, konsep, hukum selalu disertai penggunaannya dalam bentuk pemecahan masalah atas dasar makna yang terkandung dalam konsep, prinsip atau hukum yang telah diajarkannya.Prinsip aplikasi dan transformasi ini penting untuk mencapai hasil belajar tahan lama, dan sifatnya integrasi tiga kawasan hasil belajar yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.
e.                   Individualitas
Tidak ada dua orang individu yang sama baik dari segi psikis maupun dari segi fisik. Kemampuan siswa sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut nampak pula dalam minat, perhatian, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, motivasi belajar, dan lain-lain. Menuntut kegiatan atau proses belajar dan hasil belajar yang sama dari siswa pada hakikatya mengingkari adanya perbedaan individu. Demikian pula menyesuaikan pengajaran kepada orang demi orang bukanlah cara yang bijaksana. Prinsip individual tidak berarti memberi pelayanan secara perorangan, akan tetapi menyesuaikan dengan kemampuan rata-rata para siswa, memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang memerlukannya, memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya, memberi kemampuan siswa untuk melakukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Dalam praktek pengajaran, prinsip individual dapat digunakan guru dalam beberapa cara, antara lain:
1). Guru memberi tugas secara individual sehingga siswa dapat mengerjakan tugas tersebut secara mandiri.
2). Guru membuat pengelompokkan belajar siswaatas dasar kemampuan yang relatif sama.
3). Menerapkan cara belajar tuntas.
4). Mengembangkan proses belajar sendiri.
Penggunaan prinsip mengajar yang dijelaskan diatas tidak sendiri –sendiri tapi bisa dilaksanakan secara simultan. Perbedaannya hanya pada tekanan yang kan diutamakan dari pirinsip-prinsip tersebut, sesuai dengan kondisi pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar.
B.     Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar.[4]
1.         Belajar Melalui Model
Dalam teori belajar sosial Albert Bandura menekankan belajar melalui fenomena model, di mana seseorang meniru perilaku orang lain yang disebut belajar yaitu belajar atas kegagalan dn keberhasilan orang dan pada akhirnya seseorang yng meniru dengan sendirinya akan matang karena telah melihat pengalaman-pengalaman yang dicoba orang lain. Bandura berkeyakinan bahwa seseorang berkembang dengan meniru suatu model. Belajar model dapat dilakukan dengan melalui fase-fase, yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retensi (retention phase), fase reproduksi (reprodukstion phase), dan fase motivasi (motivation phase), fase-fase ini akan menghasilkan penampilan seseorang.
2.       Belajar Kebermaknaan
Kebermaknaan itu bersifat personal, dimana materi tersebut guru mengandung makna bagi seluruh siswa, guru menyampaikan materi, mengaitkan materi dengan pengalaman siswa pada masa lampau, dan bagaimana mengantisipasi untuk masa depan. Pengalaman bermakna, guru berusaha menghubungkan pengalaman-pengalaman pada masa lampu dan akan datang.
3. Melakukan Interaksi
Interaksi yang kita maksud disini tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, pesan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut dengan interaksi (manakala dilihat dari istilah komunikasi yang berasal dari Comunicare yang berarti ”berpartisipasi”, ”memberitahukan” ”menjadi milik bersama”).
Oemar Hamalik (1990; 194-195) menjelaskan tentang cara mengkomunikasi materi dan menimbulkan motivasi siswa:[5]
a). Kemukakan tujuan yang hendak dicapi kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka.
b). Tunjukkan hubungan-hubungn kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang diperbincangkan.
c). Jelaskan pelajaran secara nyta, diusahakn menggunakan media instruksional sehingga lebih memperjelaskan masalah yang sedang dibahas.
d). Hindarkan pembicaraan dari hal-hal yang abstrak yang berada diluar jangkauan fikiran siswa, kecuali kita menggunakan alat bantu tertentu.
e). Usahakan agar siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar terjadi komunikasi secara timbal balik.
4. Penyajian yang Menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik dan asing bagi peserta didik. Suatu informasi yang disampaikan dengan teknik baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar.

5. Temu Tokoh
Dalam temu tokoh diharapkan akan memunculkan need for achievement bagi siswa-siswa, mereka perlu atau butuh suatu prestasi, bahwa prestasi tidaklah suatu hal yang mudah didapat akan tetapi melalui kerja keras, kish-kisah nyata yang disampaikan oleh tokoh yang kita undang tadi, bukanlah suatu pekerjaan yang sukar bagi mereka dan semua orang dapat melakukannya, akan tetapi disini merupakan tretment yang menyuguhkan kegigihn seseorang tokoh. Kegigihn itu yang hendak kita transfer kepada Peserta didik. Jangan mereka pesimis, mudah lentur semangat, jangan mudah menyerah.
6. Mengulangi Kesimpulan Materi
Setelah materi pelajaran disampaikan guru dan umpan balik ke peserta didik telah dilakukan guru untuk beberapa orang. Setelah itu siswa diminta mengulangi kesimpulan materi materi yang disampaikan dalam bentuk poin-poin, guru menulis poin-poin materi yang telah diuraikan sebelumnya untuk diingat dan kemudian catatan dihapuskan dri papan tulis. Siswa diberi kesempatan beberapa menit untu mengingat materi-materi tersebut, kemudian secara acak merek dipanggil untuk mengulangi poin-poin materi. Menurut Gagne proses balajar seperti ini adalah proses paling kritis.[6]




7. Wisata Alam
Kegiatan pembelajarn ini bisa kita lakukan terutama di sekolah/madrasah yang tidak jauh dari tujuan wisata yang akan kita lakukan. Dari kegiatan ini siswa mendapat pelajaran di samping materi yang dijasikan dalam kelas, guru pendamping harus dapat menjelaskan kepada siswa peristiwa alam yang terjadi di tempat wisata tersebut. Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan manusia.[7]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Prinsip Mengajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisi situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus digunakan guru antara lain: Prinsip Motivasi, Kooperasi dan Kompetisi, Korelasi dan Integrasi, Aplikasi dan Transformasi, Individualitas.
2.      Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar.
Ada beberapa cara dalam memotivasi siswa dalam belajar antara lain yaitu:
Belajar melalui model, belajar kebermaknaan, melakukan interaksi, penyajian yang menarik, temu tokoh, mengulangi kesimpulan materi, dan wisata alam.

B.     Saran
Demikianlah makalah laporan kerja dari kami. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan kurang sempurna. Serta masih banyak kekurangan di dalamnya.
 Oleh sebab itu, dengan penuh rendah hati kami mohon bagi para pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran, guna membangun makalah ini untuk lebih sempurna lagi. Kami mohon maaf  jika ada kata – kata yang salah. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA


Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2012)
Usmah, Uzer. Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1999)
Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik. (Jakarta : Rineka Cipta. 2005)
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2013)
http://www.arief-sastra1.blogspot.com/2008/07/strategi-memotivasi-siswa-belajar.html


[1]  Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2013), 168
[2] Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), 64

[3] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1999), 29
[4] http://www.arief-sastra1.blogspot.com/2008/07/strategi-memotivasi-siswa-belajar.html

[5] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2012), 184

[6]   Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 185
[7] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 186

Tidak ada komentar:

Posting Komentar