PROFESI
KEGURUAN
PRINSIP
– PRINSIP DALAM PEMBELAJARAN DAN CARA MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR
Dosen Pembimbing :
Sulthon Mas’ud,
S.Ag M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 8
/ PGMI 3A
:
Erlinda
Rochmatin NIM D77213065
Fakihatul
Khusnah NIM
D77213066
Fita Alimah NIM
D77213067
Fitri
Chusnul C NIM D77213068
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Profesi
Keguruan “ Prinsip – Prinsip Dalam Pembelajaran dan Cara Memotivasi Siswa Dalam
Belajar”. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Sulthon Mas’ud, S.Ag M.Pd.I selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Keguruan yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan serta pihak-pihak lainya yang telah membantu sehingga tugas Profesi
Keguruan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami
berharap tugas Profesi
Keguruan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai
Prinsip – Prinsip Dalam Pembelajaran dan Cara Memotivasi Siswa Dalam Belajar.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah kami terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran demi
perbaikan di masa mendatang.
Semoga
tugas Profesi Keguruan
kami
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi pembaca.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk makalah Profesi Keguruan kami.
Surabaya, 2 September 2014
Penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam interaksi
edukatif tidak semua anak didik termotivasi untuk semua bidang tertentu.
Motivasi anak didik untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-beda, ada anak
didik yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang
sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu disadari oleh guru agar dapat
memberi motivasi yang bervariasa kepada anak didik karena tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak seihingga mereka termotivasi untuk belajar. Motivasi
dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh
dari luar.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran ?
2.
Bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran.
2.
Unuk mengetahui
cara memotivasi siswa dalam belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip – Prinsip Pembelajaran.
1.
Prinsip
Mengajar
Prinsip
mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisi situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar
secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Penggunaan prinsip mengajar
bisa direncanakan guru sebelumnya, bisa pula secara spontan dilaksanakan
pada saat berlangsungnya proses be;ajar-mengajar. Terutama bila kondisi belajar
siswa sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus
digunakan guru antara lain :[1]
a.
Prinsip
Motivasi
Kegiatan belajar siswa dapat
berlangsung apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar.
Untuk itu maka guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan
dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan
dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum mengajar dimulai, pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar terutama pada saat siswa melakukan
kegiatan belajar-mengajar dan pada saat kondisi belajar siswa mengalami
kemunduran. Perhatrian siswa terhadap stimulasi belajar dapat diwujudkan
melalui beberapa upaya seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat
peraga, memberikan pertanyaan kepada siswa, melakukan pengulangan informasi
yang berbeda sifatnya dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam
bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Sedangkan motivasi belajar siswa dapat
dilakukan melalui dua bentuk motivasi yaitu:
1). Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik yang bersumber dari luar diri anak didik sangat diperlukan. Motivasi
ekstrinsik ini diberikan bisa dalam bentuk ganjaran, pujian, hadiah, dan
sebagainya.[2]
2). Motivasi Intrinsik
Jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan dari orang lain, tapi atas kemauan sendiri.[3]
b.
Kooperasi
dan Kompetisi
Tidak semua persoalan dapat
dipecahkan sendiri oleh manusia. Demikian halnya dalam perbuatan belajar,
banyak stimulus belajar yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam
pemecahannya. Kerja sama siswa dalam kegiatan belajar sangat penting dilaksanakan,
bukan hanya sekedar memperoleh hasil yang optimal tetapi juga merupakan usaha
memupuk sikap gotong-royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis,
saling menghargai, dan memupuk keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih
dari itu belajar bersama akan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa.
Sering kerja sama dalam belajar, bagi siswa yang kurang prestasinya akan
menumbuhkan kegairahan tersendiri dan keberanian melakukan kegiatan belajar.
Demikian sebaliknya, bagi siswa yang menonjol prestasinya sering menjadi
kebanggaan tersendiri sebab terbuka kesempatan menunjukkan kebolehannya di
siswa yang lainnya.
c.
Korelasi
dan Integrasi
Ingatan manusia sangat terbatas
seperti halnya ingatan para siswa. Apa yang sudah dipelajari siswa kadang-kadang
tidak tahan lama dalam ingatannya. Salah satu usaha agar bahan yang sudah
dipelajari atau sedang dipelajari cukup lama diingat oleh siswa, bisa dilakukan
dengan prinsip korelasi dan integrasi. Korelasi dimaksudkan apa yang dipelajari
siswa harus dihubungkan dengan apa yang telah dikuasainya atau dihubungkan
dengan peristiwa kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa. Sedangkan
integrasi mengandung pengertian bahwa semua bahan yang telah dan sedang
dipelajari siswa tidak terpisahkan satu sama lain.
d.
Aplikasi
dan Transformasi
Aplikasi dan transformasi atau
pemakaian dan pemindahan merupakan hal yang sangat penting dalam perbuatan
belajar. Sejalan dengan korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi
berfungsi untuk memperkuat ingatan siswa. Pengingatan kembali bahan atua
informasi yang sudah dipelajari akan muncul apabila dihadapkan pada situasi
baru yang serupa. Proses ini dikatakan pemindahan atau transformasi. Latihan
dan pengulangan merupakan upaya yang menunjang prinsip pemindahan. Pemakaian atau
aplikasi pada hakikatnya menerapkan atau menggunakan prinsip atau konsep bahan
dalam memecahkan persoalan. Prinsip ini dilaksanakan apabila guru setiap
mengajarkan prisip, konsep, hukum selalu disertai penggunaannya dalam bentuk
pemecahan masalah atas dasar makna yang terkandung dalam konsep, prinsip atau
hukum yang telah diajarkannya.Prinsip aplikasi dan transformasi ini penting
untuk mencapai hasil belajar tahan lama, dan sifatnya integrasi tiga kawasan
hasil belajar yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.
e.
Individualitas
Tidak
ada dua orang individu yang sama baik dari segi psikis maupun dari segi fisik.
Kemampuan siswa sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut
nampak pula dalam minat, perhatian, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar,
motivasi belajar, dan lain-lain. Menuntut kegiatan atau proses belajar dan
hasil belajar yang sama dari siswa pada hakikatya mengingkari adanya perbedaan
individu. Demikian pula menyesuaikan pengajaran kepada orang demi orang
bukanlah cara yang bijaksana. Prinsip individual tidak berarti memberi
pelayanan secara perorangan, akan tetapi menyesuaikan dengan kemampuan
rata-rata para siswa, memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang
memerlukannya, memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk maju sesuai dengan
kemampuannya, memberi kemampuan siswa untuk melakukan cara belajar yang sesuai
dengan dirinya. Dalam praktek pengajaran, prinsip individual dapat digunakan
guru dalam beberapa cara, antara lain:
1). Guru memberi tugas secara individual
sehingga siswa dapat mengerjakan tugas tersebut secara mandiri.
2). Guru membuat pengelompokkan belajar
siswaatas dasar kemampuan yang relatif sama.
3). Menerapkan
cara belajar tuntas.
4). Mengembangkan
proses belajar sendiri.
Penggunaan
prinsip mengajar yang dijelaskan diatas tidak sendiri –sendiri tapi bisa
dilaksanakan secara simultan. Perbedaannya hanya pada tekanan yang kan
diutamakan dari pirinsip-prinsip tersebut, sesuai dengan kondisi pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar.
B. Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar.[4]
1.
Belajar Melalui Model
Dalam teori belajar sosial Albert Bandura
menekankan belajar melalui fenomena model, di mana seseorang meniru perilaku
orang lain yang disebut belajar yaitu belajar atas kegagalan dn keberhasilan
orang dan pada akhirnya seseorang yng meniru dengan sendirinya akan matang
karena telah melihat pengalaman-pengalaman yang dicoba orang lain. Bandura
berkeyakinan bahwa seseorang berkembang dengan meniru suatu model. Belajar
model dapat dilakukan dengan melalui fase-fase, yaitu fase perhatian
(attentional phase), fase retensi (retention phase), fase reproduksi
(reprodukstion phase), dan fase motivasi (motivation phase), fase-fase ini akan
menghasilkan penampilan seseorang.
2.
Belajar
Kebermaknaan
Kebermaknaan itu bersifat personal, dimana
materi tersebut guru mengandung makna bagi seluruh siswa, guru menyampaikan
materi, mengaitkan materi dengan pengalaman siswa pada masa lampau, dan
bagaimana mengantisipasi untuk masa depan. Pengalaman bermakna, guru berusaha
menghubungkan pengalaman-pengalaman pada masa lampu dan akan datang.
3. Melakukan
Interaksi
Interaksi yang kita maksud disini tidak
terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator,
komunikan, pesan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang
disebut dengan interaksi (manakala dilihat dari istilah komunikasi yang berasal
dari Comunicare yang berarti ”berpartisipasi”, ”memberitahukan” ”menjadi milik
bersama”).
Oemar Hamalik (1990; 194-195) menjelaskan
tentang cara mengkomunikasi materi dan menimbulkan motivasi siswa:[5]
a). Kemukakan
tujuan yang hendak dicapi kepada para siswa agar mendapat
perhatian mereka.
b). Tunjukkan
hubungan-hubungn kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang diperbincangkan.
c). Jelaskan
pelajaran secara nyta, diusahakn menggunakan media instruksional sehingga lebih
memperjelaskan masalah yang sedang dibahas.
d). Hindarkan
pembicaraan dari hal-hal yang abstrak yang berada diluar jangkauan fikiran
siswa, kecuali kita menggunakan alat bantu tertentu.
e). Usahakan
agar siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar terjadi komunikasi secara
timbal balik.
4.
Penyajian yang Menarik
Guru
harus mampu menyajikan informasi dengan menarik dan asing bagi peserta didik.
Suatu informasi yang disampaikan dengan teknik baru, dengan kemasan yang bagus
didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh
siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar.
5. Temu Tokoh
Dalam
temu tokoh diharapkan akan memunculkan need for achievement bagi siswa-siswa,
mereka perlu atau butuh suatu prestasi, bahwa prestasi tidaklah suatu hal yang
mudah didapat akan tetapi melalui kerja keras, kish-kisah nyata yang
disampaikan oleh tokoh yang kita undang tadi, bukanlah suatu pekerjaan yang
sukar bagi mereka dan semua orang dapat melakukannya, akan tetapi disini
merupakan tretment yang menyuguhkan kegigihn seseorang tokoh. Kegigihn itu yang
hendak kita transfer kepada Peserta didik. Jangan mereka pesimis, mudah lentur
semangat, jangan mudah menyerah.
6. Mengulangi
Kesimpulan Materi
Setelah
materi pelajaran disampaikan guru dan umpan balik ke peserta didik telah
dilakukan guru untuk beberapa orang. Setelah itu siswa diminta mengulangi
kesimpulan materi materi yang disampaikan dalam bentuk poin-poin, guru menulis
poin-poin materi yang telah diuraikan sebelumnya untuk diingat dan kemudian
catatan dihapuskan dri papan tulis. Siswa diberi kesempatan beberapa menit untu
mengingat materi-materi tersebut, kemudian secara acak merek dipanggil untuk
mengulangi poin-poin materi. Menurut Gagne proses balajar seperti ini adalah
proses paling kritis.[6]
7. Wisata Alam
Kegiatan
pembelajarn ini bisa kita lakukan terutama di sekolah/madrasah yang tidak jauh
dari tujuan wisata yang akan kita lakukan. Dari kegiatan ini siswa mendapat
pelajaran di samping materi yang dijasikan dalam kelas, guru pendamping harus
dapat menjelaskan kepada siswa peristiwa alam yang terjadi di tempat wisata
tersebut. Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan,
mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan manusia.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Prinsip
Mengajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar
merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisi situasi belajar-mengajar
agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Beberapa prinsip mengajar
yang paling utama harus digunakan guru antara lain: Prinsip Motivasi, Kooperasi dan Kompetisi, Korelasi dan Integrasi,
Aplikasi dan Transformasi, Individualitas.
2. Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar.
Ada beberapa cara dalam memotivasi siswa dalam
belajar antara lain yaitu:
Belajar melalui model, belajar kebermaknaan, melakukan interaksi,
penyajian yang menarik, temu tokoh, mengulangi kesimpulan materi, dan wisata
alam.
B. Saran
Demikianlah
makalah laporan kerja dari kami. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan kurang
sempurna. Serta masih banyak kekurangan di dalamnya.
Oleh sebab itu, dengan penuh rendah hati kami
mohon bagi para pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran, guna
membangun makalah ini untuk lebih sempurna lagi. Kami
mohon maaf jika ada kata – kata yang
salah. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2012)
Usmah, Uzer. Menjadi Guru
Profesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya.
1999)
Bahri, Syaiful. Guru dan Anak
Didik. (Jakarta : Rineka Cipta. 2005)
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar (Bandung:
Sinar Baru Algensindo. 2013)
http://www.arief-sastra1.blogspot.com/2008/07/strategi-memotivasi-siswa-belajar.html
[1]
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2013), 168
[4]
http://www.arief-sastra1.blogspot.com/2008/07/strategi-memotivasi-siswa-belajar.html
[6]
Sardiman, Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, 185
[7]
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar