Jenis, Tingkatan, dan Strategi Menulis
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia 1
Dosen Pembimbing:
Nanang Kholidin,
M.Pd
Disusun oleh :
Aminatuz Zuhriyah (D77213056)
Erlinda Rochmatin (D77213065)
Ilham Nur Habibillah (D77213070)
Kelas: 2C PGMI
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu (Lado, 1964).
Menulis
adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan
Penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan,
1986:21).
Menulis adalah suatu proses menyusun,
mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif
dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem
tanda konvesional yang dapat dilihat atau dibaca (Tatkala,1982).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa jenis-jenis menulis ?
2.
Apa
tingkatan menulis ?
3.
Apa strategi
menulis ?
4.
Bagaimana
teori menulis ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis menulis
2.
Untuk mengetahui
tingkatan menulis
3.
Untuk
mengetahui strategi menulis
4.
Untuk
mengetahui teori menulis
D. Metode
penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menggunakan beberapa metode yakni:
1.
Book Survey
Dalam perjalanannya,
kami sering mengunjungi perpustakaan untuk mencari buku sebagai referensi
pembuatan makalah ini.
2.
Browsing
Internet
Selain
book survey kami juga tidak lupa mengunjungi website sebagai penunjang
terlaksananya makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa
latin describere yang berarti menggambarkan. Jadi, menulis deskripsi adalah
menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan
jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang
diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis
seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan
deskripsi, pembaca dituntut untuk menggunakan panca inderanya. Menulis
deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat
yang tepat. Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa,
imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar
mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10).
2.
Eksposisi (
paparan )
Eksposisi berasal dari kata
exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang
bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu
(Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah
informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta
dari pendirian teguh seseorang.
3.
Argumentasi
( bahasan )
Adalah tulisan yang berisi atas
paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006:
5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak
suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi
selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat
atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
4.
Narasi (
kisahan )
Adalah tulisan yang menyajikan
serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi berisi penyampaian
rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada
suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu hendak memberikan
informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, hendak
memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
5.
Persuasi
Adalah Tulisan yang bermaksud
mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang
peranan penting.
Ada lima
tingkatan menulis yaitu:
1.
Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent
literacy), anak mulai menyadari adanya kegiatan baca tulis, anak mulai
menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis. Semula anak hanya memandangi
tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan. Anak mulai memegang pensil, kemudian
mencoret– coret pada kertas atau media lain. Tulisan yang dihasilkan pada tahap
ini memang belum bermakna, tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi
kegiatan tersebut. Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan
sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan
ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan
2.
Menulis permulaan (beginning
writing). Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara
merealisasikan simbol-simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan
ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa
menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3.
Pembinaan kelancaran menulis
(building fluency). Pada tahap ini simbol-simbol bunyi bahasa misalnya
huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih
lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4.
Menulis untuk kesenangan dan belajar
(writing for pleasure /reading to learn), sudah timbul kesenangan pada diri
anak akan perlunya menulis,pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis
dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat
pelajaran,mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan
sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya
5.
Menulis matang ( mature writing),
pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan
perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan
tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan
baik,tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk
menghasilkan tulisan – tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya. Dari
kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan
menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
C. Strategi Menulis
Salah satu kunci belajar menulis yang baik adalah
menyadari fakta- fakta sederhana bahwa seseorang yang mulai menulis tentu ia
sedang berada dalam suasana proses dan dengan menyadari setiap langkah dalam
proses ini, dan mengontrolnya dengan baik, diharapkan lebih memudahkan dan
mensukseskan kegiatan menulis itu dalam mencapai tujuannya.
Teori
menulis ada dua yaitu :
1.
Teori menulis model produk adalah teori
menulis yang terfokus pada hasil akhir.
2.
Teori menulis model proses adalah teori
menulis yang terfokus pada langkah-langkah menyusun.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
·
Jenis – jenis menulis diantaranya :
Deskripsi
Eksposisi
Argumentasi
Narasi
Persuasi
·
Tingkatan menulis diantaranya :
Timbulnya
pemahaman baca tulis(emergent literacy)
Menulis
permulaan (beginning writing)
Pembinaan
kelancaran menulis (building fluency)
Menulis
untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn)
Menulis
matang ( mature writing)
·
Strategi menulis diantaranya :
Kemampuan
untuk menemukan masalah yang akan ditulis
Kepekaan
terhadap kondisi pembaca
Kemampuan
menyusun perencanaan penelitian
Kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia
Kemampuan
memulai menulis, dan kemampuan memeriksa karangan sendiri.
·
Teori menulis diantaranya :
Pra menulis
(prewriting)
Pengedrafan
( drafting )
Merevisi
(revising )
Mengedit
(editing )
Mempublikasikan
(publishing)
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini kami
sangat banyak sekali kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik
dari rekan-rekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih,
Engkos. 2012. Bahasa Indonesia : Berbasis
Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung : CV Thursina.
Rusyana,
Yus. 1998. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:
Diponegoro
[2] Engkos
Kosasih, Bahasa Indonesia: Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal,
(Bandung: CV Thursiana, 2012) hlm.112
[3] Ibid.,
hlm. 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar