Selasa, 29 September 2015

Makalah Optimis, Qana'ah, Tawakkal beserta footnote



           Hallo teman-teman setelah buka-buka laptop dan ternyata aku nemu beberapa makalah sekarang aku mau Posting beberapa makalah yang sudah pernah aku buat beserta footnotenya yang butuh referensi buat tugasnya monggo mampir disini ya :)     

 BAB
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Optimis
Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, pada akhirnya berarti satu harapan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu.[1] Optimis artinya sikap yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala.


            Dalil Tentang Optimis
 قُلْ يَعِبَا دِيَ الَّذِ ينَ أَسْرَفُوْا ءَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْ ا مِن رَّ حْمَةِاللهِ ...
Artinya: "Katakanlah:”Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. ( QS. Az Zumar: 53)
                                        
يَبَنِىَّ اٌذْ هَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُوسُفَ وَ أَجِيهِ وَلَا تاْ يْئَسُواْمِن رَّوْحِ اللهِ اِنَّهُ لَا يَاْيْئَسُ مِن رَّ وْ حِ اللهِ إِلَّا اْلقَوْ مُ الْكفَرُ وَنَ
Artinya:“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (QS. Yusuf:87)

B.   Contoh Perilaku Optimis[2]

1.             Hari itu didalam ulangan pelajaran Akidah Akhlak untuk kelas lima. Beberapa murid tampak tegang. Lukman, murid pindahan, dari daerah tampak ceria. Ia menganggap ulangan adalah hal yang biasa. Ia sangat optimis dapat menjawab soal-soal dengan baik, karena ia sudah belajar dengan tekun dan juga berdo’a.
2.             Ketika melaksanakan ibadah salat atau ibadah puasa, kita harus optimis bahwa ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ibadah kita laksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-nya.
3.             Dalam hidup, kita membutuhkan makan dan minum. Salah satu cara untuk mendapatkan hal tersebut adalah bekerja. Dengan bekerja sungguh-sungguh, kita akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Kita harus optimis dengan hasil yang kita peroleh dari pekerjaan kita.

C.   Hikmah Memiliki Sikap Optimis:[3]

1.    Merasa tenang dalam melaksanakan sesuatu.
2.    Merasa yakin akan kemampuan diri sendiri.
3.    Tidak bergantung pada bantuan orang lain
4.    Selalu siap dalam menghadapi segala hal, termasuk pekerjaan.
5.    Apabila memperoleh keberhasilan, kita merasa bersyukur dan terus bersemangat untuk bekerja agar hasil yang kita peroleh lebih baik.
6.    Apabila mengalami kegagalan, kita bersabar, tidak pernah putus asa, dan tetap optimis. Sikap orang optimis menjadikan kegagalan itu sebagai pengalaman yang berharga. Ia akan mencari sebab-sebab kegagalan untuk diperbaiki agar kegagalan tersebut tidak terulang lagi.

D.   Akibat Tidak Memiliki Sikap Optimis[4]

1.      Tidak yakin akan kemampuan diri sendiri
2.      Ragu-ragu saat melaksanakan sesuatu
3.      Apabila mengalami kegagalan, akan mudah putus asa.



  
E.   Pengertian Qana’ah
                        Menurut bahasa qanaah berarti merasa cukup. Sedangkan menurut istilah, qanaah berarti sikap rela menerima dan merasa cukup atas apa yang telah di berikan Alloh SWT . Rela menerima apa adanya bukan berarti bermalas-malasan dan hanya menunggu nasib. Rela menerima dalam hal ini adalah menerima atas hasil usaha, sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan keinginan. Orang yang bersifat Qana’ah akan menerima apa adanya berapapun hasil dan nilai nya serta mensyukurinya dengan lapang dada.[5]
Orang yang memiliki sifat qana’ah pasti tidak memiliki sifat rakus. Ia tidak dengki terhadap apa yang menjadi milik orang lain.Lawan dari qana’ah adalah tamak (rakus). Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Artinya: “kaya itu bukanlah kaya harta, tetapi kaya jiwa.” ( H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
dari Abdillah bin Ummar berkata, Rasulullah S.A.W. bersabda, “ sungguh beruntung orang-orang yang masuk Islam, mendapatkan rezeki  secukupnya, dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya. “(H.R Muslim)[6]

            Ayat-ayat Al-Qur’an  tentang Qana’ah[7]
  Surat Hud ayat 6
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ .كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِي
Artinya :” Tiada sesuatu yang melata di bumi melainkan ditangan Allah  rezekinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya ,Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”
Surat an-Nisa’ ayat 32
وَ لَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللهُ بِهِ بَعْضَكُمْ ءَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّااُكْتَسَبُوْا
  Artinya: “ Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.”
     F. Contoh Perilaku Qana’ah : [8]
1.         selalu ikhlas menerima kenyataan hidup meskipun dengan keadaan yang sederhana
2.         Tidak banyak berangan- angan dan berharap ynag melebihi batas kemampuan dan batas yang ada
3.         Selalu berusah dan bekerja untuk  memperbaiki nasib kehidupan pada masa yang akan datang.
4.         Selalu berserah diri kepada Alloh SWT, baik dalam kehidupan lapang maupun sempit.
5.         Tidak bersikap iri kepada nikmat Alloh yang diterima oleh orang lain.
6.         Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Alloh SWT.
7.         Berprasangka baik atas keputusan dan takdir Alloh
8.         Menjauhkan diri dari sifat tamak, serakah, prasangka kurang baik .
9.         Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai  dengan yang diharapkan tidak mudah kecewa dan putus asa.
      G. Hikmah Memiliki Sifat Qana’ah:[9]
1.         Tetap giat berusaha dan bekerja.
2.         Rela menerima apa adanya.
3.         Bersabar jika mengalami kegagalan.
4.         Bersyukur jika mendapat kebahagiaan
5.         Tidak hanya mementingkan harta kekayaan.
6.         Terhindar dari sifat tamak (rakus), iri hati, dengki, dan malas
7.         Terhindar dari murka Allah.

H. Akibat Tidak Memiliki Sifat Qana’ah[10]
1.      Hatinya selslu merasa tidak puas.
2.      Selalu mengeluh dan menggerutu bila yang diterima tidak sesuai yang diangan-angankan.
3.      Kadang-kadang dalam hatinya terbetik suatu anggapan bahwa Allah itu tidak adil.
4.      Selalu menari cara agar apa yang diinginkan itu harus tercapai meski dengan jalan yang tidak halal.

I.      Pengertian Tawakkal
Tawakkal (bahasa Arab: توكُل) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Menurut istilah tawakal adalah berserah diri kepada Allah, menyerahkan keputusan segala perkara kepada-Nya.[11]
          Namun perlu diingat bahwa sifat tawakkal itu bukan berarti orang tidak diwajibkan berikhtiar. Karena orang hidup diwajibkan ikhtiar yaitu berusaha menurut kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setelah usaha itu dilakukan barulah bertawakal, artinya menyerahkan segala usaha itu kepada Allah dan bagaimana hasilnya itu semua terserah kepada-Nya. Sebelum berikhtiar jangan mengatakan dirinya bertawakal karena yang demikian itu adalah kebohongan atau kemalasan yang bekedok tawakkal.[12]
Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang Memerintahkan Kita Bertawakkal
فَاِ ذَا ءَزَ مْتَ فَتَوَ كَّلْ ءَلَى اللهِ اِنَ اللهَ يُحِبُّ اْلمُتَوَ كَّلِيْنَ
(Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallahi innallaha yuhibbul mutawakkilin)
Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”(QS. Ali Imran : 159)
وَا تَّقُو اللهَ وَ ءَلَى اللهِ فَلْيَتَوَ كَّلِ ا لْمُوءْ مِنُوْ نَ
Artinya: “Dan bertawakallah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.”(QS. Al-Maidah: 11)
            وَتَوَ كَّلْ ءَلَى الْحَىِّ الَّذِ ىْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّح ْبِحَمْدِ ه
Artinya: “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.”(QS. Al-Furqaan: 58)
Rasulullah SAW bersabda :
لَوْاَ نَّكُمْ تَتَوَ كَّلُوْنَ ءَلَى اللهِ حَقَّ تَوَ كُّلِهِ لَرَزَ قَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ ا لطَّيْرَ تَغْدُّوْ حِمَا صًا وَ تَرُوْحُ بِطَا نًا (رواه ا تر ميز ى)
(Law annakum tatawakkaluna ‘alallahi haqqa tawakkulihi larazaqakum kama yarzuqu ath-tayra taghdu himashan wa taruhu bithanan)
Artinya: ” Jikalau kamu tawwakal kepada allah dan berserah diri sepenuhnya, maka kamu akan mendapat rezeki seperti rezeki burung-burung yang di waktu pagi pergi dalam keadaan lapar dan kembali sore dengan perut kenyang ”(HR. Turmudzy).

J.     Contoh Perilaku Tawakkal[13]

1.      Pelajar yang menghadapi ujian sekolah. Tawakkalnya adalah setelah ia belajar maksimal, menjaga kesehatannya agar dapat ikut ujian dengan baik, dan mengerahkan semua kemampuan menjawab semua soal ujian. Begitu ia menyerahkan lembar jawaban, maka saat itulah ia bertawakkal kepada Allah akan hasil dari ujiannya tersebut.
2.      Atau seperti seseorang yang tengah sakit. Tawakkalnya adalah setelah ia menjalankan semua tindakan medis yang dianjurkan, atau mencari berbagai alternatif demi kesembuhannya. Setelah semua ikhtiar dicukupkan, saat itulah ia serahkan hasilnya kepada Allah SWT.
3.      Atau juga seperti seseorang yang ingin naik haji. Tawakkalnya adalah setelah ia menggenapkan semua ikhtiar untuk itu, seperti menabung, menjaga kesehatan dan mendaftarkan diri kepada penyelenggara haji. Ketika perjalanan haji dimulai, saat itulah ia menyerahkan nasibnya kepada Allah, apakah perjalanannya akan lancar, atau malah sebaliknya.

K.   Hikmah Memiliki Sifat Tawakkal :[14]

1.      Giat dan bersemangat dalam bekerja.
2.      Senantiasa berserah diri kepada Allah SWT dan berdo’a.
3.      Bersyukur jika mendapatkan kebahagiaan dan bersabar apabila mengalami kegagalan.
4.      Terhindar dari sifat sombong karena keberhasilan itu bukan semata-mata hasil pekerjaan seseorang, tetapi atas kehendak Allah SWT.
5.      Tidak gelisah, tetapi selalu tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

L.   Akibat Tidak Memiliki Sifat Tawakkal:[15]

1.      Ragu dan resah dalam menghadapi suatu masalah.
2.      Kecil hati dalam setiap menghadapi persoalan yang sulit.
3.      Sombong



[1] Moh Amin, 10 Induk Akhlak Terpuji, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997), hlm.86
[2] Ibid., 88
[3] Tim Majelis Pendidikan dan Pengajaran, Aqidah Akhlak Kelas V, (Bandung: Puataka Setia, 2008) hlm. 54.
[4] Ibid., hlm. 55.
[5] Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Ditengah-tengah Alam Materi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm.92
[6] Ibid., hlm.93
[7] Moh Amin, 10 Induk Akhlak Terpuji, hlm. 86
[8] Tim Majelis Pendidikan dan Pengajaran, Aqidah Akhlak Kelas V, hlm. 57
[9] Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), hlm. 157
[10] Ibid., hlm. 159
[11] Abdul Rochim, Menjadi Insan Kamil, hlm. 64
[12] Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Ditengah-tengah Alam Materi, hlm.98
[13] Tim Majelis Pendidikan dan Pengajaran, Aqidah Akhlak Kelas V, hlm. 59
[14] Abdul Fatah, Kehidupan Manusia Ditengah-tengah Alam Materi, hlm. 99.
[15] Ibid., hlm. 100.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar