Selasa, 29 September 2015

Makalah Dasar-dasar Kependidikan "Pendidikan Sebagai Suatu Sistem" dengan Footnote



2.1 Pengertian pendidikan sebagai suatu sistem
Sistem adalah serangkaian komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling terkait dan berfungsi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.[1] Sedangkan Pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.2 Ciri-ciri pendidikan sebagai suatu sistem
Setiap organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun masing-masing mempunyai batasan yang berbeda. Misalnya manusia sebagai sistem, tentu memiliki batasan yang berbeda dengan binatang sebagai sistem. Begitu pula pendidikan sebagai suatu sistem, juga mempunyai batasan yang berbeda dengan ekonomi sebagai sistem, begitu seterusnya. Namun demikian, perlu diketahui bahwa di balik perbedaan dari setiap sistem, pada persamaannya, yang oleh Mudhoffir (1986) dikatakan bahwa persamaan dari setiap sistem terletak pada ciri-ciri sistem, yang dapat di rinci sebagai berikut:
1.      Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan di capai oleh sebuah sistem. Misalnya : Sepeda motor merupakan sistem bertujuan untuk mempermudah tranportasi. Manusia sebagai sistem, tujuannya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan sebagai sistem, tujuannya untuk memberikan layanan bagi yang memerlukan. Pengajaran sebagai sistem, tujuannya agar siswa belajar untuk dapat menampilkan perilaku tertentu, begitu seterusnya.
2.      Fungsi
Merupakan suatu aktivitas/fungsi sistem untuk dapat mencapai tujuan sistem itu sendiri. Misalnya: manusia sebagai suatu sistem, agar dapat mencapai tujuan hidupnya, dituntut adanya fungsi-fungsi, diantaranya fungsi pernafasan, pencernaan makanan, fungsi penglihatan, fungsi aliran darah, fungsi kekebalan penyakit, fungsi pembiakkan, dan sebagainya, yang kesemuannya fungsi tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Apabila salah satu diantaranya tidak menunjukkan fungsi, maka sistem tersebut akan mengalami gangguan, kegagalan dan atau bahkan tidak bermanfa’at sama sekali.


3.      Komponen
Komponen merupakan bagian yang ada dalam suatu sistem, yang melakukan atau memainkan fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan sistem. Misalnya sepeda motor punya tujuan sebagai alat tranportasi untuk mempercepat perjalanan seseorang menuju alamat tertentu. Agar sepeda motor dapat mencapai tujuannya harus ada unsur-unsur pendukung, diantaranya : komponen pembakar (busi), komponen penggerak (mesin), komponen pengaman (spion), komponen pengontrol, komponen pengatur kecepatan (gas), dan lain-lain. Masing-masing komponen atau unsur sistem tersebut harus melakukan fungsinya sendiri-sindiri, tetapi ia juga harus selalu berhubungan (berinteraksi) dan saling memiliki ketergantungan (interdependensi) dengan komponen lainnya. Apabila salah satu komponen tau unsur-unsur sistem sepeda motor tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak memerankan fungsinya, maka sepeda motor sebagai sebuah sistem akan mengalami gangguan untuk mencapai tujuannya, bahkan bisa tidak berfungsi sama sekali. Dengan demikian setiap sistem yang ingin mencapai tujuannya harus memiliki unsur-unsur pendukung bagian-bagian dari sistem yang melaksanakan suatu fungsi khusus dalam rangka menunjang pencapaian tujuan sistem.
4.      Interaksi atau Saling Hubungan
Sebagaimana telah dikemukakan dimuka bahwa suatu sistem itu terdiri dari beberapa komponen, dan secara fungsional setiap komponen tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling mempunyai keterkaitan bahkan dapat dikatakan saling memiliki ketergantungan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Dengan kata lain, fungsi dari komponen yang satu sangat menentukan fungsi komponen lainnya. Dengan demikian apabila suatu sistem di harapkan dapat mencapai tujuan sistem dengan baik, harus ditunjang oleh fungsi yang baik dari tiap-tiap komponen sistem yang ada.
5.      Penggabungan Yang Menimbulkan Jalinan Keterpaduan
Dalam rangka mencapai tujuan sistem harus merupakan suatu kesatuan yang terpadu. Keterpaduan komponen sistem tersebut akan memperkuat kerja dan fungsi sistem karena masing-masing komponen merupakan jalinan yang saling menunjang.
6.      Proses Transformasi
Proses transformasi merupakan suatu aktivitas untuk mengubah masukan / bahan mentah menjadi suatu produk atau bahan jadi. Produk atau bahan jadi ini akan tersalurkan menjadi masukan sistem lain, sistem lain ini juga akan dilakukan proses transformasi, demikian seterusnya. Berbicara tentang proses transformasi, harus diingat pula bahwa setiap sistem terdiri dari sub-subsistem dan setiap subsistem juga merupakan sistem tersendiri, yang juga melakukan aktivitas transformasi. Oleh karena itu, proses transformasi pada suatu sistem bisa terjadi secara bertingkat – transformasi terjadi pada tingkat sub-subsistem, baru kemudian terjadi transformasi pada sistem yang lebih luas. Dengan kata lain, pada suatu sistem tidak hanya terjadi sebuah proses transformasi tetapi serangkaian proses transformasi
7.      Umpan Balik
Umpan balik merupakan aktivitas pemantauan atau kontrol terhadap efektivitas dan efisiensi kerja sistem.
8.      Daerah Batasan dan Lingkungan
Perlu diketahui pula, suatu sistem akan berinteraksi atau berhadapan dengan sistem lain, atau lingkungan sistem yang berada di luar sistem. Karena lingkungan yang berada di luar sistem itu juga merupakan sistem tersendiri, perlu ada ketegasan batasan tentang sistem tertentu. Misalnya manusia sebagai suatu sistem, akan mempunyai batasan yang berbeda dengan binatang sebagai sistem, kegiatan pendidikan sebaga suatu sistem akan berbeda dengan kegiatan ekonomi sebagai suatu sistem. Hal lain yang perlu kita fahami juga, karena setiap lingkungan sistem merupakan sistem tersendiri, maka secara otomatis akan terdapat macam sistem, yang merupakan suatu sistem yang lebih besar. Sistem lebih besar ini kemudian disebut dengan istilah “Supra Sistem”. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Tirtaharja (1994) memberikan ilustrasi gambar sebagai berikut.
2.3 Unsur-unsur pendidikan sebagai suatu sistem
Sistem Pendidikan merupakan model sistem yang berlaku pada setiap unit usaha atau organisasi lainnya. Adapun unsur-unsur yang ada dapat di jelaskan sebagai berikut
·         Raw Input. Merupakan bahan mentah yang akan di proses dalam suatu unit usaha atau organisasi. Dalam konteks pendidikan, yang dimaksud raw input adalah calon siswa.
·         Instrumental Input. Merupaka unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau oleh organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan yang termasuk instrumental input adalah : sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana.
·         Environmental Input. Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha, tetaoi tidak dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan , environmental input digambarkan, seperti : pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial budaya, dll.
·         Output Pada sistem Pendidikan. Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi di dalam sistem pendidikan


2.4  Fungsi  unsur sistem pendidikan 

a.      Raw input
1.      Dasar Pendidikan

Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.

2.      Tujuan Pendidikan

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).

3.Anak didik (Peserta Didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
  • Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
  • Individu yang sedang berkembang.
  • Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
  • Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
b.      Instrumental Input
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung.

Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan pada proses pendidikan adalah sebagai berikut:

1.Pendidik dan Non Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.

Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.[2]
  Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.[3]

2.Kurikulum (Materi Pendidikan)
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagai berikut:
  • Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
  • Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
  • Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
  • Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
3. Prasarana dan Sarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.

Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”, sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”.

4. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.

5. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.

c.       Environmental Input

Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
  1. Lingkungan keluarga.
  2. Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.
  3. Lingkungan masyarakat.
  4. Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
  5. Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
  6. Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
  7. Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
  8. Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
  9. Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan.
d.       Output Pada sistem Pendidikan
1. Lulusan (Tamatan)

Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat mentransformasikan (mengembangkan dan melestarikan) budaya yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkan atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja.

Jika proses yang terjadi di dalam komponen-komponen pendidikan yang sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab itu, proses berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikan menentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan kepada tujuan dan dasar pendidikan.

2. Putus Sekolah

Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga peserta didik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti untuk melangsungkan pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan.

Komponen-komponen pendidikan yang telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut dalam sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas optimal.
Sistem pendidikan tersebut secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

2.5 Hubungan Sistem Perencanaan,Pelaksananan,dan Evaluasi Pendidikan
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadan pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
Pelaksanaan pendidikan,merupakan suatu tahap dimana rencana pendidikan yang telah dipersiapkan dilaksanakan sebagai langkah nyata dari sebuah perencanaan.
Pengertian evaluasi, merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu kegiatan termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi,kita dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasailan suatu kegiatan,sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwah sistem perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi pendidikan mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan dari pendidikan.


3.1 SIMPULAN
Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa pendidikan itu merupakan sebuah komponen atau lembaga yang mempunyai tujuan agar terciptanya situasi atau potensi-potensi dasar apa saja yang dimiliki anak-anak dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan kebutuhan mereka pada suatu zaman. Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya saling berhubunga secara fungsional dalam kesatuan yang terpadu. Tiga komponen tersebut adalah pendidik,peserta didik, dan tujuan pendidikan.
Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya berupaya menjadikan sistem pendidikan yang dinamis dan responsif terhadap perubahan-perubahn dan kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung.



DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sadulloh ,Uyoh M.Pd., dkk. 2010. PEDAGOGIK (ilmu mendidik). Jakarta: Alfabeta  
http://dedifahradi.blogspot.com/2011/02/bab.html, (di akses 21 Septemeber 2013)
Tim MKDK Unesa. 2010. Refleksi Pendidikan Masa Kini. Surabaya.

 




[1] Tim MKDK Unesa “Refleksi pendidikan masa kini”

[2] (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum).
[3] (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar