2.1 Pengertian pendidikan sebagai suatu sistem
Sistem adalah serangkaian
komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling terkait dan berfungsi untuk
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.[1]
Sedangkan Pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu system yang terdiri dari
komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen
dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan pendidikan.
2.2 Ciri-ciri pendidikan sebagai suatu sistem
Setiap organisasi yang ada dalam
kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun masing-masing mempunyai
batasan yang berbeda. Misalnya manusia sebagai sistem, tentu memiliki batasan
yang berbeda dengan binatang sebagai sistem. Begitu pula pendidikan sebagai
suatu sistem, juga mempunyai batasan yang berbeda dengan ekonomi sebagai
sistem, begitu seterusnya. Namun demikian, perlu diketahui bahwa di balik
perbedaan dari setiap sistem, pada persamaannya, yang oleh Mudhoffir (1986)
dikatakan bahwa persamaan dari setiap sistem terletak pada ciri-ciri sistem,
yang dapat di rinci sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan di
capai oleh sebuah sistem. Misalnya : Sepeda motor merupakan sistem bertujuan
untuk mempermudah tranportasi. Manusia sebagai sistem, tujuannya untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan sebagai sistem, tujuannya untuk
memberikan layanan bagi yang memerlukan. Pengajaran sebagai sistem, tujuannya
agar siswa belajar untuk dapat menampilkan perilaku tertentu, begitu
seterusnya.
2. Fungsi
Merupakan suatu aktivitas/fungsi sistem
untuk dapat mencapai tujuan sistem itu sendiri. Misalnya: manusia sebagai suatu
sistem, agar dapat mencapai tujuan hidupnya, dituntut adanya fungsi-fungsi,
diantaranya fungsi pernafasan, pencernaan makanan, fungsi penglihatan, fungsi
aliran darah, fungsi kekebalan penyakit, fungsi pembiakkan, dan sebagainya,
yang kesemuannya fungsi tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Apabila
salah satu diantaranya tidak menunjukkan fungsi, maka sistem tersebut akan
mengalami gangguan, kegagalan dan atau bahkan tidak bermanfa’at sama sekali.
3. Komponen
Komponen merupakan bagian yang ada dalam
suatu sistem, yang melakukan atau memainkan fungsi tertentu dalam rangka
mencapai tujuan sistem. Misalnya sepeda motor punya tujuan sebagai alat
tranportasi untuk mempercepat perjalanan seseorang menuju alamat tertentu. Agar
sepeda motor dapat mencapai tujuannya harus ada unsur-unsur pendukung,
diantaranya : komponen pembakar (busi), komponen penggerak (mesin), komponen
pengaman (spion), komponen pengontrol, komponen pengatur kecepatan (gas), dan
lain-lain. Masing-masing komponen atau unsur sistem tersebut harus melakukan
fungsinya sendiri-sindiri, tetapi ia juga harus selalu berhubungan (berinteraksi)
dan saling memiliki ketergantungan (interdependensi) dengan komponen lainnya.
Apabila salah satu komponen tau unsur-unsur sistem sepeda motor tersebut tidak
ada atau ada tetapi tidak memerankan fungsinya, maka sepeda motor sebagai
sebuah sistem akan mengalami gangguan untuk mencapai tujuannya, bahkan bisa
tidak berfungsi sama sekali. Dengan demikian setiap sistem yang ingin mencapai
tujuannya harus memiliki unsur-unsur pendukung bagian-bagian dari sistem yang
melaksanakan suatu fungsi khusus dalam rangka menunjang pencapaian tujuan
sistem.
4. Interaksi atau Saling
Hubungan
Sebagaimana telah dikemukakan dimuka
bahwa suatu sistem itu terdiri dari beberapa komponen, dan secara fungsional
setiap komponen tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling mempunyai
keterkaitan bahkan dapat dikatakan saling memiliki ketergantungan antara
komponen satu dengan komponen yang lainnya. Dengan kata lain, fungsi dari
komponen yang satu sangat menentukan fungsi komponen lainnya. Dengan demikian
apabila suatu sistem di harapkan dapat mencapai tujuan sistem dengan baik,
harus ditunjang oleh fungsi yang baik dari tiap-tiap komponen sistem yang ada.
5. Penggabungan Yang Menimbulkan
Jalinan Keterpaduan
Dalam rangka mencapai tujuan sistem
harus merupakan suatu kesatuan yang terpadu. Keterpaduan komponen sistem
tersebut akan memperkuat kerja dan fungsi sistem karena masing-masing komponen
merupakan jalinan yang saling menunjang.
6. Proses Transformasi
Proses transformasi merupakan suatu
aktivitas untuk mengubah masukan / bahan mentah menjadi suatu produk atau bahan
jadi. Produk atau bahan jadi ini akan tersalurkan menjadi masukan sistem lain,
sistem lain ini juga akan dilakukan proses transformasi, demikian seterusnya.
Berbicara tentang proses transformasi, harus diingat pula bahwa setiap sistem
terdiri dari sub-subsistem dan setiap subsistem juga merupakan sistem
tersendiri, yang juga melakukan aktivitas transformasi. Oleh karena itu, proses
transformasi pada suatu sistem bisa terjadi secara bertingkat – transformasi
terjadi pada tingkat sub-subsistem, baru kemudian terjadi transformasi pada
sistem yang lebih luas. Dengan kata lain, pada suatu sistem tidak hanya terjadi
sebuah proses transformasi tetapi serangkaian proses transformasi
7. Umpan Balik
Umpan balik merupakan aktivitas
pemantauan atau kontrol terhadap efektivitas dan efisiensi kerja sistem.
8. Daerah Batasan dan Lingkungan
Perlu diketahui pula, suatu sistem akan
berinteraksi atau berhadapan dengan sistem lain, atau lingkungan sistem yang
berada di luar sistem. Karena lingkungan yang berada di luar sistem itu juga
merupakan sistem tersendiri, perlu ada ketegasan batasan tentang sistem
tertentu. Misalnya manusia sebagai suatu sistem, akan mempunyai batasan yang
berbeda dengan binatang sebagai sistem, kegiatan pendidikan sebaga suatu sistem
akan berbeda dengan kegiatan ekonomi sebagai suatu sistem. Hal lain yang perlu
kita fahami juga, karena setiap lingkungan sistem merupakan sistem tersendiri,
maka secara otomatis akan terdapat macam sistem, yang merupakan suatu sistem
yang lebih besar. Sistem lebih besar ini kemudian disebut dengan istilah “Supra
Sistem”. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Tirtaharja (1994)
memberikan ilustrasi gambar sebagai berikut.
2.3 Unsur-unsur pendidikan sebagai suatu sistem
Sistem Pendidikan merupakan model sistem
yang berlaku pada setiap unit usaha atau organisasi lainnya. Adapun unsur-unsur
yang ada dapat di jelaskan sebagai berikut
·
Raw Input. Merupakan bahan mentah
yang akan di proses dalam suatu unit usaha atau organisasi. Dalam konteks
pendidikan, yang dimaksud raw input adalah calon siswa.
·
Instrumental Input. Merupaka
unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan
dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau oleh organisasi yang
bersangkutan. Dalam konteks pendidikan yang termasuk instrumental input adalah
: sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana.
·
Environmental Input. Merupakan
faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha,
tetaoi tidak dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi
yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan , environmental input digambarkan,
seperti : pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial budaya, dll.
·
Output Pada sistem Pendidikan. Output
pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi di dalam
sistem pendidikan
2.4 Fungsi unsur sistem pendidikan
a.
Raw input
1.
Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik
dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna
mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai
tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.
2. Tujuan Pendidikan
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa
segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah
kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan
pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang utuh dengan memperhatikan aspek
jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubungan manusia
dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan alamnya (horizontal),
dan dengan Tuhannya (vertikal).
3.Anak didik
(Peserta Didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik (tanpa
pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus
guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri
khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
- Individu yang sedang berkembang.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
b. Instrumental Input
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan
oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung.
Adapun
komponen-komponen yang saling berkesinambungan pada proses pendidikan adalah
sebagai berikut:
1.Pendidik dan Non
Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik
berbeda dengan pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab
menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.
Non pendidik yang
sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.[2]
Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.[3]
2.Kurikulum (Materi
Pendidikan)
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena
kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow dan Alice Crow, yang
melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak menyarankan hubungan
salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagai
berikut:
- Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
- Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
- Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
- Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
3. Prasarana dan
Sarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah segala
macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Prasarana
pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan
yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.
Perbedaan sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu
sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”,
sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”.
4. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan
penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau
lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi
tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.
5. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci.
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun
secara terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode
tertentu.
c.
Environmental Input
Proses pendidikan
selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu
menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan
yang mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
- Lingkungan keluarga.
- Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.
- Lingkungan masyarakat.
- Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
- Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
- Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
- Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
- Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
- Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan.
d. Output Pada sistem Pendidikan
1. Lulusan
(Tamatan)
Lulusan pendidikan
adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan
tersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai
kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut
dapat mentransformasikan (mengembangkan dan melestarikan) budaya yang ada di
lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga negara
yang baik yang didasarkan atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
Jika proses yang
terjadi di dalam komponen-komponen pendidikan yang sudah dijelaskan di atas
berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan
baik. Oleh sebab itu, proses berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikan
menentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan kepada tujuan
dan dasar pendidikan.
2. Putus Sekolah
Kadang kala proses
komponen-komponen pendidikan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebab adanya hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut
sehingga peserta didik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti
untuk melangsungkan pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus
sekolah disebabkan oleh berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari
diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar
pendidikan.
Komponen-komponen
pendidikan yang telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling
melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan.
Proses pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut dalam
sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku
anak didik hingga mencapai batas optimal.
Sistem pendidikan
tersebut secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
2.5 Hubungan Sistem Perencanaan,Pelaksananan,dan Evaluasi Pendidikan
Perencanaan Pendidikan, adalah
suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan
masa depan yang diarahkan kepadan pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal
dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial
budaya serta menyeluruh suatu Negara.
Pelaksanaan pendidikan,merupakan suatu
tahap dimana rencana pendidikan yang telah dipersiapkan dilaksanakan sebagai
langkah nyata dari sebuah perencanaan.
Pengertian evaluasi, merupakan suatu
tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu
kegiatan termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui
evaluasi,kita dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun
keberhasailan suatu kegiatan,sehingga dapat ditentukan langkah-langkah
selanjutnya yang harus dilakukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwah sistem perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi pendidikan mempunyai
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan dari
pendidikan.
3.1 SIMPULAN
Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan
bahwa pendidikan itu merupakan sebuah komponen atau lembaga yang mempunyai
tujuan agar terciptanya situasi atau potensi-potensi dasar apa saja yang
dimiliki anak-anak dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan kebutuhan mereka
pada suatu zaman. Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar
komponen pendidikan, artinya saling berhubunga secara fungsional dalam kesatuan
yang terpadu. Tiga komponen tersebut adalah pendidik,peserta didik, dan tujuan
pendidikan.
Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat
hendaknya berupaya menjadikan sistem pendidikan yang dinamis dan responsif
terhadap perubahan-perubahn dan kecendrungan-kecendrungan yang sedang
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Sadulloh ,Uyoh M.Pd., dkk. 2010. PEDAGOGIK (ilmu mendidik). Jakarta:
Alfabeta
http://novienovieta.blogspot.com/2012/04/pendidikan-sebagai-sistem.html, (di akses 20 September 2013)
http://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalam-sistem.html#.Uj-t7NMXuIU, (di akses 19 September 2013)
http://dedifahradi.blogspot.com/2011/02/bab.html, (di akses 21 Septemeber 2013)
http://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pengertian-pendidikan-menurut-pendekatan-sistem/, (di akses 21 September 2013)
Tim MKDK
Unesa. 2010. Refleksi Pendidikan Masa Kini. Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar