Rabu, 30 Desember 2015

Jurnal Pendidikan

Peningkatan Praktik Shalat Fardhu Pada Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya

Tohiron, S.Pd
Erlinda Rochmatin
MI Al Azhar Surabaya

Abstrak: Beberapa persoalan yang sering muncul pada pembelajaran fiqih adalah tentang tidak fahamnya siswa pada materi yang diajarkan sehingga mempengaruhi pelaksanaan praktik. Untuk itu guru harus bisa kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai secara optimal. Masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih melalui metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, tahap refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas II di MI Al Azhar Surabaya dengan jumlah peserta didik 25 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan non tes. Dari analisis didapatkan bahwa siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya kurang dalam praktik shalat fardhu mata pelajaran fiqih dan setelah diadakan penelitian dengan menerapkan metode demonstrasi kemampuan praktik shalat fardhu mata pelajaran fiqih sudah mulai terlihat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat meningkatkan praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih pada siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya.
Kata Kunci: Praktik Shalat Fardhu, Fiqih, Metode Demonstrasi


Pendahuluan
Ibadah shalat merupakan salah satu realisasi dari ketaqwaan seorang muslim. Shalat dilakukan untuk mengingat Allah. Dengan demikian, fungsi ibadah shalat tidak hanya vertikal yaitu menyembah dan mengingat Allah, tetapi juga secara horizontal yaitu mencegah kegiatan keji dan munkar. Kewajiban shalat ini sangat penting maka perlu dibiasakan dalam diri anak untuk menjalankan ibadah shalat sejak dini. Jika pendidikan shalat itu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, maka akan terbentuk dalam diri jiwa anak yang kuat, sehingga diharapkan akan menjadi generasi muslim dan muslimah yang beriman dan bertaqwa.
Hal ini senada dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan agama islam yakni membentuk siswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang dapat menjalankan ajaran islam secara kaffah sehingga tercermin dalam dirinya ketinggian akhlak. Untuk dapat dikatakan sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT selain menguasai ilmu agama juga harus mampu mengamalkan. Keberhasilan dalam mendidik anak mengenai ibadah shalat, selain dari faktor orang tua, juga tidak lepas dari faktor lingkungan lain yaitu sekolah.Sesuai dengan fungsi dan perannya, sekolah merupakan lembaga pendidikan lanjutan dari pendidikan dikeluarga.
Lembaga ini akan memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh guru disekolah merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari lagi, dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari seorang anak cenderung meniru apa yang diajarkan atau yang dilihat dari seorang guru.Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada siswa kelas II MI Al- Azhar dalam melakukan gerakan shalat masih banyak sekali kesalahan-kesalahan seperti gerakan ruku’ yang seharusnya tangan memegang lutut tetapi siswa malah memegang kaki bagian bawah dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam shalat.

Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru masih berupa metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sehingga siswa hanya mendengarkan dan menghafal tanpa mempraktekkan secara langsung. Dengan demikian hasil yang diperoleh kurang maksimal yaitu mengurutkan gerakan beserta hafalan bacaan shalat serta melakukan gerakan dengan benar, sehingga peneliti mengambil tindakan berupa penggunaan metode demonstrasi. Metode ini dalam prakteknya menirukan menirukan gerakan serta menirukan bacaan secara berulang-ulang, sehingga siswa mampu melakukan gerakan serta mengurutkan gerakan dengan benar dan hafal bacaan shalat.
Berdasarkan latar belakang inilah maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Peningkatan Praktik Shalat Fardhu Pada Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya”. Untuk mencapai hal di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peningkatan praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih melalui metode demonstrasi siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya?. Penelitin ini bertujuan untuk mngetahui penggunaan metode demonstrasi dalam peningkatan praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi semua guru atau tenaga pendidik tentang metode demonstrasi.Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di madrasah ibtidaiyah sebagai sumber belajar dan sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran fiqih praktik shalat fardhu.
Kerangka Teoritik
Shalat menurut bahasa artinya berdoa, sedang sedang menurut istilah adalah suatu bentuk ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam(Amir Syarifuddin, 2003: 13).Karenanya shalat itu merupakan mirajnya orang-orang Islam. Dengan menunaikan sholat berarti mereka melakukan miraj, langsung berkomunikasi dan menghadap sujud keharibaan Allah SWT. Sedang fungsi dan peranan shalat bagi orang Islam dalam kehidupan sehari-hari telah diungkapkan Allah dalam Al Qur’an surah Al Ankabut 45:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ           (٤٥
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyuhkan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an ), dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbutan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Dan Allah mengetahu apa yang kamu kerjakan.”
Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib. Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalatShalat fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan(Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, 2000: 1).Sholat Dhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata).
Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah matahari terbenam (+ pukul 18:00), sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar), Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam. Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10).
Tata Cara Shalat
Berdiri Tegak Sempurna dan Menghadap Kiblat.
Setiap muslim yang mampu berdiri wajib melakukannya, bagi yang tidak mampu misalnya sakit, atau sudah tua boleh melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri pandangan mata diarahkan ke tempat sujud.
Berniat dan Takbiratulihram
Setelah shalat dimulai, terlebih dahulu kita berniat. Niat shalat boleh dibaca dalam hati, boleh juga dilafalkan. Pada saat itulah di dalam hati harus berniat untuk melakukan shalat karena Allah. Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan telapak tangan terbuka sambil mengucapkan “Allahu Akbar”.
Berdiri Sempurna Tangan Bersedekap
Setelah mengucapkan takbir, kedua tangan bersedekap. Kedua telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar. Telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak kiri.
Ruku’
Gerakan ruku’ diawali dengan mengangkat tangan (sebagaimana takbiratulihram sambil membaca “Allahu Akbar”). Kemudian membungkukkan badan. Pada saat itu posisi punggung dan kepala rata. Kedua tangan memegang lutut dan ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil membaca doa ruku’.
I’tidal
Gerakan i’tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah uku’. Pada saat i’tidal kedua tangan diangkat sambil membaca “sami’allahuliman hamidah”, kedua tangan diturunkan kembali dan diletakkan disamping badan. Pada saat tangan disamping badan dilanjutkan dengan membaca bacaan i’tidal.
Sujud
Gerakan sujud adalah menempatkan wajah ke tempat sujud sambil membaca takbir. Pada saat sujud posisi dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki diletakkan ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke kiblat sambil membaca doa sujud.
Duduk Diantara Dua Sujud
Gerakan duduk antara dua sujud (duduk iftirosy) adalah duduk dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan ujung jari kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua lutut sambil membaca doa duduk diantara dua sujud.
Duduk Tasyahud Awal
Duduk tasyahud awal juga disebut duduk iftirasy. Posisi duduk iftirasy sama seperti duduk diantara dua sujud, dan ditambah telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali untuk shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat kedua langsung duduk tasyahud akhir.
Duduk Tasyahud Akhir
Duduk tasyahud akhir juga dsebut duduk tawaruk. Tawaruk dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat.
Salam
Setelah semua gerakan dan bacaan shalat di atas, ditutup dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh tetap dalam keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan “hukumnya wajib”, lalu menoleh ke kiri “hukumnya sunnah”(Muhammad Tholhah Hasan, 2005: 157).
Pengertian Fiqih
            Kata Fiqih secara arti kata berarti “paham yang mendalam”. Tetapi fiqih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas II MI Al Azhar Surabaya. Adapun ruang lingkup fiqih bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar fiqih materi shalat dalam penelitian ini adalah hasil pengalaman shalat yang dicapai oleh siswa yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih.
Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan  meniru pekerjaan yang didemonstrasikan (Winda Gunarti, 2010: 93).Didalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan atau gerakan. Contohnya dalam gerakan shalat (Ismail SM, 2003: 18).
Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga anak lebih paham tentang mengerjakan sesuatu. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut: perhatian anak lebih dapat dipusatkan, proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil lebih melekat dalam diri anak.
Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran(T Ibrahim dan Darsono, 2005: 71).
Kelebihan Metode Demonstrasi
Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda atau peristiwa, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, perhatian anak dapat lebih terpusatkan, anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen, mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri, dan beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas(Winda Gunarti, 2010: 97).

Kelemahan Metode Demonstrasi
Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil. Sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal, tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan, dan apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar.
Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Pendidik  menjelaskan dengan memperlihatkan gambar tentang gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan,  pendidik  memperagakan gerakan apa yang harus dilakukan, dan peserta didik  mengamati sambil memperhatikan, pendidik  meminta peserta  menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh satu persatu peserta didik untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan peserta didik yang lain memperhatikan.
Penerapan Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih
Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran dan membantu siswa untuk mudah menerima materi pembelajaran. Metode demonstrasi dalam mata pelajaran fiqih, dalam pokok bahasan shalat fardhu mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut: perencanaan atau persiapan yang meliputi (penentuan tujuan demonstrasi, penentuan langkah- langkah pokok demonstrasi, dan persiapan alat dan bahan yang diperlukan), pelaksanana demonstrasi, tindak lanjut demonstrasi (seperti guru hendaknya memberi tugas kepada siswa).
Metodologi Penelitian
Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) model kolaborasi, karena dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang melibatkan beberapa pihak seperti guru pembimbing mata pelajaran dan peneliti yang secara bersama melakukan penelitian.
Lokasi Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Al Azhar Surabaya yang beralamat Dukuh Setro VII kelas II yang lingkungan fisik dan sosial termasuk lingkungan masyarakat menengah kebawah dengan komposisi kelas berjumlah 25 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan dengan kemampuan akademik yang sedang.


Desain Penelitian
Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri dari dua siklus dan ditiap-tiap siklus terdiri dari pertama  tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan keempat tahap refleksi

Gambar 1 Proses penelitian indakan kelas model Kemmis & Mc Taggart

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: pertama RPP, kedua Validasi RPP, ketiga Instrumen Soal, dan keempat Validasi Instrumen Soal.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, meliputi: observasi, wawancara, non tes. Teknik yang pertama yaitu observasi dilakukan untuk mengumpulkan data memperoleh informasi tentang hasil praktik langsung sholat fardhu pada siswa kelas II MI Al Azhar sebelum dan sesudah penerapan metode demonstrasi. Selanjutnya wawancara untuk memperoleh data tentang kesulitan yang dihadapi guru saat proses belajar mengajar, ketiga adalah non tes yang berupa unjuk kerja setelah guru menerapkan metode demonstrasi.
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini, adalah: pertama lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , kedua lembar validasi soal, dan ketiga rubik unjuk kerja.
Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting, sebab dari hasil ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti. Untuk menganalisis data-data tentang penerapan metode demonstrasi yang dilakukan dengan cara unjuk kerja kepada siswa digunakan rumus sebagai berikut:

X 100 100 100
Skor akhir = Skor yang Diperoleh           
                         Skor Maksimal   
Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria sebagai berikut: sangat baik jika nilai skor akhir 90- 100, baik jika nilai skor akhir 80- 89, cukup            jika nilai skor akhir 70- 79, kurang      jika nilai skor akhir 60- 69,sangat kurang jika nilai skor akhir 0  - 59.
Adapun untuk memberikan prosentase pada angket tentang penerapan strategi index card match untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa, penulis menggunakan rumus sebagai berikut: P = F/X x 100% dengan keterangan : P : Presentase, F : Frekuensi,  X : Jumlah Siswa. Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria sebagai berikut: kurang baik jika nilai presentasenya 0 – 50, cukup baik jika nilai presentasenya 71 – 70    , baik jika nilai presentasenya 71 -85, dan sangat baik jika nilai presentasenya 86 – 100.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Masalah yang dipaparkan di atas terkait dengan metode yang kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sehingga peserta didik kurang antusias mengikuti proses belajar dan kurangnya bimbingan guru untuk membimbing peserta didik tentang tata cara praktik shalat fardhu , sehingga hasil penilaian praktik sholat fardhu tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan dalam dua siklus:


Siklus 1
Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini yang direncanakan adalah: membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses pembelajaran fiqih tentang praktik sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi . Lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,dan membuat penilaian unjuk kerja.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015 di MI Al Azhar kelas II  dengan jumlah peserta didik 25 orang siswa. Kegiatan pada tahap ini adalah mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah dibuat, yaitu pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran fiqih tentang praktik sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi dan juga pembelajaran ini dilakukan pada kelas besar. Pertama pendiidik memberi salam dan menannyakan kabar peserta didik, kemudian pendidik memberikan ice breaking agar siswa dapat berkonsentrasi saat nanti pelajaran dimulai, pendidik  menjelaskan dengan memperlihatkan gambar tentang gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan, peserta didik  mengamati sambil memperhatikan, pendidik  meminta peserta  menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh satu persatu peserta didik untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan peserta didik yang lain memperhatikan.
Tahap Pengamatan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati kegiatan praktik sholat fardhu  pada mata pelajaran fiqih. Pada tahap pengamatan ini di dapatkan hasil pembelajaran fiqih tentang praktik sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi adalah dari 25 siswa, 9 siswa diantaranya sudah tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan,  sedangkan 6 siswa cukup tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan, 6 siswa kurang tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan, dan 4 lainnya tidak tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan.
Tahap Refleksi
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan RPP yang dibuat oleh peneliti pada siklus pertama ini ada beberapa kejadian penting antara lain: kurangnya pemahaman peserta didik  terhadap materi tatacara shalat sehingga menghambat pelaksanaan praktik, situasi yang kurang kondusif karena pembelajaran pada siklus pertama ini dilakukan pada kelas besar sehingga ruang kelas menjadi ramai dan konsentrasi peserta didik menjadi terpecah.
Siklus II
Tahap Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan pada tanggal  05 Desember 2015 di MI Al Azhar kelas II  dengan jumlah peserta didik 25 orang siswa. Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Akan tetapi, dalam menyusun rencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus kedua peneliti memperhatikan kekurangan yang terjadi pada perbaikan siklus pertama.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus kedua pada dasarnya sama seperti siklus I, hanya saja ada sedikit perbedaan pada pengelolaan kelas dan pembiasaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yakni jika pada siklus pertama pembelajaran dilakukan pada kelas besar maka pada siklus kedua ini pembelajaran akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dan jika pada siklus pertama digunakan gambar sebagai media pada metode demonstrasi maka pada siklus kedua ini pendidik langsung mencontohkan bagaimana tata cara shalat yang baik tanpa menggunakan media agar peserta didik dapat melihat contoh langsung.     Pertama pendiidik memberi salam dan menannyakan kabar peserta didik, kemudian pendidik memberikan ice breaking agar siswa dapat berkonsentrasi saat nanti pelajaran dimulai, pendidik membagi siswa menjadi lima kelompok dimana setiap kelompok mempunyai ketua masing-masing, pendidik menjelaskan tentang tata cara shalat fardhu sambil memperagakan gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan, setiap kelompok mengamati sambil memperhatikan, pendidik  meminta peserta  menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh masing-masing kelompok untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan kelompok yang lain memperhatikan sambil melihat apakah gerakan kelompok yang praktik sudah benar.
Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas seperti pada siklus pertama. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus pertama ada beberapa peserta didik  yang saat melakukan praktik tidak tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan namun pada siklus ke dua hasil yang di dapatkan sudah meningkat yaitu, dari 25 siswa 18 siswa diantaranya sudah tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan,  sedangkan sisanya 7 siswa cukup tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan.
Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus pertama siswa kurang memahami materi tatacara sholat fardhu sehingga menghambat pelaksanaan praktik, keadaan ini berbeda ketika dilaksanakan siklus 2 yang menggunakan metode demonstrasi, siswa mulai memahami materi tata cara shalat fardhu sehingga pelaksanaan praktik shalat fardhu bisa berjalan dengan baik. Kemudian situasi yang kurang kondusif karena pembelajaran pada siklus pertama ini dilakukan pada kelas besar sehingga ruang kelas menjadi ramai dan konsentrasi peserta didik menjadi terpecah, sudah dapat diatasi pada siklus kedua dimana sebelum pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Diagram 1: Hasil Perbandingan Siklus 1 dengan Siklus 2
Keterangan : Pra praktik data yang ada sebelum mengadakan PTK dengan rumus presentase siswa yang sudah tepat melaksanakan praktik shalat fardhu dibagi jumlah siswa dan dikali seratus persen hingga di dapatkan hasil presentase seperti tabel diatas : 5/25 x 100% = 20%, presentase siklus satu ini didapatkan dari hasil pengamatan setelah melakukan siklus satu yakni siswa yang sudah tepat melaksanakan shalat fardhu pada siklus satu dibagi jumlah siswa dan dikali seratus persen hingga di dapatkan hasil presentase seperti tabel diatas : 9/25 x 100% = 36%, sedangkan hasil presentase siklus dua ini didapatkan dari hasil pengamatan setelah melakukan siklus dua yakni siswa yang sudah tepat melaksanakan shalat fardhu pada siklus dua          dibagi jumlah siswa dan dikali seratus persen hingga di dapatkan hasil presentase seperti tabel diatas :18/25 x 100%= 72%.
Penutup
Kesimpulan
                  Setelah dilaksanakannya praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih melalui metode demonstrasi Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan Praktik Shalat Fardhu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan berdasarkan pembahasan serta analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi mempunyai dampak yang positif terhadap peningkatan praktik shalat fardhu. Sehingga siswa dapat mencapai hasil yang diinginkan.
                  Pada siklus pertama didapatkan hasil 36% pada siklus ini kemampuan praktik shalat fardhu siswa meningkat namun peningkatannya masih kurang dari yang peneliti harapkan yaitu diatas 50%. Sehingga diadakan perbaikan pada siklus kedua (revisi kegiatan belajar mengajar). Pada siklus 2, diperoleh hasil praktik shalat fardhu 72% yang telah memenuhi keinginan peneliti. Hal ini membuktikan bahwa setelah diadakan revisi, hasil praktik shalat fardhu siswa menjadi meningkat dan metode demonstrasi untuk meningkatkan praktik shalat fardhu di MI Al Azhar berhasil, dan baik untuk dikembangkan menjadi metode pembelajaran yang efisien.

Saran
                  Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam hal meningkatkan praktik shalat fardhu memang telah teruji secara praktis dilapangan. Oleh karena itu, demi hasil yang optimal dalam penerapan metode demonstrasi, pendidik diharapkan untuk menggunakan metode tersebut.


Daftar Pustaka
Gunarti, Winda, dkk.2010. Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
SM, Ismail.2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  Ibrahim, T,dan,Darsono. 2005. Penerapan Fikih. Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka.

  Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqih. Bogor: Prenada Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar