Peningkatan
Praktik Shalat Fardhu Pada Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Demonstrasi
Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya
Tohiron, S.Pd
Erlinda
Rochmatin
MI Al Azhar
Surabaya
Abstrak: Beberapa persoalan yang
sering muncul pada pembelajaran fiqih adalah tentang tidak fahamnya siswa pada
materi yang diajarkan sehingga mempengaruhi pelaksanaan praktik. Untuk itu guru
harus bisa kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga tujuan yang
diharapkan bisa tercapai secara optimal. Masalah yang ingin dikaji dalam
penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan praktik shalat fardhu pada mata
pelajaran fiqih melalui metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan, tahap refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas II di MI
Al Azhar Surabaya dengan jumlah peserta didik 25 siswa. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan non tes. Dari
analisis didapatkan bahwa siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya kurang dalam praktik
shalat fardhu mata pelajaran fiqih dan setelah diadakan penelitian dengan
menerapkan metode demonstrasi kemampuan praktik shalat fardhu mata pelajaran
fiqih sudah mulai terlihat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode
demonstrasi dapat meningkatkan praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih
pada siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya.
Kata Kunci: Praktik Shalat Fardhu,
Fiqih, Metode Demonstrasi
Pendahuluan
Ibadah shalat merupakan salah satu realisasi dari ketaqwaan seorang
muslim. Shalat dilakukan untuk mengingat Allah. Dengan demikian, fungsi ibadah
shalat tidak hanya vertikal yaitu menyembah dan mengingat Allah, tetapi juga
secara horizontal yaitu mencegah kegiatan keji dan munkar. Kewajiban shalat ini
sangat penting maka perlu dibiasakan dalam diri anak untuk menjalankan ibadah
shalat sejak dini. Jika pendidikan shalat itu ditanamkan kepada anak sejak usia
dini, maka akan terbentuk dalam diri jiwa anak yang kuat, sehingga diharapkan
akan menjadi generasi muslim dan muslimah yang beriman dan bertaqwa.
Hal ini senada dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan
agama islam yakni membentuk siswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada
Allah dan berakhlak mulia. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang dapat
menjalankan ajaran islam secara kaffah sehingga tercermin dalam dirinya
ketinggian akhlak. Untuk dapat dikatakan sebagai hamba yang bertaqwa kepada
Allah SWT selain menguasai ilmu agama juga harus mampu mengamalkan. Keberhasilan
dalam mendidik anak mengenai ibadah shalat, selain dari faktor orang tua, juga
tidak lepas dari faktor lingkungan lain yaitu sekolah.Sesuai dengan fungsi dan
perannya, sekolah merupakan lembaga pendidikan lanjutan dari pendidikan
dikeluarga.
Lembaga ini akan memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa
keagamaan anak. Pengaruh guru disekolah merupakan sesuatu hal yang tidak dapat
dihindari lagi, dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari seorang anak cenderung
meniru apa yang diajarkan atau yang dilihat dari seorang guru.Berdasarkan
pengamatan diketahui bahwa pada siswa kelas II MI Al- Azhar dalam melakukan
gerakan shalat masih banyak sekali kesalahan-kesalahan seperti gerakan ruku’
yang seharusnya tangan memegang lutut tetapi siswa malah memegang kaki bagian
bawah dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam shalat.
Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru masih berupa metode
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sehingga siswa hanya mendengarkan
dan menghafal tanpa mempraktekkan secara langsung. Dengan demikian hasil yang
diperoleh kurang maksimal yaitu mengurutkan gerakan beserta hafalan bacaan
shalat serta melakukan gerakan dengan benar, sehingga peneliti mengambil
tindakan berupa penggunaan metode demonstrasi. Metode ini dalam prakteknya
menirukan menirukan gerakan serta menirukan bacaan secara berulang-ulang,
sehingga siswa mampu melakukan gerakan serta mengurutkan gerakan dengan benar
dan hafal bacaan shalat.
Berdasarkan latar belakang inilah maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Peningkatan Praktik Shalat Fardhu Pada Mata Pelajaran Fiqih
Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya”. Untuk mencapai
hal di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peningkatan
praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih melalui metode demonstrasi
siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya?. Penelitin ini bertujuan untuk mngetahui
penggunaan metode demonstrasi dalam peningkatan praktik shalat fardhu pada mata
pelajaran fiqih siswa kelas II MI Al Azhar Surabaya. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat
Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
bagi semua guru atau tenaga pendidik tentang metode demonstrasi.Manfaat Praktis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di madrasah
ibtidaiyah sebagai sumber belajar dan sebagai alternatif pemecahan masalah
pembelajaran fiqih praktik shalat fardhu.
Kerangka Teoritik
Shalat menurut bahasa artinya berdoa, sedang sedang menurut istilah adalah suatu bentuk ibadah yang terdiri dari
perbuatan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam(Amir Syarifuddin, 2003: 13).Karenanya shalat itu merupakan mirajnya
orang-orang Islam. Dengan menunaikan sholat berarti mereka melakukan miraj,
langsung berkomunikasi dan menghadap sujud keharibaan Allah SWT. Sedang fungsi
dan peranan shalat bagi orang Islam dalam kehidupan sehari-hari telah
diungkapkan Allah dalam Al Qur’an surah Al Ankabut 45:
اتْلُ مَا أُوحِيَ
إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ (٤٥
Artinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyuhkan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an ), dan
dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbutan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
keutamaannya dari ibadah yang lain. Dan Allah mengetahu apa yang kamu kerjakan.”
Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib. Penulis
memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan
untuk melaksanakan ibadah shalatShalat
fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan(Muhammad
Hasbi Ash Shiddieqy, 2000: 1).Sholat Dhuhur yaitu sholat yang
dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak
lurus) + pukul 12:00 siang, sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4
(empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore
atau sebatas pandangan mata).
Sholat Maghrib
yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu
kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah matahari terbenam (+
pukul 18:00), sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at
dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan
menjelang malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar), Sholat Subuh yaitu
sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam. Adapaun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10).
Tata Cara Shalat
Berdiri Tegak Sempurna dan Menghadap
Kiblat.
Setiap muslim yang mampu berdiri
wajib melakukannya, bagi yang tidak mampu misalnya sakit, atau sudah tua boleh
melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri pandangan mata
diarahkan ke tempat sujud.
Berniat dan Takbiratulihram
Setelah shalat dimulai, terlebih
dahulu kita berniat. Niat shalat boleh dibaca dalam hati, boleh juga
dilafalkan. Pada saat itulah di dalam hati harus berniat untuk melakukan shalat
karena Allah. Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan
telapak tangan terbuka sambil mengucapkan “Allahu Akbar”.
Berdiri Sempurna Tangan Bersedekap
Setelah mengucapkan takbir, kedua
tangan bersedekap. Kedua telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar.
Telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak kiri.
Ruku’
Gerakan ruku’ diawali dengan
mengangkat tangan (sebagaimana takbiratulihram sambil membaca “Allahu Akbar”).
Kemudian membungkukkan badan. Pada saat itu posisi punggung dan kepala rata.
Kedua tangan memegang lutut dan ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud
sambil membaca doa ruku’.
I’tidal
Gerakan i’tidal adalah gerakan
yang dilakukan setelah uku’. Pada saat i’tidal kedua tangan diangkat sambil
membaca “sami’allahuliman hamidah”, kedua tangan diturunkan kembali dan
diletakkan disamping badan. Pada saat tangan disamping badan dilanjutkan dengan
membaca bacaan i’tidal.
Sujud
Gerakan sujud adalah menempatkan
wajah ke tempat sujud sambil membaca takbir. Pada saat sujud posisi dahi,
hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki
diletakkan ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke kiblat
sambil membaca doa sujud.
Duduk Diantara Dua Sujud
Gerakan duduk antara dua sujud
(duduk iftirosy) adalah duduk dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan
telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan
ujung jari kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua lutut
sambil membaca doa duduk diantara dua sujud.
Duduk Tasyahud Awal
Duduk tasyahud awal juga disebut
duduk iftirasy. Posisi duduk iftirasy sama seperti duduk diantara dua sujud,
dan ditambah telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali untuk
shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat kedua langsung duduk
tasyahud akhir.
Duduk Tasyahud Akhir
Duduk tasyahud akhir juga dsebut
duduk tawaruk. Tawaruk dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri
dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak dengan
jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan disunnahkan menunjuk ke arah
kiblat.
Salam
Setelah semua gerakan dan bacaan
shalat di atas, ditutup dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh
tetap dalam keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan “hukumnya
wajib”, lalu menoleh ke kiri “hukumnya sunnah”(Muhammad Tholhah Hasan, 2005:
157).
Pengertian Fiqih
Kata Fiqih secara
arti kata berarti “paham yang mendalam”. Tetapi fiqih yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas II MI Al
Azhar Surabaya. Adapun ruang lingkup fiqih bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam dalam mengatur
dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT. Dari keterangan di
atas, dapat disimpulkan bahwa belajar fiqih materi shalat dalam penelitian ini
adalah hasil pengalaman shalat yang dicapai oleh siswa yang digambarkan dalam
nilai mata pelajaran fiqih.
Pengertian Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan
pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan
meniru pekerjaan yang didemonstrasikan (Winda Gunarti, 2010: 93).Didalam
kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh
anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu
penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan atau
gerakan. Contohnya dalam gerakan shalat (Ismail SM, 2003: 18).
Melalui
kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui
penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan
baik-baik semua keterangan guru sehingga anak lebih paham tentang mengerjakan
sesuatu. Manfaat
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai
berikut: perhatian anak lebih dapat dipusatkan, proses belajar anak lebih
terarah pada materi yang sedang dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil
lebih melekat dalam diri anak.
Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan satu wahana
untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang
diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan
terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui
penglihatan dan pendengaran(T Ibrahim dan Darsono, 2005: 71).
Kelebihan Metode Demonstrasi
Membantu
siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda atau
peristiwa, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, perhatian anak dapat
lebih terpusatkan, anak dapat
ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen, mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
sekiranya anak hendak mencoba sendiri, dan beberapa persoalan yang belum
dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu proses ditunjukkan sehingga
terjawab dengan jelas(Winda Gunarti, 2010: 97).
Kelemahan
Metode Demonstrasi
Anak didik terkadang sukar melihat
dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak
dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil. Sehingga metode demonstrasi
hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan
sistem klasikal, tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan, sukar
dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan, dan apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada
kemungkinan anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena
tidak menjadikan pengalaman belajar.
Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Pendidik menjelaskan dengan memperlihatkan gambar
tentang gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan, pendidik memperagakan gerakan apa yang harus dilakukan,
dan peserta didik mengamati sambil
memperhatikan, pendidik meminta peserta menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru
secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh satu persatu peserta didik
untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan peserta didik
yang lain memperhatikan.
Penerapan
Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih
Ada beberapa
metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat
membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran dan membantu siswa untuk
mudah menerima materi pembelajaran. Metode demonstrasi dalam mata pelajaran
fiqih, dalam pokok bahasan shalat fardhu mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut: perencanaan
atau persiapan yang meliputi (penentuan tujuan demonstrasi, penentuan langkah-
langkah pokok demonstrasi, dan persiapan alat dan bahan yang diperlukan),
pelaksanana demonstrasi, tindak lanjut demonstrasi (seperti guru hendaknya
memberi tugas kepada siswa).
Metodologi Penelitian
Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model kolaborasi, karena dilakukan untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang melibatkan beberapa pihak seperti
guru pembimbing mata pelajaran dan peneliti yang secara bersama melakukan
penelitian.
Lokasi Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Al Azhar Surabaya yang beralamat Dukuh
Setro VII kelas II yang lingkungan fisik dan sosial termasuk lingkungan
masyarakat menengah kebawah dengan komposisi kelas berjumlah 25 peserta didik
yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan
dengan kemampuan akademik yang sedang.
Desain Penelitian
Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc
Taggart, yang terdiri dari dua siklus dan ditiap-tiap siklus terdiri dari
pertama tahap perencanaan, kedua tahap
pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan keempat tahap refleksi
Gambar
1 Proses penelitian indakan kelas model Kemmis & Mc Taggart
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: pertama
RPP, kedua Validasi RPP, ketiga Instrumen Soal, dan keempat Validasi Instrumen
Soal.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, meliputi:
observasi, wawancara, non tes. Teknik yang pertama yaitu observasi dilakukan
untuk mengumpulkan data memperoleh informasi tentang hasil
praktik langsung sholat fardhu pada siswa kelas II MI Al
Azhar sebelum dan sesudah penerapan metode demonstrasi. Selanjutnya wawancara untuk memperoleh
data tentang kesulitan yang dihadapi guru saat proses belajar mengajar, ketiga
adalah non tes yang berupa unjuk kerja setelah guru menerapkan metode
demonstrasi.
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian tindakan
kelas ini, adalah: pertama lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , kedua
lembar validasi soal, dan ketiga rubik unjuk kerja.
Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan langkah yang
sangat penting, sebab dari hasil ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang diajukan peneliti. Untuk menganalisis data-data tentang penerapan metode demonstrasi
yang dilakukan dengan cara unjuk kerja kepada
siswa digunakan rumus sebagai berikut:
|
X 100 100 100
|
Skor
Maksimal
Dengan
menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria sebagai berikut: sangat baik
jika nilai skor akhir 90- 100, baik jika nilai skor akhir 80- 89, cukup jika nilai skor akhir 70- 79, kurang jika nilai skor akhir 60- 69,sangat kurang
jika nilai skor akhir 0 - 59.
Adapun untuk memberikan
prosentase pada angket tentang penerapan strategi index card match
untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa, penulis menggunakan
rumus sebagai berikut: P = F/X x 100% dengan keterangan : P : Presentase, F
: Frekuensi, X
: Jumlah Siswa. Dengan menggunakan rumus di atas, penulis
menggunakan kriteria sebagai berikut: kurang baik jika nilai presentasenya 0 – 50, cukup baik jika nilai
presentasenya 71 – 70 , baik jika nilai presentasenya 71 -85, dan
sangat baik jika nilai presentasenya 86 – 100.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Masalah yang dipaparkan di atas terkait dengan metode yang kurang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sehingga peserta didik kurang
antusias mengikuti proses belajar dan kurangnya bimbingan guru untuk membimbing
peserta didik tentang tata cara praktik shalat fardhu , sehingga hasil
penilaian praktik sholat fardhu tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun
hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
penelitian ini, pembelajaran dilakukan dalam dua siklus:
Siklus 1
Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini yang direncanakan adalah: membuat
lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses pembelajaran fiqih tentang
praktik sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi . Lembar observasi
tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,dan membuat penilaian
unjuk kerja.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada
tanggal 28 November 2015 di MI Al Azhar kelas II dengan jumlah peserta didik 25 orang siswa. Kegiatan
pada tahap ini adalah mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah
dibuat, yaitu pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran fiqih tentang praktik
sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi dan juga pembelajaran ini
dilakukan pada kelas besar. Pertama pendiidik memberi salam dan menannyakan
kabar peserta didik, kemudian pendidik memberikan ice breaking agar siswa dapat
berkonsentrasi saat nanti pelajaran dimulai, pendidik menjelaskan dengan memperlihatkan gambar
tentang gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan, peserta didik mengamati sambil memperhatikan, pendidik meminta peserta menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru
secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh satu persatu peserta didik
untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan peserta didik
yang lain memperhatikan.
Tahap Pengamatan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati kegiatan praktik
sholat fardhu pada mata pelajaran fiqih.
Pada tahap pengamatan ini di dapatkan hasil pembelajaran fiqih tentang praktik
sholat fardhu dengan menerapkan metode demonstrasi adalah dari 25 siswa, 9
siswa diantaranya sudah tepat dalam urutan shalat fardhu,
serta keserasian gerakan dan bacaan,
sedangkan 6 siswa cukup tepat dalam
urutan
shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan, 6 siswa kurang tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian
gerakan dan bacaan, dan 4 lainnya tidak tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian
gerakan dan bacaan.
Tahap Refleksi
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan RPP yang
dibuat oleh peneliti pada siklus pertama ini ada beberapa kejadian penting
antara lain: kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi tatacara shalat sehingga
menghambat pelaksanaan praktik, situasi yang kurang kondusif karena
pembelajaran pada siklus pertama ini dilakukan pada kelas besar sehingga ruang
kelas menjadi ramai dan konsentrasi peserta didik menjadi terpecah.
Siklus II
Tahap Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan pada
tanggal 05 Desember 2015 di MI Al Azhar kelas
II dengan jumlah peserta didik 25 orang
siswa. Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama. Akan tetapi, dalam menyusun rencanaan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) siklus kedua peneliti memperhatikan kekurangan yang terjadi pada
perbaikan siklus pertama.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus kedua pada dasarnya sama seperti
siklus I, hanya saja ada sedikit perbedaan pada pengelolaan kelas dan
pembiasaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yakni jika pada siklus
pertama pembelajaran dilakukan pada kelas besar maka pada siklus kedua ini
pembelajaran akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dan jika pada siklus
pertama digunakan gambar sebagai media pada metode demonstrasi maka pada siklus
kedua ini pendidik langsung mencontohkan bagaimana tata cara shalat yang baik
tanpa menggunakan media agar peserta didik dapat melihat contoh langsung. Pertama pendiidik memberi salam dan
menannyakan kabar peserta didik, kemudian pendidik memberikan ice breaking agar
siswa dapat berkonsentrasi saat nanti pelajaran dimulai, pendidik
membagi siswa menjadi lima kelompok dimana setiap kelompok mempunyai ketua
masing-masing, pendidik menjelaskan tentang tata cara shalat fardhu sambil
memperagakan gerakan-gerakan shalat yang akan dilakukan, setiap kelompok
mengamati sambil memperhatikan, pendidik meminta peserta menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru
secara bersama-sama oleh pendidik, pendidik menyuruh masing-masing kelompok
untuk menirukan gerakan yang telah dilakukan oleh pendidik, dan kelompok yang
lain memperhatikan sambil melihat apakah gerakan kelompok yang praktik sudah
benar.
Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
seperti pada siklus pertama. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada
siklus pertama ada beberapa peserta didik
yang saat melakukan praktik tidak tepat dalam urutan
shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan namun pada siklus ke dua
hasil yang di dapatkan sudah meningkat yaitu, dari 25 siswa 18 siswa diantaranya sudah tepat dalam urutan
shalat fardhu, serta keserasian gerakan dan bacaan, sedangkan sisanya 7 siswa cukup tepat dalam urutan shalat fardhu, serta keserasian
gerakan dan bacaan.
Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus pertama siswa
kurang memahami materi tatacara sholat fardhu sehingga menghambat pelaksanaan
praktik, keadaan ini berbeda ketika dilaksanakan siklus 2 yang menggunakan
metode demonstrasi, siswa mulai memahami materi tata cara shalat fardhu
sehingga pelaksanaan praktik shalat fardhu bisa berjalan dengan baik. Kemudian situasi
yang kurang kondusif karena pembelajaran pada siklus pertama ini dilakukan pada
kelas besar sehingga ruang kelas menjadi ramai dan konsentrasi peserta didik
menjadi terpecah, sudah dapat diatasi pada siklus kedua dimana sebelum
pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Diagram 1:
Hasil Perbandingan Siklus 1 dengan Siklus 2
Keterangan : Pra praktik data yang ada sebelum mengadakan PTK dengan
rumus presentase siswa yang sudah tepat melaksanakan praktik shalat fardhu
dibagi jumlah siswa dan dikali seratus persen hingga di dapatkan hasil
presentase seperti tabel diatas : 5/25 x 100% = 20%, presentase siklus satu ini
didapatkan dari hasil pengamatan setelah melakukan siklus satu yakni siswa yang
sudah tepat melaksanakan shalat fardhu pada siklus satu dibagi jumlah siswa dan dikali seratus persen hingga di dapatkan
hasil presentase seperti tabel diatas : 9/25 x 100% = 36%, sedangkan hasil
presentase siklus dua ini didapatkan dari hasil pengamatan setelah melakukan
siklus dua yakni siswa yang sudah tepat melaksanakan shalat fardhu pada siklus dua
dibagi jumlah siswa dan dikali
seratus persen hingga di dapatkan hasil presentase seperti tabel diatas :18/25
x 100%= 72%.
Penutup
Kesimpulan
Setelah
dilaksanakannya praktik shalat fardhu pada mata pelajaran fiqih melalui metode
demonstrasi Siswa Kelas II MI Al Azhar Surabaya, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan Praktik Shalat Fardhu. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan berdasarkan
pembahasan serta analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode demonstrasi mempunyai dampak yang positif terhadap peningkatan praktik
shalat fardhu. Sehingga siswa dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Pada siklus
pertama didapatkan hasil 36% pada siklus ini kemampuan praktik shalat fardhu
siswa meningkat namun peningkatannya masih kurang dari yang peneliti harapkan
yaitu diatas 50%. Sehingga diadakan perbaikan pada siklus kedua (revisi
kegiatan belajar mengajar). Pada siklus 2, diperoleh hasil praktik shalat
fardhu 72% yang telah memenuhi keinginan peneliti. Hal ini membuktikan bahwa
setelah diadakan revisi, hasil praktik shalat fardhu siswa menjadi meningkat
dan metode demonstrasi untuk meningkatkan praktik shalat fardhu di MI Al Azhar
berhasil, dan baik untuk dikembangkan menjadi metode pembelajaran yang efisien.
Saran
Efektifitas
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam hal meningkatkan
praktik shalat fardhu memang telah teruji secara praktis dilapangan. Oleh
karena itu, demi hasil yang optimal dalam penerapan metode demonstrasi, pendidik
diharapkan untuk menggunakan metode tersebut.
Daftar Pustaka
Gunarti, Winda, dkk.2010. Metode
Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
SM,
Ismail.2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibrahim, T,dan,Darsono. 2005. Penerapan
Fikih. Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar
Fiqih. Bogor: Prenada Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar